Friday, 27 April 2018

Exposição forex dan manajemen risiko


zarabotokvinternet. ru.


Menspesifikasikan prinsip design untuk sebuah pendekatan global untuk mengelola transferência dana internasional. Ada banyak fitur dalam plataforma perdagangan Forex yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung manajemen risiko. Perusahaan memperoleh suatu kepastian melalui hedging. Dan pada posisi ini, permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi lebih rendah karena mereka sibuk mengalokasikannya ke dalam bentuk carteira perbankan deposito dan tabungan. Pengendalian risiko dan tanggung jawab manajemen operasional atas posisi yang dikelola hingga jatuh waktu livro bancário harus ditetapkan dalam organisasi bank. Masukkan risijo atau pertanyaan xan.


Eksposur valuta asing timbul karena kurs valuta como selalu berubah. Ditinjau dari dampaknya, terdapat 3 macam eksposur valuta asing, yaitu eksposur transaksi, eksposur operasi, dan eksposur akuntansi. Exposição adalah tingkat dimana perusahaan dipengaruhi oleh kurs Faisal, Seberapa jauh suatu perusahaan dipengaruhi oleh perubahan kurs valas secara umum disebut eksposur Kuncoro:: Sementara, menurut Levi: eksposur merupakan gambaran dari tingkat atau derajat perubahan nilai suatu objek dalam mata uang asal karena perubahan kurs.


Eksposur berhubungan dengan nilai mata uang domestik riil, yang terdapat pada aset dan kewajiban, atau pada pendapatan operasi perusahaan sehingga nilai asset dan kewajiban ditentukan pada suatu saat tertentu, dan nilai pendapatan operasi dihitung selama periode waktu tertentu. Perubahan kurs yang lebih besar atau lebih kecil dari yang diharapkan yang akan menimbulkan keuntungan atau kerugian atas aset, kewajiban, atau pendapatan operasi.


Menurut Faisal: exposição bahwa memiliki tiga bentuk, yaitu :. Eksposur transaksi akan mempengaruhi aliran kas jangka pendek perusahaan. Fluktuasi nilai transaksi kas di masa yang akan datang karena perubahan kurs valuta asing akan memberikan eksposur transaksi bagi perusahaan. Eksposur transaksi antara lain disebabkan oleh beberapa hal: Eksposur transaksi terdiri dari beberapa tahapan, yaitu eksposur kuotasi, eksposur pra pemenuhan pesanan dan eksposur penagihan.


Eksposur transaksi pertama kali timbul saat penjual menyatakan harga dalam mata uang como dany menyampaikannya kepada calon pembeli, baik secara verbal atau tertulis. Pada saat pembeli memesan barang atau jasa, eksposur potensial berubah menjadi eksposur transaksi aktual. Eksposur transaksi berakhir saat pembayaran diterima penjual. Manajemen Eksposur Transaksi Melalui Kontrak Hedging Valuta Asing Eksposur transaksi dapat dikelola dengan melakukan kontrak hedging valuta asing atau menempuh strategi operasi tertentu.


Selain itu upaya hedging juga dapat ditempuh dengan mengadakan kesepakatan swap. Jenis swap ini melibatkan dua pihak di negara yang berbeda, yang sepakat untuk saling meminjam sejumlah dana dalam mata uang kedua negara, selama periode waktu tertentu. Pada akhir periode waktu yang disepakati, masing - masing pihak mengembalikan dana yang dipinjam. Biasanya, dua perusahaan sepakat untuk mempertukarkan sejumlah dana dalam mata uang yang berbeda, yang ekuivalen nilainya, selama waktu tertentu.


Jika sebuah perusahaan memiliki utang dalam mata uang kuat dunia, dimana kemungkinan mata uang tersebut untuk berapresiasi terhadap mata uang domestik cukup besar, maka akan lebih aman kalau perusahaan membayar lebih awal hutangnya. Kalau perusahaan berhutang dalam mata uang lemah dunia, yang cenderung terdepresiasi terhadap mata uang domestik, maka akan lebih menguntungkan kalau perusahaan memperlambat pembayaran utangnya. Liderando atrasado antar perusahaan-perusahaan independen dapat dilakukan jika perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam transaksi bersedia mengikuti usulan mitranya.


Untuk kesediaannya itu, biasanya ada semacam kontraprestasi yang diperoleh. Leads Dan Lags Antar Perusahaan-Perusahaan dalam Satu Induk Strategi lidera Dan Lags lebih mudah diterapkan antar perusahaan dalam satu induk, karena memiliki tujuan yang sama. Transaksi antar perusahaan dalam satu induk dapat berupa transaksi operasi atau transaksi keuangan. Strategi lidera os atrasos de terkadang juga sulit diterapkan dlam perusahaan multinasional. Beberapa penyebabnya antara lain karena setiap anak perusahaan dianggap sebagai perusahaan independente dan karena porsi kepemilikan induk perusahaan terhadap perusahaan afiliasi tidak besar.


Karena semua transaksi dipusatkan di satu tempat, volume transaksi akan sangat besar sekali. Kesepakatan ini akan ditambahkan dalam kontrak kerja sama. MENGUKUR DAN MENGELOLA EXPOSIÇÃO EKONOMI Exposição ekonomi mewakili setiap dampak dari fluktuasi nilai tukar atas arus kas di masa depan sebuah perusahaan. Arus kas korporasi dapat dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar dengan cara - cara yang tidak langsung berkaitan dengan transaksi - transaksi valuta asing.


Jadi perusahaan tidak bisa hanya berfokus pada hedging hutang atau piutang valas mereka, tetapi juga harus berusaha menentukan bagaimana arus kas mereka secara keseluruhan akan dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar di masa depan. Untuk menilai exposure ekonomi dapat dilakukan dengan cara memisahkan beban operasi ke dalam beban operasi tetap dan beban operasi variável. Nilai dari beban operasi tetap dapat ditentukan sesuai dengan sejarah laporan perusahaan, sedangkan beban operasi variável de tentukan oleh tingkat penjualan perusahaan.


Laba sebelum bunga dan pajak dihitung dengan mengurangi laba kotor dengan beban operasi total. Bunga yang terhutang pada banco-banco de Negara yang tidak sensível terhadap pergerakan nilai tukar. Namun, jumlah yang akan di butuhkan untuk membayar bunga untuk kredit yang di ambil di Negara yang sensível terhadap pergerakan nilai tukar tergantug pada cenário nilai tukar yang terjadi. Laba sebelum pajak adalah laba sebelum bunga dan pajak di kurangi dengan total beban bunga.


Kebijakan untuk menaikkan penjualan di Negara yang sensível terhadap nilai tukar atau mengurangi pemakaian bahan baku dari Negara yang sensível terhadap nilai tukar akan menghasilkan dampak yang lebih seimbang. MENGUKUR DAN MENGELOLA EXPOSURE AKUNTANSI Eksposur akuntansi disebut juga eksposur translasi yaitu tidak menimbulkan perubahan pada aliran kas riil perusahaan.


Eksposur ini timbul pada saat sebuah MNC membuat laporan keuangan konsolidasi dari seluruh anak perusahaannya yang tersebar di berbagai negara. Perusahaan transnasional yang tidak peduli dengan eksposur akuntansi umumnya berpendapat bahwa pendapatan yang diperoleh oleh cabang-cabang perusahaan tidak perlu dikonversi dalam mata uang perusahaan induknya. Ini diakibatkan karena mereka tidak yakin eksposur akuntansi relevan. Besar kecilnya eksposur akuntansi tergantung dari: Ini diakibatkan karena pos-pos laporan keuangan di setiap cabang biasanya dinyatakan dalam mata uang local di Negara tersebut.


Setiap Negara umumnya mempunyai standar akuntansi yang sudah bakuyang amat bervariasi antar Negara. Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holística atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri. Untuk mencapai hal ini, laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang como disajikan ulang dengan mata uang pelaporan induk perusahaan.


Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut sebagai translasi. Kebanyakan masalah yang berkaitan dengan translasi mata uang berasal dari fakta bahwa nilai relativo mata uang como jarang sekali ditetapkan. Kurs nilai tukar variável, yang digabungkan dengan berbagai macam metodo translasi yang dapat digunakan dan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi, membuat perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu perusahaan yang sama dari satu exposição forex danelaj risiko ke periode lain sulit dilakukan.


Keadaan ini merupakan tantangan tersendiri bagi perusahaan multinasional untuk menyediakan pengungkapan informasi hasil operasi dan posisi keuangan. Alasan tambahan untuk translasi mata uang como adalah untuk mencatat transaksi mata uang asing, mengukur risiko suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang dan berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan dari luar negeri.


Untuk keperluan akuntansi, suatu aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi resiko mata uang jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk perusahaan pelaporan juga berubah. Pengukuran resiko ini akan berbeda-beda tergantung dari metodo translasi yang dipilih untuk digunakan oleh perusahaan. Jadi eksposur ini berhubungan dengan transaksi-transaksi yang sudah ada, tetapi belum jatuh tempo.


Eksposur operasi disebut juga eksposur ekonomis, eksposur kompetatif atau eksposur strategis yaitu mengukur perubahan nilai sekarang perusahaan yang disebabkan oleh adanya perubahan pada aliran kas operasi di masa yang akan datang, karena terjadi perubahan yang tak terantisipasi pada kurs valuta asing. Eksposur transaksi dan eksposur operasi berhubungan dengan perubahan pada aliran kas perusahaan. Perbedaannya adalah dampak eksposur transaksi memiliki jangkauan waktu yang lebih pendek, karena hanya melibatkan transaksi-transaksi yang belum jatuh tempo.


Sebaliknya, eksposur transaksi mengukur kemungkinan penyimpangan aliran kas dari yang diharapkan, baik aliran kas jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Eksposur akuntansi disebut juga eksposur translasi yaitu tidak menimbulkan perubahan pada aliran kas riil perusahaan. Perusahaan Multinasional memiliki karakter yang unik: kemampuan untuk memperoleh dana dan keuntungan diantara berbagai unidade de macam melalui mekanisme perpindahan keuangan internal. Tujuan dari mengelola sistem keuangan multinasional adalah untuk menganalisa keuntungan, biaya, dan hambatan yang dikumpulkan dengan sistem keuangan multinasional.


Analisa ini termasuk:. Keterkaitan Internasional Negara-negara dihubungkan melalui: NILAI MATA UANG DAN PENENTUAN NILAI MATA UANG DAN VALAS Mata uang suatu negara mengalami penurunan nilai terhadap mata uang negara lain, seperti memerlukan Rp. Bila mata uang suatu negara mengalami peningkatan nilai terhadap mata uang negara lain seperti: memerlukan Rp. Disisi lain orang Amerika Serikat melihat barang buatan Indonésia mahal, importar turun, permintaan Rp untuk bayar turun.


Tingkat bunga deposito secara teoritis mencerminkan tingkat keuntungan riil ditambah tingkat keuntungan premi resiko. Premi resiko adalah tingkat keuntungan untuk menutup resiko sepeerti resiko inflasi, resiko likuiditas dan resiko lainnya. Apabila passar berpengharapan inflasi akan tinggi dimasa datang, maka pemilik modal akan membelanjakan uangnya baik untuk barang durável tahan lama yang diperkirakan akan mengalami kenaikan harga atau ditukarkan dalam bentuk mata uang lain yang nilainya stabil.


Reputasi bank sentral dipandang sebagai salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap stabilitas nilai rupiah. Apakah kebijaksanaannya gigih mengendalikan inflasi atau justru sebaliknya lebih longgar. Jika ekonomi dilonggarkan, maka tingkat bunga akan diturunkan dengan harapan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan pengangguran dan bila ekspansif, maka ancaman inflasi akan datang dan berarti menurunkan nilai mata uang.


Banco jd forex sebagai pengendali pembayaran pemerintah perlu melakukan intervensi melalui mekanisme tingkat bunga dan operaba pasar. Merupakan seperangkat kebijakan, institusi, praktek, peraturan dan mekanisme yang menentukan tingkat dimana suatu mata uang ditukarkan dengan mata uang lain Shapiro, hal. Nilai Tukar Mata Uang: Nilai suatu mata uang dalam satuan mata uang negara lain Nilai mata uang ditentukan oleh Demand dan Supply di pasar valuta como Poder de compra Paridade PPP: - Daya beli dari suatu mata uang.


Sistem Moneter Internasional Menentukan bagaimana nilai tukar ditentukan. Sistema Ada 3: 1. Nilai Tukar Tetap Taxa de Câmbio Fixa 2. Nilai Tukar Mengambang yang Terkendali Taxa de Câmbio Gerenciada. Ada 3 mekanisme Penentuan Nilai Tukar, yaitu: Adalah sistem dimana nilai mata uang suatu negara ditentukan tetap terhadap mata uang negara lain. Sistem ini memaksa pemerintah untuk menyesuaikan nilai tukarnya jika lagi mencerminkan nilai yang wajar dengan cara: Penggunaan sistem nilai tukar tetap ini seringkali mengakibatkan negara terpaksa harus meminjam dalam jumlah besar, tetapi pinjaman itu sifatnya sementara dan jumlahnya juga exposição forex daniel manajemen.


Cara ini mungkin lebih baik dari pada harus mendevaluasi rupiah. Tetapi ini menjadi dilema kaena kita juga masih membutuhkan investasi asing dalam jumlah besar dan dg keringan pembebasan pajak, ágar investidor tertarik tentunya. Pengawasan itu dilakukan dengn memonoitor arus keluar masuknya dana selama tarnsaksi itu berkaitan dengan ekspor dan import hal itu tidak akan bahaya. Dan ini tidak boleh terlalu ketat karena bila tidak baik eksportir maupun importir akan menahan dananya diluar negeri.


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurs Perubahan dalam citarasa masyarakat Perubahan harga barang ekspor dan impor Inflasi Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi Pertumbuhan ekonomi. Sistem nilai tukar tetap pernah berlaku di Indonesia. Sedangkan nilai tukar Indonésia terhadap negara lainnya ditetapkan berdasarkan nilai tukar dólar terhadap negara tersebut sesuai dengan yang berlaku di pasar valuta em Jakarta dan internasional. Dalam periode penetapan kurs tetap tersebut, Indonésia juga menetapakan peraturan sistim kontrol devisa yang ketat.


Dalam sistim ini, tidak ada pembatasan kepemilikan, penjualan, maupun pembelian valas namun para eksportir wajib menjual devisanya kepada bak sentral. Sebagai dampak dari penetapan kurs tetap tersebut maka Banco Indonésia harus mampu memenuhi kebutuhan passando valas bagi banco komersial maupun masyarakat. Dalam perjalanannya, Indonésia juga sempat mendevaluasi kurs tetapnya sebagai dampak dari sobrevalorizado e jaly di biarkan akan mengancam aktivitas ekspor-impor.


Pada tanggal 17 de abril Indonésia merubah kurs tetapnya dari posisi semula sebesar Rp. Kurs Mengambang Terkendali Managed Floating Exchange Rate. Penetapan kurs ini tidak sepenuhnya terjadi dari aktivitas pasar valuta. Dalam entra no campo de batalha e joga o pântano. Jadi dalam pasar valuta ini tidak murni berasal dari pena em permintaan uang. Kurs mengambang terkendali Disebut juga dengan kurs distabilkan. Kurs bebas seperti yang telah disbutkan di atas sering menimbulkan ketidaktentuan kurs valuta asing, sehingga negara diharapkan dapat menerapkan pengendalian atau penstabilan kurs pada batas yang wajar.


Pada dasarnya dalam sistem mengambang terkendali, nilai tukar ditentukan olek kekuatan pasar, sehingga bebas bergerak naik maupun turun. Namun supaya tidak terjadi gejolak yang terlalu dahsyat, yang kriterianya ditentukan oleh Bank Sentral, pemerintah dapat campur tangan sampai batas-batas tertentu. Bentuk-bentuk intervensi pemerintah dapat berupa :. Terjadi jika campur tangan pemerintah tidak langsung, yaitu dengan pengaturan tingkat bunga. Terjadi jika campur tangan pemerintah secara langsung, yaitu dengan menjual atau membeli valuta asing.


Pada sistem ini nilai tukar Rupiah diambangkan terhadap sekeranjang mata uang cesta moedas negara-negara mitra dagang utama Indonésia. Dengan sistem tersebut, Bank Indonesia menetapkan kurs indikasi dan membiarkan kurs bergerak di pasar dengan spread tertentu. Untuk menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah, maka Bank Indonésia melakukan intervensi bila kurs bergejolak melebihi batas atas atau batas bawah espalhar Teguh Triyono, Pada saat sistem nilai tukar mengambang terkendali diterapkan di Indonésia, nilai tukar Rupiah dari tahun ke tahunnya terus mengalami depresiasi terhadap Dólar dos EUA.


Dengan perkataan lain, nilai tukar Rupiah terhadap Dólar dos EUA cenderung tidak pasti. Kurs Mengambang Bebas Free Floating Rate. Kurs mengambang bebas merupakan suatu sistem ekonomi yang ditujukan bagi suatu negara yang sistem perekonomiannya sudah mapan. Sistim nilai tukar ini akan menyerahkan seluruhnya kepada passar untuk mencapai kondisi equilíbrio yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal.


Jadi dalam sistem nilai tukar ini hampir tidak ada campur tangan pemerintah. Indonésia mulai menerapkan sistem nilai tukar mengambang bebas pada periode hingga sekarang. Sejak pertengahan JuliRupiah mengalami tekanan yang mengakibatkan semakin melemahnya nilai Rupiah terhadap Dólar dos EUA. Tekanan tersebut Diakibatkan oleh Adanya currency turmoil yang melanda Tailândia dan menyebar ke negara-negara ASEAN termasuk Indonésia.


Untuk mengatasi tekanan tersebut, Banco da Indonésia melakukan intervensi baik melalui taxa de câmbio da taxa kurs langsung maupun taxa de câmbio à frente kurs berjangka dan untuk sementara dapat menstabilkan nilai tukar Rupiah. Namun untuk selanjutnya tekanan terhadap depresiasi Rupiah semakin meningkat. Oleh karena itu dalam rangka mengamankan cadangan devisa yang terus berkurang, pada tanggal 14 AgustusBank Indonésia memutuskan untuk menghapus rentang intervensi sehingga nilai tukar Rupiah dibiarkan mengikuti mekanisme pasar.


Dalam pasar valuta asingpergangan internasional baik dalam bentuk barang atau jasa menjadi dasar yang utama dalam pasar valuta asing, sehingga perubahan harga dalam negeri yang relativo terhadap hargau negeri dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi pergerakan kurs valuta asing. Misalnya, jika Amerika sebagai mitra dagang Indonésia mengalami tingkat inflasi yang cukup tinggi maka harga barang Amerika.


Menghitung Nilai Tukar Valuta Asing Berdasarkan Kurs yang Berlaku. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak, maka nilai uang akan turun dan sebaliknya. Valuta Asing Foreign Exchanges: Penentuan Nilai Kurs Valuta Asing, bisa melalui: - Mekanisme pasar bebas kurs bebasditentukan oleh permintaan dan penawaran pada mata uang tertentu, - Ditetapkan oleh pemerintah, dinamakan kurs tetap atau kurs resmi, - Apabila Kurs ditetapkan oleh pemerintah, maka pemerintah harus memiliki cadangan valuta asing yang tinggi, - Dengan sistem kurs tetap akan terbentuk passando gelap mercado negro valuta como akibat terjadinya sobre valor atau subvalorável.


Implementasi penerimaan kas uang yang ada pada perusahaan atau banco kas yang setiap saat dibutuhkan dalam perputarannya, sehingga dana yang dalam kas dalam membiayai kegiatan operasional, tidak hanya penyajiannya dalam laporan neraca dan laporan rugi laba, melainkan juga dalam hal penyelenggaraan pencatatan selama periode akuntansi yang sedang berjalan. Harnanto, Pokok-Pokok Contabilidade intermediária,: 21 menyatakan bahwa dalam penyajian laporan keuangan perusahaan harus menampakkan lebih jelas terhadap dana yang pada aktiva lancar.


Berdasarkan hal tersebut untuk menampung atau mengakomodasi transaksi-transaksi yang berhubungan dengan kas dalam perusahaan, maka pihak manajemen perusahaan menyelenggarakan rekening-rekening pembukuan, yang terdiri dari: Pada dasarnya setiap penanaman investasi mengandung dua macam aliran kas. Bambang Riyanto: 98 aliran kas terdiri dari: Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa yang dianggap sebagai aliran kas keluar adalah sejumlah dana yang dikeluarkan untuk keperluan investasi, sedangkan aliran kas masuk secara netto tahunan adalah hasil dari investasi yang ditanamkan.


Ada perbedaan pengertian antara cash flow atau processa dengan laba yang dilaporkan dari laporan keuangan. Laporan keuangan akan menujukkan dados tentang laba yang belum tentu menunjukkan kas perusahaan, karena ada pos yang dianggap pengeluaran menurut laporam rugi laba sementara itu konsep fluxo de caixa menganggap bukan pengeluaran. Pos yang dianggap pengeluaran menurut laporan rugi laba adalah depresiasi. Oleh karena itu pada konsep fluxo de caixa dapatlah dihitung prossegue atau fluxo de caixa dengan menggunakan rumus Subajah E.


Pada dasarnya hubungan antara perusahaan satu dengan anak perusahaannya adalah saling menutupi kekurangan dan saling mendukung. Perpindahan dana dari perusahaan satu dengan anak perusahaannya biasanya melibatkan MNC, karena disini MNC lah yang mengerti perigen perturba perpindahan dana tersebut. Hal - hal yang menyangkut perpindahan dana ini antara lain: Hal penting lainnya adalah pinjaman yang saling berhubungan, saling bertukar nilai mata uang, e cinco opções genéricas de estratégia competitiva antar perusahaan.


Hal ini banyak terjadi pada Negara yang memiliki bunga pinjaman exposição forex dan manajemen risiko sehingga perusahaan cenderug menggunakan dana diamnya untuk dipinjamkan pada anak perusahaan yang lain yang membutuhkan dana terutama bagi Negara yang rawan terhadap nilai pertukaran mata uang yang sewaktu - waktu dapat menimbulkan kerugian yang besar bagi perusahaan.


Keuntungan dari system ini adalah: Keuntungan lainnya menurut manajer perusahaan adalah nama perusahaan akan tetap terjaga, karena kekurangan dari anak perusahaan dapat ditutupi sehingga citra perusahaan akan tetap baik di mata pemerintah dan masyarakat. Seperti contohnya pada sebuah cabang perusahaan Swedia yang menjual bagian perakitan barang pada cabang di Jerman. Yang mengasumsikan tingkat pajak perusahaan yang efektif di Swedia adalah tS, sedangkan di Jerman adalah tG.


Apakah seharusnya transaksi dalam faktur menggunakan mata uang Deutsche marks ataukah kronor, apabila Deutsche forex exposure dan manajemen risiko diharapkan meningkat dengan baik dibandingkan Kronor dan dolar. Pemilihan mata uang yang digunakan dalam melakukan transaksi, memungkinkan sebuah perusahaan untuk memindahkan beberapa dana yang menghalangi dari sebuah Negara yang memiliki pengendalian terhadap mata uang.


Apabila letak cabang perusahaan terletak pada suatu Negara yang membatasi pengiriman kembali laba. Tugas yang dihadapi oleh para jajaran eksekutif keuangan adalah mengkoordinasikan penggunaan dari bermacam hubungan keuangan dengan cara yang konsisten dengan memaksimalkan nilai perusahaan secara keseluruhan. Tugas ini mensyaratkan hubungan keempat keputusan: Sejumlah faktor yang secara kuat berpengaruh terhadap kemampuan suatu MNC untuk mendapatkan manfaat dari transferência sistem keuangan interno, terdiri dari: Untuk mendapatkan keuntungan secara penuh, perusahaan multinasional membutuhkan informasi detail mengenai informasi :.


Compartilhe isso: Twitter Facebook Curtir isto: Como carregar Deixe uma resposta Cancelar resposta. Digite seu comentário aqui Preencha seus detalhes abaixo ou clique em um ícone para fazer login: você está comentando usando seu WordPress. Membaca adalah kunci kesuksesan sehingga kita dapat mempunyai banyak ilmu. Postado por windaswarpandhani em 11 de novembro, em Uncategorized. Contabilidade Contabilidade Exposição merupakan exposição laporan laba rugi dan neraca MNC terhadap perubahan-perubahan nilai tukar nominal.


Dihasilkan dari fakta bahwa MNC harus exposição forex dan manajemen risiko rekeningnya ke dalam mata uang lokal melalui fluxo de caixa - nya yang didenominasi dalam berbagai valas mentranslasi laporan keuangan yang didenominasi mata uang asing ke dalam mata uang lokal, dimana aset dan responsabilidades tersebut merefleksikan keputusan-keputusan masa lalu yang dibujo oleh perusahaan.


Transação Exposição adalah exposição valas perusahaan dalam transaksi-transaksinya dengan negara lain dimana transaksi tersebut terjadi pada saat ini, namun pembayarannya dilakukan pada masa datang. Dengan kata lain, selama periode komitmen-komitmen pembayaran atau penerimaan tersebut belum jatuh tempo, kurs nominal dapat berubah dengan membuat nilai transaksi ada dalam resiko. Exposição econômica adalah exposição valas fluxos de caixa perusahaan terhadap perubahan-perubahan nilai tukar riil.


Eksposur yang didasarkan pada nilai-nilai passar mengasumsikan bahwa tujuan finansial perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan pemegang saham. MENGUKUR DAN MENGELOLA EXPOSURE TRANSAKSI. Eksposur transaksi antara lain disebabkan oleh beberapa hal:. Pembelian atau penjualan barang atau jasa secara kredit, dimana harga dinyatakan dalam mata uang asing.


Pinjam-meminjam dana yang pelunasannya dinyatakan dalam mata uang asing. Eksposur transaksi terdiri dari beberapa tahapan, yaitu eksposur kuotasi, eksposur pra pemenuhan pesanan dan eksposur penagihan. Manajemen Eksposur Transaksi Melalui Kontrak Hedging Valuta Asing. Eksposur transaksi dapat dikelola dengan melakukan kontrak hedging valuta como exposto forex e manajemen risiko strategi operasi tertentu. Empréstimos paralelos atau back-to-back. Manajemen Eksposur Transaksi dengan Memodifikasi Strategi Operasi.


Strategi yang banyak ditempuh untuk mengelola eksposur transaksi adalah:. Leads Dan Lags: Menentukan Ulang Saat Transfer Dana. Leads Dan Lags Antar Perusahaan Independen. Leads Dan Lags Antar Perusahaan-Perusahaan dalam Satu Induk. Strategi lidera dan Lags lebih mudah diterapkan antar perusahaan dalam satu induk, karena memiliki tujuan yang sama. Menetapkan Klausula Pembagian Risiko dengan Pelanggan.


MENGUKUR DAN MENGELOLA EXPOSURE EKONOMI. Exposição ekonomi mewakili setiap dampak dari fluktuasi nilai tukar atas arus kas di masa depan sebuah perusahaan. Rumus Mengukur Eksposur Ekonomi:. Var e: bagian variabilitas nilai Rp yang adalah independen atas. MENGUKUR DAN MENGELOLA EXPOSURE AKUNTANSI. Besar kecilnya eksposur akuntansi tergantung dari:. Seberapa jauh peranan cabang-cabang perusahaan di luar negeri. Semakin besar persentase bisnis perusahaan yang dilakukan oleh cabang di luar negeri, semakin besar persentase pos-pos laporan keuangan yang mudah terpengaruh eksposur akuntansi.


Lokasi cabang-cabang perusahaan di luar negeri. Ini diakibatkan karena pos-pos laporan keuangan di setiap cabang biasanya dinyatakan dalam mata uang local di Negara tersebut. Standar akuntansi yang dipergunakan. Alasan-alasan untuk melakukan translasi. Perbedaan konseptual antara eksposur transaksi, operasi, dan akuntansi, yaitu:.


Mengidentifikasi kondisi dibawah yang menggunakan sistem yang akan meningkatkan nilai perusahaan untuk transaksi keuangan yang telah dibuat saat agak jauh diantara entitas yang tidak berhubungan melalui jaringan keuangan eksternal. Menjelaskan dan mengevaluasi berbagai macam jaringan untuk perpindahan uang dan keuntungan secara internasional. Menspesifikasikan prinsip design untuk sebuah pendekatan global untuk mengelola transferência dana internasional.


Keterkaitan Internasional Negara-negara dihubungkan melalui:. Mencatat semua transaksi ekonomi suatu negara dengan seluruh dunia. Pos-pos dalam NPI:. NILAI MATA UANG DAN PENENTUAN NILAI MATA UANG DAN VALAS. Mata uang suatu negara mengalami penurunan nilai terhadap mata uang negara lain, seperti memerlukan Rp. Faktor-faktor Penentu Nilai Tukar. Seperti halnya komoditi lain, maka mata uangpun dapat dianggap sebagai komoditi selain sebgai alat pembayaran.


Dengan demikian maka nilai tukar mata uang ditentukan:. Kekuatan permintaan dan penawaran dalam transaksi ekspor dan import. Makin banyak importar Amerika na Indonésia makin besar kebutuhan Rp untuk membayar importar a Indonésia. Pengharapan espera expectativa do mercado atas kondisi masa forex exposure dan manajemen risiko. Intervensi bank sentral di pasar valas.


Ada 3 mekanisme Penentuan Nilai Tukar, yaitu:. Sistem Nilai Tukar Tetap Sistema de taxa fixa. Adalah sistem dimana nilai mata uang suatu negara ditentukan tetap terhadap mata uang negara lain. Sistem ini memaksa pemerintah untuk menyesuaikan nilai tukarnya jika lagi mencerminkan nilai yang wajar dengan cara:. Penggunaan sistem nilai tukar tetap ini seringkali mengakibatkan negara terpaksa harus meminjam dalam jumlah besar, tetapi pinjaman itu sifatnya sementara dan jumlahnya juga terbatas.


Mengurangi pengeluaran pemerintah dan meningkatkan pajak. Melakukan pengawasan lalu lintas devisa. Kegiatan spekulasi di pasar uang semakin sempit. Intervensi aktif pemerintah dalam mengatur nilai tukar sehingga tetap stabil. Pemerintah memegang peranan penuh dalam pengawasan transaksi devisa. Kepastian nilai tukar, sehingga perencanaan produksi sesuai dengan hasilnya.


Cadangan devisa harus besar, untuk menyerap kelebihan dan kekurangan di pasar valas. Kurang fleksibel terhadap perubahan global. Penetapan kurs yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan mempengaruhi pasar ekspor impor. Mampu menjaga stabilitas moneter dengan lebih baik dan neraca pembayaran suatu negara. Devisa yang diperlukan tidak sebesar pada nilai tukar tetap.


Mampu memadukan sistem tetap dan mengambang. Devisa harus selalu tersedia dan siap diguankan sewaktu-waktu. Persaingan yang ketat antara pemerintah dan spekualan dalam memprediksi dan menetapkan kurs. Tidak selamanya mampu mengatasi neraca pembayaran. Selisih kurs yang terjadi dalam pasar valuta akan mengurangi devisa karena memakai devisa untuk menutupi selisihnya.


Cadangan devisa lebih aman. Persaingan pasar ekspor-impor sesuai dengan mekanisme pasar. Kondisi ekonomi negara lain tidak akan berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi dalam negeri. Masalah neraca pembayaran dapat diminuimalisir. Tidak ada batasan valas. Praktik spekulasi semakin bebas. Penerapan sistem ini terbatas pada negara yang sistim perekonomiannya mapan, masih kurang teapt untuk negara berkembang. Tidak adanya intervensi pemerintah untuk menjaga harga. Penentuan kurs valuta asing.


Perhitungan Kurs mengenal dua istilah sebagai berikut :. Kurs Beli adalah kurs yang dihitung pada saat pelaku pasar Banco, dinheiro cambial membeli valuta asing Dólar, Riyal dan sebagainya. Kurs Jual adalah perhitungan kurs pada saat pelaku pasar Banco, money changer menjual valuta asing. Berdasarkan hal tersebut untuk menampung atau mengakomodasi transaksi-transaksi yang berhubungan dengan kas dalam perusahaan, maka pihak manajemen perusahaan menyelenggarakan rekening-rekening pembukuan, yang terdiri dari:.


Kas yaitu digunakan untuk menampung transaksi-transaksi penerimaan dan pengeluaran kas melalui kasir perusahaan, termasuk penerimaan dan pengeluaran secara tunai melalui bank. Kas kecil yaitu merupakan sejumlah dana uang yang dibentuk atau dipersiapkan khusus untuk kepentingan tertentu termasuk pengeluaran-pengeluaran yang bersifat rutin dan relatif kecil.


Selisih kas, yaitu digunakan untuk menampung perbedaan jumlah fisik kas yang ada dalam perusahaan menurut hasil kas opname dengan jumlah kas menurut catatan pembukuan sementara sebelum penyebab terjadinya perbedaan itu dapat diketahui. Pada dasarnya setiap penanaman investasi mengandung dua macam aliran kas. Bambang Riyanto: 98 aliran kas terdiri dari:. Aliran kas keluar netto net out flow cash yaitu yang diperlukan untuk investasi baru. Aliran kas masuk netto tahunan exposição líquida de forex e manajemen risiko entrada de cashyaitu seackai hasil dari investasi baru yang ini sering pula disebut net cash proceceeds atau cukup dengan istilah prossegue.


Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa yang dianggap sebagai aliran kas keluar adalah sejumlah dana yang dikeluarkan untuk keperluan investasi, sedangkan aliran kas masuk secara netto tahunan adalah hasil dari investasi yang ditanamkan. Kalau kita menganggap bahwa proyek tersebut dibelanjai dengan modal sendiri seluruhnya.


Hal — hal yang menyangkut perpindahan dana ini antara lain :. Control terhadap nilai mata uang. Perbedaan tariff pajak pada masing — masing Negara. Hal penting lainnya adalah pinjaman yang saling berhubungan, saling bertukar nilai mata uang, dan pinjaman antar perusahaan. Keuntungan dari system ini adalah :.


Biaya yang harus dikeluarkan lebih sedikit, karena dana yang digunakan adalah dana dari perusahaan yang berada pada satu induk perusahaan. Pinjaman ini lebih aman bagi perusahaan, karena tidak terpengaruh dengan nilai tukar dan pajak. Keuntungan lainnya menurut manajer perusahaan adalah nama perusahaan akan tetap terjaga, karena kekurangan dari anak perusahaan dapat ditutupi sehingga citra perusahaan akan tetap baik di mata pemerintah dan masyarakat.


Mendesain Sebuah Kebijakan Global Pengiriman. Tugas ini mensyaratkan hubungan keempat keputusan:. Seberapa besar jumlah uang yang dikirimkan. Dimanakah mengirimkan dana tersebut. Metode transfer seperti apakah yang digunakan. Sejumlah faktor yang secara kuat berpengaruh terhadap kemampuan suatu MNC untuk mendapatkan manfaat dari transfer sistem keuangan internal, terdiri dari:. Pola gabungan kepemilikan luar negeri.


Forex exposure dan manajemen risiko standarisasi forex exposure dan manajemen risiko dan jasa. Untuk mendapatkan keuntungan secara penuh, perusahaan multinasional membutuhkan informasi detail mengenai informasi:. Penggabungan keuangan yang dipersyaratkan. Sumber daya dan biaya dari kredit eksternal.


Hasil dari investasi lokal. Volume dari transaksi gabungan. Peraturan dan pembatasan dari Pemerintah. Memanipulasi harga yang ditukarkan. Fill in your details below or click an icon to log in:. Email required Address never made public. Você está comentando usando seu WordPress. Você está comentando usando sua conta no Twitter. Você está comentando usando sua conta do Facebook. Notify me of new comments via email.


Create a free website or blog at WordPress.


Getting started with Tradeworks.


Transcript of FOREX EXPOSURE. berlanjut ke Tokyo, dan hampir menyebabkan perusahaan harus menghadapi risiko mata uang asing. MANAJEMEN KEUANGAN. FOREX EXPOSURE DAN MANAJEMEN RISIKO DENGAN REKAYASA FINANSIAL A. FOREX EXPOSURE (FE) Forex exposure (FE) dapat diartikan sebagai suatu ririko. Forex Exposure dan Pengelolaan Sistem Keuangan Manajemen Eksposur Transaksi Melalui Kontrak Hedging Menetapkan Klausula Pembagian Risiko dengan.


Treinamento.


Jumat, 08 Februari 2013.


MANAJEMEN RISIKO VALUTA ASING (Foreign Exchange Risk Management)


Tidak ada komentar:


Publicando Komentar.


Agus Subagya.


We are ready to assist and cooperate with various companies, agencies, and other professional institutions in organizing the training activities, meetings, seminars, workshops, conventions, etc.


Trust us all meetings, MICE, seminar, and training requirements. We will prepare all your event planning needs, which include: hotel, professional trainer, accreditation forms, hospitality and registration desk, field and laboratory practice location, Jogja city tour guide service, transportation, souvenirs, etc. according to your needs.


Confidence Guarantee Cooperation in the field of training is a major force from us, because it is supported by: The team of professional and experienced organizers, trainers and instructors are competent, Innovation and Sustainable Development Program, as well as service to the clients who put forward the concept of kinship and friendship.


Services : we offer event organizers: public training, inhouse training, international certification, professional certification, outbound training, achievement motivation training, religious training, company gathering, outing games, focus group discussion. etc.


Cooperation includes areas: Mechanical, Electrical, Industrial, Civil, Architech, Chemical, Petroleum, Mining, Geothermal, Geophysics, Geology, Safety, Environment, Farming, Food Industry, General Management, Finance, Sales and Marketing, Human Resources, Administration, Organization Development, Comunity Development, Computer and information technology, and special purpose (mice and customice). Lihat profil lengkapku.


Winda Swarpandhani.


Forex Exposure dan Pengelolaan Sistem Keuangan Multinasional.


Eksposur valuta asing akan dialami oleh perusahaan yang melakukan pembayaran dan/ atau menerima pendapatan dalam valuta asing. Eksposur valuta asing timbul karena kurs valuta asing selalu berubah. Ditinjau dari dampaknya, terdapat 3 macam eksposur valuta asing, yaitu eksposur transaksi, eksposur operasi, dan eksposur akuntansi.


Exposure adalah tingkat dimana perusahaan dipengaruhi oleh kurs (Faisal, 2001 :107). Seberapa jauh suatu perusahaan dipengaruhi oleh perubahan kurs valas secara umum disebut eksposur (Kuncoro, 2000 : 242). Sementara, menurut Levi (2001 : 313) eksposur merupakan gambaran dari tingkat atau derajat perubahan nilai suatu objek dalam mata uang asal karena perubahan kurs. Eksposur berhubungan dengan nilai mata uang domestik riil, yang terdapat pada aset dan kewajiban, atau pada pendapatan operasi perusahaan sehingga nilai asset dan kewajiban ditentukan pada suatu saat tertentu, dan nilai pendapatan operasi dihitung selama periode waktu tertentu. Perubahan kurs yang lebih besar atau lebih kecil dari yang diharapkan yang akan menimbulkan keuntungan atau kerugian atas aset, kewajiban, atau pendapatan operasi. Menurut Faisal (2001 : 107) bahwa exposure memiliki tiga bentuk, yaitu:


Translation ( Accounting ) Exposure merupakan exposure laporan laba rugi dan neraca MNC terhadap perubahan-perubahan nilai tukar nominal. Dihasilkan dari fakta bahwa MNC harus mengkonsolidasikan rekeningnya ke dalam mata uang lokal melalui cash flow - nya yang didenominasi dalam berbagai valas (mentranslasi laporan keuangan yang didenominasi mata uang asing ke dalam mata uang lokal, dimana aset dan liabilities tersebut merefleksikan keputusan-keputusan masa lalu yang dibuat oleh perusahaan). Translation ( accounting ) exposure timbul dari kebutuhan untuk maksud-maksud pelaporan dan konsolidasi, untuk mengkonversi laporan keuangan operasi asing/luar negeri dari mata uang lokal (perusahaan subsidiary ) ke mata uang perusahaan induk ( parent company ). Jika kurs telah berubah sejak periode pelaporan sebelumnya, translasi ( restatement ) dari assets dan liabilities , revenues , gains , dan loses yang didenominasi dalam valas akan menghasilkan gains / loses dalam valas ( foreign exchange gains / loses ). Transaction Exposure adalah exposure valas perusahaan dalam transaksi-transaksinya dengan negara lain dimana transaksi tersebut terjadi pada saat ini, namun pembayarannya dilakukan pada masa datang. Pada saat jatuh tempo/penyelesaian transaksi-transaksi tersebut menaikkan keuntungan-keuntungan/kerugian-kerugian mata uang. Dengan kata lain, selama periode komitmen-komitmen pembayaran atau penerimaan tersebut belum jatuh tempo, kurs nominal dapat berubah dengan membuat nilai transaksi ada dalam resiko. Eksposur transaksi terjadi ketika perusahaan terlibat dalam transaksi yang didenominasi mata uang asing/valas yang akan terjadi di masa yang akan datang. Economic Exposure adalah exposure valas cash flows perusahaan terhadap perubahan-perubahan nilai tukar riil. Dengan kata lain, economic exposure adalah mengukur perubahan-perubahan nilai tukar yang mempengaruhi nilai perusahaan yang diukur dalam PV cash flows masa datang yang diharapkan/berfokus pada dampak perubahan-perubahan nilai tukar terhadap nilai perusahaan yang diukur dari present value dari seluruh cash flows masa datang yang diharapkan/ expected future cash flows . Eksposur yang didasarkan pada nilai-nilai pasar mengasumsikan bahwa tujuan finansial perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan pemegang saham.


MENGUKUR DAN MENGELOLA EXPOSURE TRANSAKSI.


Eksposur transaksi mengukur perubahan pada nilai transaksi karena terdapat perbedaan antara kurs valuta asing pada saat transaksi disepakati dan saat transaksi diselesaikan/ dipenuhi. Eksposur transaksi akan mempengaruhi aliran kas jangka pendek perusahaan. Fluktuasi nilai transaksi kas di masa yang akan datang karena perubahan kurs valuta asing akan memberikan eksposur transaksi bagi perusahaan. Eksposur transaksi antara lain disebabkan oleh beberapa hal :


Pembelian atau penjualan barang atau jasa secara kredit, dimana harga dinyatakan dalam mata uang asing. Pinjam-meminjam dana yang pelunasannya dinyatakan dalam mata uang asing.


Eksposur transaksi terdiri dari beberapa tahapan, yaitu eksposur kuotasi, eksposur pra pemenuhan pesanan dan eksposur penagihan. Eksposur transaksi pertama kali timbul saat penjual menyatakan harga dalam mata uang asing dan menyampaikannya kepada calon pembeli, baik secara verbal atau tertulis. Pada saat pembeli memesan barang atau jasa, eksposur potensial berubah menjadi eksposur transaksi aktual. Eksposur transaksi berakhir saat pembayaran diterima penjual.


Manajemen Eksposur Transaksi Melalui Kontrak Hedging Valuta Asing.


Eksposur transaksi dapat dikelola dengan melakukan kontrak hedging valuta asing atau menempuh strategi operasi tertentu. Kontrak hedging valuta asing bisa dilakukan di pasar forward , pasar future , pasar uang , dan pasar opsi . Selain itu upaya hedging juga dapat ditempuh dengan mengadakan kesepakatan swap. Kesepakatan swap yang sering digunakan adalah back-to-back loans , currency swap , dan credit swap.


Swap valuta asing adalah kesepakatan antara dua pihak untuk mempertukarkan sejumlah tertentu dana dalam mata uang yang berbeda, dan selang setelah periode tertentu, mengembalikan dana yang diterima dalam jumlah yang sama. Beberapa jenis swap yang umum dilakukan untuk mengelola eksposur transaksi dan eksposur operasi adalah back-to-back loan atau disebut juga parallel loan , currency swap, dan credit swap.


Jenis swap ini melibatkan dua pihak di negara yang berbeda, yang sepakat untuk saling meminjam sejumlah dana dalam mata uang kedua negara, selama periode waktu tertentu. Pada akhir periode waktu yang disepakati, masing – masing pihak mengembalikan dana yang dipinjam. Setiap pihak yang terlibat dalam back-to-back loan dapat menetapkan syarat tambahan untuk mengantisipasi perubahan kurs yang tidak sebanding.


Currency swap mirip dengan back-to-back loan, kecuali bahwa ia tidak nampak dalam neraca. Biasanya, dua perusahaan sepakat untuk mempertukarkan sejumlah dana dalam mata uang yang berbeda, yang ekuivalen nilainya, selama waktu tertentu. Jangka waktu berakhirnya currency swap dapat dinegosiasikan sampai minimal 10 tahun. Apabila dana disuatu negara lebih mahal dari negara yang lain, currency swap dapat mempertimbangkan perbedaan suku bunga.


Credit swap adalah pertukaran mata uang antara perusahaan dan bank (seringkali bank sentral) asing, yang berlangsung selama kurun waktu tertentu. Credit swap sebenarnya telah dipraktikkan antara bank-bank umum, dan antara bank umum dan bank sentral, untuk memenuhi kebutuhan akan valuta asing. Daya tarik dari credit swap adalah kemampuannya untuk mengurangi kebutuhan guna membelanjai kegiatan dengan mata uang lemah dari sumber mata uang kuat.


Manajemen Eksposur Transaksi dengan Memodifikasi Strategi Operasi.


Strategi yang banyak ditempuh untuk mengelola eksposur transaksi adalah :


Leads dan Lags : Menentukan Ulang Saat Transfer Dana.


Istilah leads berarti mempercepat pembayaran dan lags memperlambat pembayaran. Jika sebuah perusahaan memiliki utang dalam mata uang kuat dunia, dimana kemungkinan mata uang tersebut untuk berapresiasi terhadap mata uang domestik cukup besar, maka akan lebih aman kalau perusahaan membayar lebih awal hutangnya. Kalau perusahaan berhutang dalam mata uang lemah dunia, yang cenderung terdepresiasi terhadap mata uang domestik, maka akan lebih menguntungkan kalau perusahaan memperlambat pembayaran utangnya.


Leads dan Lags Antar Perusahaan Independen.


Leading atau lagging antar perusahaan-perusahaan independen dapat dilakukan jika perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam transaksi bersedia mengikuti usulan mitranya. Untuk kesediaannya itu, biasanya ada semacam kontraprestasi yang diperoleh.


Leads dan Lags Antar Perusahaan-Perusahaan dalam Satu Induk.


Strategi leads dan Lags lebih mudah diterapkan antar perusahaan dalam satu induk, karena memiliki tujuan yang sama. Transaksi antar perusahaan dalam satu induk dapat berupa transaksi operasi atau transaksi keuangan. Strategi leads dan lags terkadang juga sulit diterapkan dlam perusahaan multinasional. Beberapa penyebabnya antara lain karena setiap anak perusahaan dianggap sebagai perusahaan independent dan karena porsi kepemilikan induk perusahaan terhadap perusahaan afiliasi tidak besar.


Sebuah reinvoicing centers adalah anak perusahaan dari suatu perusahaan multinasional yang berada di suatu negara tertentu yang berfungsi mengelola eksposur transaksi perusahaan-perusahaan afiliasi.


Keuntungan utama dari reinvoicing center adalah manajemen eksposur transaksi antar perusahaan afiliasi dipusatkan pada satu lokasi. Karena semua transaksi dipusatkan di satu tempat, volume transaksi akan sangat besar sekali. Disini re invoicing center memiliki posisi tawar menawar yang kaat dengan bank untuk mendapatkan hasil yang optimal.


Sedangkan kerugian utamanya adalah perusahaan harus mendirikan suatu anak perusahaan khusus untuk mengelola reinvoicing center , dimana biaya yang dikeluarkan mungkin lebih besar dari manfaat yang diperoleh.


Menetapkan Klausula Pembagian Risiko dengan Pelanggan.


Kesepakatan pembagian risiko (risk sharing) umumnya diberlakukan antara pemasok dan pelanggan yang memiliki hubungan bisnis jangka panjang. Kesepakatan ini akan ditambahkan dalam kontrak kerja sama. Tujuan utama dari risk sharing adalah untuk memelihara eksistensi masing-masing pihak, agar kerja sama tetap berlangsung.


MENGUKUR DAN MENGELOLA EXPOSURE EKONOMI.


Exposure ekonomi mewakili setiap dampak dari fluktuasi nilai tukar atas arus kas di masa depan sebuah perusahaan. Arus kas korporasi dapat dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar dengan cara – cara yang tidak langsung berkaitan dengan transaksi – transaksi valuta asing. Jadi perusahaan tidak bisa hanya berfokus pada hedging hutang atau piutang valas mereka, tetapi juga harus berusaha menentukan bagaimana arus kas mereka secara keseluruhan akan dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar di masa depan.


Untuk menilai exposure ekonomi dapat dilakukan dengan cara memisahkan beban operasi ke dalam beban operasi tetap dan beban operasi variable. Nilai dari beban operasi tetap dapat ditentukan sesuai dengan sejarah laporan perusahaan, sedangkan beban operasi variable di tentukan oleh tingkat penjualan perusahaan. Laba sebelum bunga dan pajak dihitung dengan mengurangi laba kotor dengan beban operasi total. Bunga yang terhutang pada bank-bank di Negara yang tidak sensitive terhadap pergerakan nilai tukar. Namun, jumlah yang akan di butuhkan untuk membayar bunga untuk kredit yang di ambil di Negara yang sensitive terhadap pergerakan nilai tukar tergantug pada scenario nilai tukar yang terjadi. Laba sebelum pajak adalah laba sebelum bunga dan pajak di kurangi dengan total beban bunga.


Kebijakan untuk menaikkan penjualan di Negara yang sensitive terhadap nilai tukar atau mengurangi pemakaian bahan baku dari Negara yang sensitive terhadap nilai tukar akan menghasilkan dampak yang lebih seimbang.


Rumus Mengukur Eksposur Ekonomi :


Ket : b disebut koefisien eksposur.


Secara statistik, b = Cov (P, S)/Var (S)


Var (P) = b2Var(S) + Var(e)


b2Var(S): menunjukkan bagian dari variabilitas nilai Rp atas aset yang.


berkaitan dengan perubahan-perubahan acak dalam kurs tukar.


Var(e): bagian variabilitas nilai Rp yang adalah independen atas.


pergerakan kurs tukar.


MENGUKUR DAN MENGELOLA EXPOSURE AKUNTANSI.


Eksposur akuntansi disebut juga eksposur translasi yaitu tidak menimbulkan perubahan pada aliran kas riil perusahaan. Eksposur ini timbul pada saat sebuah MNC membuat laporan keuangan konsolidasi dari seluruh anak perusahaannya yang tersebar di berbagai negara. mengukur eksposur akuntansi.


Perusahaan transnasional yang tidak peduli dengan eksposur akuntansi umumnya berpendapat bahwa pendapatan yang diperoleh oleh cabang-cabang perusahaan tidak perlu dikonversi dalam mata uang perusahaan induknya. Ini diakibatkan karena mereka tidak yakin eksposur akuntansi relevan. Kendati demikian, perlu dipahami apa yang mempengaruhi derajat eksposur perusahaan terhadap kemungkinan laba/rugi karena konversi lapran keuangan. Besar kecilnya eksposur akuntansi tergantung dari :


Seberapa jauh peranan cabang-cabang perusahaan di luar negeri. Semakin besar persentase bisnis perusahaan yang dilakukan oleh cabang di luar negeri, semakin besar persentase pos-pos laporan keuangan yang mudah terpengaruh eksposur akuntansi. Lokasi cabang-cabang perusahaan di luar negeri.


Ini diakibatkan karena pos-pos laporan keuangan di setiap cabang biasanya dinyatakan dalam mata uang local di Negara tersebut.


Standar akuntansi yang dipergunakan.


Setiap Negara umumnya mempunyai standar akuntansi yang sudah baku , yang amat bervariasi antar Negara.


Alasan-alasan untuk melakukan translasi.


Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri. Untuk mencapai hal ini, laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang pelaporan induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut sebagai translasi.


Kebanyakan masalah yang berkaitan dengan translasi mata uang berasal dari fakta bahwa nilai relative mata uang asing jarang sekali ditetapkan. Kurs nilai tukar variable, yang digabungkan dengan berbagai macam metode translasi yang dapat digunakan dan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi, membuat perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu perusahaan yang sama dari satu periode ke periode lain sulit dilakukan. Keadaan ini merupakan tantangan tersendiri bagi perusahaan multinasional untuk menyediakan pengungkapan informasi hasil operasi dan posisi keuangan.


Alasan tambahan untuk translasi mata uang asing adalah untuk mencatat transaksi mata uang asing, mengukur risiko suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang dan berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan dari luar negeri. Untuk keperluan akuntansi, suatu aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi resiko mata uang jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk perusahaan (pelaporan) juga berubah. Pengukuran resiko ini akan berbeda-beda tergantung dari metode translasi yang dipilih untuk digunakan oleh perusahaan.


Perbedaan konseptual antara eksposur transaksi, operasi, dan akuntansi, yaitu :


Eksposur transaksi mengukur perubahan pada nilai transaksi karena terdapat perbedaan antara kurs valuta asing pada saat transaksi disepakati dan saat transaksi diselesaikan/dipenuhi. Jadi eksposur ini berhubungan dengan transaksi-transaksi yang sudah ada, tetapi belum jatuh tempo. Eksposur transaksi akan mempengaruhi aliran kas jangka pendek perusahaan.


Eksposur operasi disebut juga eksposur ekonomis, eksposur kompetatif atau eksposur strategis yaitu mengukur perubahan nilai sekarang perusahaan yang disebabkan oleh adanya perubahan pada aliran kas operasi di masa yang akan datang, karena terjadi perubahan yang tak terantisipasi pada kurs valuta asing.


Eksposur transaksi dan eksposur operasi berhubungan dengan perubahan pada aliran kas perusahaan. Perbedaannya adalah dampak eksposur transaksi memiliki jangkauan waktu yang lebih pendek, karena hanya melibatkan transaksi-transaksi yang belum jatuh tempo. Sebaliknya, eksposur transaksi mengukur kemungkinan penyimpangan aliran kas dari yang diharapkan, baik aliran kas jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.


Eksposur akuntansi disebut juga eksposur translasi yaitu tidak menimbulkan perubahan pada aliran kas riil perusahaan. Eksposur ini timbul pada saat sebuah MNC membuat laporan keuangan konsolidasi dari seluruh anak perusahaannya yang tersebar di berbagai negara.


PENGELOLAAN SISTEM KEUANGAN MULTINASIONAL.


Perusahaan Multinasional memiliki karakter yang unik : kemampuan untuk memperoleh dana dan keuntungan diantara berbagai macam unit melalui mekanisme perpindahan keuangan internal. Tujuan dari mengelola sistem keuangan multinasional adalah untuk menganalisa keuntungan, biaya, dan hambatan yang dikumpulkan dengan sistem keuangan multinasional. Analisa ini termasuk :


Mengidentifikasi kondisi dibawah yang menggunakan sistem yang akan meningkatkan nilai perusahaan untuk transaksi keuangan yang telah dibuat saat agak jauh ( diantara entitas yang tidak berhubungan ) melalui jaringan keuangan eksternal, Menjelaskan dan mengevaluasi berbagai macam jaringan untuk perpindahan uang dan keuntungan secara internasional, Menspesifikasikan prinsip design untuk sebuah pendekatan global untuk mengelola transfer dana internasional.


Keterkaitan Internasional Negara-negara dihubungkan melalui :


→ meningkatkan standar hidup.


→ untuk melakukan transaksi internasional.


Neraca Pembayaran Internasional.


Mencatat semua transaksi ekonomi suatu negara dengan seluruh dunia Debit dan Credit Pos-pos dalam NPI :


–Balance of Current Account.


NILAI MATA UANG DAN PENENTUAN NILAI MATA UANG DAN VALAS.


Mata uang suatu negara mengalami penurunan nilai terhadap mata uang negara lain, seperti memerlukan Rp. & gt; untuk mendapatkan US $. Dan dari sisi akuntansi maka MNC akan membebankan kerugian akibat penurunan mata uang pada laporan R/L tahun berjalan.


Bila mata uang suatu negara mengalami peningkatan nilai terhadap mata uang negara lain seperti : memerlukan Rp. & lt; untuk mendapatkan US $


mata uang suatu negara menunjukkan penurunan nilai secara sengaja dan diumumkan oleh pemerintah, dan dari sisi akuntansi maka MNC dapat membebankan kerugian akibat penurunan nilai tukar pada beberapa tahun kedepan.


mata uang suatu negara menunjukkan peningkatan nilai tukar mata uang terhadap mata uang negara lain dan diumumkan oleh pemerintah.


Faktor-faktor Penentu Nilai Tukar.


Seperti halnya komoditi lain, maka mata uangpun dapat dianggap sebagai komoditi selain sebgai alat pembayaran. Dengan demikian maka nilai tukar mata uang ditentukan :


Kekuatan permintaan dan penawaran dalam transaksi ekspor dan import Permintaan Rp ditentukan permintaan barang/jasa buatan Indonesia oleh orang Amerika. Makin banyak import Amerika dari Indonesia makin besar kebutuhan Rp untuk membayar import dari Indonesia. Transaksi import dari Indonesia juga akan mempengaruhi penawaran US $, karena makin besar import dari Indonesia, maka semakin banyak US $ harus ditukar atau ditawarkan terhadap Rp utuk membayar import tersebut. Permintaan US $ ditentukan permintaan barang/jasa buatan Amerika Serikat oleh orang Indonesia . Makin banyak import Indonesia dari Amerika Serikat, makin besar kebutuhan US $ untuk membayar import dari Amerika Serikat. Transaksi import dari Amerika juga akan mempengaruhi penawaran Rp, karena makin besar import dari Amerika, maka semakin banyak Rp harus ditukar atau ditawarkan terhadap US $ utuk membayar import tersebut. Tingkat inflasi.


Bila tingkat inflasi di Indonesia tahun 1998 sebesar 80% (kenaikan harga barang secara umum sebesar 80%) dan inflasi di Amerika Serikat sebesar 4%, maka akibatnya orang Indonesia melihat barang buatan Amerika Serikat lebih murah, import meningkat, permintaan US $ untuk bayar import akan naik. Disisi lain orang Amerika Serikat melihat barang buatan Indonesia mahal, import turun, permintaan Rp untuk bayar turun. Kedua hal tersebut mengakibatkan Rp mengalami depresiasi terhadap US $, sebagai akibat inflasi di Indonesia > inflasi di Amerika Serikat.


Tingkat bunga deposito secara teoritis mencerminkan tingkat keuntungan riil ditambah tingkat keuntungan premi resiko.


Premi resiko adalah tingkat keuntungan untuk menutup resiko sepeerti resiko inflasi, resiko likuiditas dan resiko lainnya. Bila di Indonesia r deposito < r inflasi, dan di Amerika r deposito > r inflasi, maka pemilik modal akan senang menanam dananya dalam bentuk US $ dengan cara deposito dalam US $ dan terjadilah depresiasi Rp terhadap US $ dan sebaliknya.


Pengharapan pasar (market expectation) atas kondisi masa datang.


Apabila pasar berpengharapan inflasi akan tinggi dimasa datang, maka pemilik modal akan membelanjakan uangnya baik untuk barang durable (tahan lama) yang diperkirakan akan mengalami kenaikan harga atau ditukarkan dalam bentuk mata uang lain yang nilainya stabil. Reputasi bank sentral dipandang sebagai salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap stabilitas nilai rupiah. Apakah kebijaksanaannya gigih mengendalikan inflasi atau justru sebaliknya lebih longgar. Jika ekonomi dilonggarkan, maka tingkat bunga akan diturunkan dengan harapan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan pengangguran dan bila ekspansif, maka ancaman inflasi akan datang dan berarti menurunkan nilai mata uang.


Bank sentral sebagai pengendali pembayaran pemerintah perlu melakukan intervensi melalui mekanisme tingkat bunga dan operasi pasar. Spt : bila dipandang depresiasi Rp terlalu besar maka BS melakukan penjualan US $ langsung dipasaran atau menaikan tingkat bunga dan sebaliknya bila apresiasi maka akan membeli US $ dan menurunkan tingkat bunga. Contoh : pada bulan juli 1998 nilai inflasi mencapai 60% dan nilai tukar belum stabil, maka pemerintah mematok bunga SBI pada tingkat 60% dengan harapan tk bunga deposito dapat menarik dana masyarakat sehingga JUB akan turun dan menyerap modal kerja perusahaan asing yang ada di Indonesia dalam bentuk rupiahkarena pada awal krisis mereka berusaha mengurangi modal kerja dalam bentuk rupiah.


SISTEM KEUANGAN (MONETER) INTERNASIONAL.


Merupakan seperangkat kebijakan, institusi, praktek, peraturan dan mekanisme yang menentukan tingkat dimana suatu mata uang ditukarkan dengan mata uang lain (Shapiro, 1996, hal. 75). Nilai Tukar Mata Uang : Nilai suatu mata uang dalam satuan mata uang negara lain Nilai mata uang ditentukan oleh Demand dan Supply di pasar valuta asing Purchasing Power Parity (PPP) : – Daya beli dari suatu mata uang. Sistem Moneter Internasional Menentukan bagaimana nilai tukar ditentukan. Ada 3 sistem: 1.Nilai Tukar Tetap (Fixed Exchange Rate) 2.Nilai Tukar Mengambang (Flexible/Floating Exchange Rate) 3.Nilai Tukar Mengambang yang Terkendali (Managed Exchange Rate).


Ada 3 mekanisme Penentuan Nilai Tukar, yaitu :


Adalah sistem dimana nilai mata uang suatu negara ditentukan tetap terhadap mata uang negara lain. Sistem ini memaksa pemerintah untuk menyesuaikan nilai tukarnya jika lagi mencerminkan nilai yang wajar dengan cara :


mendevaluasi nilai mata uangnya atau merevaluasikannya.


Penggunaan sistem nilai tukar tetap ini seringkali mengakibatkan negara terpaksa harus meminjam dalam jumlah besar, tetapi pinjaman itu sifatnya sementara dan jumlahnya juga terbatas. (spt Ind pernah melaksanakan sistem ini dan tidak cocok dg perkembangan global sehingga mengakibatkan hutang pemerintah meningkat terus).


Dampak dari devaluasi : barang/jasa kurang kompetitif, pertumbuhan ekonomi rendah, pengangguran meningkat dan hutang luar negeri meningkat.


Mengurangi pengeluaran pemerintah dan meningkatkan pajak.


Cara ini mungkin lebih baik dari pada harus mendevaluasi rupiah. Tetapi ini menjadi dilema kaena kita juga masih membutuhkan investasi asing dalam jumlah besar dan dg keringan pembebasan pajak, agar investor tertarik tentunya.


Melakukan pengawasan lalu lintas devisa.


Pengawasan itu dilakukan dengn memonoitor arus keluar masuknya dana selama tarnsaksi itu berkaitan dengan ekspor dan import hal itu tidak akan bahaya. Dan ini tidak boleh terlalu ketat karena bila tidak baik eksportir maupun importir akan menahan dananya diluar negeri. Kurs Pertukaran dan Neraca Pembayaran Apabila membandingkan antara kedua kurs pertukaran tersebut, maka dapat disimpulkan: “Dalam sistem kurs pertukaran berubah bebas (flexible exchange rate system) neraca pembayaran cenderung untuk menjadi lebih seimbang, sedangkan dalam sistem kurs pertukaran tetap (fixed exchange rate system) neraca pembayaran cenderung menjadi lebih tidak seimbang”. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurs Perubahan dalam citarasa masyarakat Perubahan harga barang ekspor dan impor Inflasi Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi Pertumbuhan ekonomi.


Kegiatan spekulasi di pasar uang semakin sempit. Intervensi aktif pemerintah dalam mengatur nilai tukar sehingga tetap stabil. Pemerintah memegang peranan penuh dalam pengawasan transaksi devisa. Kepastian nilai tukar, sehingga perencanaan produksi sesuai dengan hasilnya.


Cadangan devisa harus besar, untuk menyerap kelebihan dan kekurangan di pasar valas. Kurang fleksibel terhadap perubahan global. Penetapan kurs yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan mempengaruhi pasar ekspor impor.


Sistem nilai tukar tetap pernah berlaku di Indonesia. Berdasarkan UU No.32 tahun 1964 ditetapkan bahwa nilai tukar Indonesia sebesar Rp. 250,-/US Dollar. Sedangkan nilai tukar Indonesia terhadap negara lainnya ditetapkan berdasarkan nilai tukar dollar terhadap negara tersebut sesuai dengan yang berlaku di pasar valuta asing Jakarta dan internasional. Dalam periode penetapan kurs tetap tersebut, Indonesia juga menetapakan peraturan sistim kontrol devisa yang ketat. Dalam sistim ini, tidak ada pembatasan kepemilikan, penjualan, maupun pembelian valas namun para eksportir wajib menjual devisanya kepada bak sentral. Sebagai dampak dari penetapan kurs tetap tersebut maka Bank Indonesia harus mampu memenuhi kebutuhan pasar valas bagi bank komersial maupun masyarakat.


Dalam perjalanannya, Indonesia juga sempat mendevaluasi kurs tetapnya sebagai dampak dari overvaluated dan jika di biarkan akan mengancam aktivitas ekspor-impor. Pada tanggal 17 April 1970 Indonesia merubah kurs tetapnya dari posisi semula sebesar Rp. 250,-/US Dollar menjadi Rp 378,-/US Dollar. Devaluasi yang kedua dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 1971 menjadi Rp 415,-/US Dollar dan yang ketiga pada tanggal 15 November 1978 dengan nilai tukar sebesar Rp 625,-/US Dollar.


Kurs Mengambang Terkendali (Managed Floating Exchange Rate)


Penetapan kurs ini tidak sepenuhnya terjadi dari aktivitas pasar valuta. Dalam pasar ini masih ada campur tangan pemerintah melalui alat ekonomi moneter dan fiskal yang ada. Jadi dalam pasar valuta ini tidak murni berasal dari penawaran dan permintaan uang.


Mampu menjaga stabilitas moneter dengan lebih baik dan neraca pembayaran suatu negara. Adanya aktifitas MD/MS dalam pasar valuta berdasarkan kurs indikasi akan mampu menstabilkan nilai tukar dengan lebih baik sesuai dengan kondisi ekonomi yang terjadi. Devisa yang diperlukan tidak sebesar pada nilai tukar tetap. Mampu memadukan sistem tetap dan mengambang.


Devisa harus selalu tersedia dan siap diguankan sewaktu-waktu. Persaingan yang ketat antara pemerintah dan spekualan dalam memprediksi dan menetapkan kurs. Tidak selamanya mampu mengatasi neraca pembayaran. Selisih kurs yang terjadi dalam pasar valuta akan mengurangi devisa karena memakai devisa untuk menutupi selisihnya.


Kurs mengambang terkendali Disebut juga dengan kurs distabilkan. Kurs bebas seperti yang telah disebutkan di atas sering menimbulkan ketidaktentuan kurs valuta asing, sehingga negara diharapkan dapat menerapkan pengendalian atau penstabilan kurs pada batas yang wajar. Pada dasarnya dalam sistem mengambang terkendali, nilai tukar ditentukan oleh kekuatan pasar, sehingga bebas bergerak naik maupun turun. Namun supaya tidak terjadi gejolak yang terlalu dahsyat, yang kriterianya ditentukan oleh Bank Sentral, pemerintah dapat campur tangan sampai batas-batas tertentu.


Bentuk-bentuk intervensi pemerintah dapat berupa:


uma. Mengambang bersih. Terjadi jika campur tangan pemerintah tidak langsung, yaitu dengan pengaturan tingkat bunga.


b. Mengambang kotor. Terjadi jika campur tangan pemerintah secara langsung, yaitu dengan menjual atau membeli valuta asing.


Sistem nilai tukar mengambang terkendali di Indonesia ditetapkan bersamaan dengan kebijakan devaluasi Rupiah pada tahun 1978 sebesar 33 %. Pada sistem ini nilai tukar Rupiah diambangkan terhadap sekeranjang mata uang (basket currencies) negara-negara mitra dagang utama Indonesia. Dengan sistem tersebut, Bank Indonesia menetapkan kurs indikasi dan membiarkan kurs bergerak di pasar dengan spread tertentu. Untuk menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah, maka Bank Indonesia melakukan intervensi bila kurs bergejolak melebihi batas atas atau batas bawah spread (Teguh Triyono, 2005).


Pada saat sistem nilai tukar mengambang terkendali diterapkan di Indonesia, nilai tukar Rupiah dari tahun ke tahunnya terus mengalami depresiasi terhadap US Dollar. Nilai tukar Rupiah berubah-ubah antara Rp 644/US Dollar sampai Rp 2.383/US Dollar. Dengan perkataan lain, nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar cenderung tidak pasti.


Kurs mengambang bebas merupakan suatu sistem ekonomi yang ditujukan bagi suatu negara yang sistem perekonomiannya sudah mapan. Sistim nilai tukar ini akan menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk mencapai kondisi equilibrium yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal. Jadi dalam sistem nilai tukar ini hampir tidak ada campur tangan pemerintah.


Cadangan devisa lebih aman. Persaingan pasar ekspor-impor sesuai dengan mekanisme pasar. Kondisi ekonomi negara lain tidak akan berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi dalam negeri. Masalah neraca pembayaran dapat diminimalisir. Tidak ada batasan valas. Equilibrium pasar uang.


Praktik spekulasi semakin bebas. Penerapan sistem ini terbatas pada negara yang sistim perekonomiannya mapan, masih kurang teapt untuk negara berkembang. Tidak adanya intervensi pemerintah untuk menjaga harga. Penentuan kurs valuta asing.


Indonesia mulai menerapkan sistem nilai tukar mengambang bebas pada periode 1997 hingga sekarang. Sejak pertengahan Juli 1997, Rupiah mengalami tekanan yang mengakibatkan semakin melemahnya nilai Rupiah terhadap US Dollar. Tekanan tersebut diakibatkan oleh adanya currency turmoil yang melanda Thailand dan menyebar ke negara-negara ASEAN termasuk Indonesia. Untuk mengatasi tekanan tersebut, Bank Indonesia melakukan intervensi baik melalui spot exchange rate (kurs langsung) maupun forward exchange rate (kurs berjangka) dan untuk sementara dapat menstabilkan nilai tukar Rupiah. Namun untuk selanjutnya tekanan terhadap depresiasi Rupiah semakin meningkat.


Oleh karena itu dalam rangka mengamankan cadangan devisa yang terus berkurang, pada tanggal 14 Agustus 1997, Bank Indonesia memutuskan untuk menghapus rentang intervensi sehingga nilai tukar Rupiah dibiarkan mengikuti mekanisme pasar.


Jumlah uang yang beredar/Laju Inflasi.


Dalam pasar valuta asing, perdagangan internasional baik dalam bentuk barang atau jasa menjadi dasar yang utama dalam pasar valuta asing, sehingga perubahan harga dalam negeri yang relatif terhadap harga luar negeri dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi pergerakan kurs valuta asing. Misalnya, jika Amerika sebagai mitra dagang Indonesia mengalami tingkat inflasi yang cukup tinggi maka harga barang Amerika.


juga menjadi lebih tinggi, sehingga otomatis permintaan terhadap barang dagangan relatif mengalami penurunan.


Menghitung Nilai Tukar Valuta Asing Berdasarkan Kurs yang Berlaku.


Apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak, maka nilai uang akan turun dan sebaliknya.


Perhitungan Kurs mengenal dua istilah sebagai berikut:


Kurs Beli adalah kurs yang dihitung pada saat pelaku pasar (Bank, money changer) membeli valuta asing (Dollar, Riyal dan sebagainya) Kurs Jual adalah perhitungan kurs pada saat pelaku pasar (Bank, money changer) menjual valuta asing. Kurs tengah, yaitu kurs antara kurs jual dan kurs beli (penjumlahan kurs beli dan kurs jual yang dibagi dua).


Valuta Asing (Foreign Exchanges) : Penentuan Nilai (Kurs) Valuta Asing, bisa melalui: – Mekanisme pasar bebas (kurs bebas), ditentukan oleh permintaan dan penawaran pada mata uang tertentu, – Ditetapkan oleh pemerintah, dinamakan kurs tetap atau kurs resmi, – Apabila Kurs ditetapkan oleh pemerintah, maka pemerintah harus memiliki cadangan valuta asing yang tinggi, – Dengan sistem kurs tetap akan terbentuk pasar gelap (black market) valuta asing akibat terjadinya over value atau undervalue.


Implementasi penerimaan kas (uang) yang ada pada perusahaan atau bank (kas) yang setiap saat dibutuhkan dalam perputarannya, sehingga dana yang dalam kas dalam membiayai kegiatan operasional, tidak hanya penyajiannya dalam laporan neraca dan laporan rugi laba, melainkan juga dalam hal penyelenggaraan pencatatan selama periode akuntansi yang sedang berjalan.


Harnanto, Pokok-Pokok Intermediate Accounting, (2000 : 21) menyatakan bahwa dalam penyajian laporan keuangan perusahaan harus menampakkan lebih jelas terhadap dana yang pada aktiva lancar. Berdasarkan hal tersebut untuk menampung atau mengakomodasi transaksi-transaksi yang berhubungan dengan kas dalam perusahaan, maka pihak manajemen perusahaan menyelenggarakan rekening-rekening pembukuan, yang terdiri dari :


Kas yaitu digunakan untuk menampung transaksi-transaksi penerimaan dan pengeluaran kas melalui kasir perusahaan, termasuk penerimaan dan pengeluaran secara tunai melalui bank. Kas kecil yaitu merupakan sejumlah dana (uang) yang dibentuk atau dipersiapkan khusus untuk kepentingan tertentu termasuk pengeluaran-pengeluaran yang bersifat rutin dan relatif kecil. Selisih kas, yaitu digunakan untuk menampung perbedaan jumlah fisik kas (yang ada dalam perusahaan) menurut hasil kas opname dengan jumlah kas menurut catatan pembukuan sementara sebelum penyebab terjadinya perbedaan itu dapat diketahui.


Pada dasarnya setiap penanaman investasi mengandung dua macam aliran kas. Bambang Riyanto (2004 : 98) aliran kas terdiri dari :


Aliran kas keluar netto ( net out flow cash ) yaitu yang diperlukan untuk investasi baru. Aliran kas masuk netto tahunan (net anual inflow of cash), yaitu sebagai hasil dari investasi baru yang ini sering pula disebut net cash proceceeds atau cukup dengan istilah proceeds.


Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa yang dianggap sebagai aliran kas keluar adalah sejumlah dana yang dikeluarkan untuk keperluan investasi, sedangkan aliran kas masuk secara netto tahunan adalah hasil dari investasi yang ditanamkan.


Ada perbedaan pengertian antara cash flow atau proceeds dengan laba yang dilaporkan dari laporan keuangan. Laporan keuangan akan menujukkan data tentang laba yang belum tentu menunjukkan kas perusahaan, karena ada pos yang dianggap pengeluaran menurut laporam rugi laba sementara itu konsep cash flow menganggap bukan pengeluaran. Pos yang dianggap pengeluaran menurut laporan rugi laba adalah depresiasi. Oleh karena itu pada konsep cash flow dapatlah dihitung proceeds atau cash flow dengan menggunakan rumus (Subajah E. 2000 : 32), yaitu :


Kas masuk bersih = laba setelah pajak + penyusutan :


Kalau kita menganggap bahwa proyek tersebut dibelanjai dengan modal sendiri seluruhnya.


Kas masuk bersih = laba setelah pajak + penyusutan + bunga ( 1 – Tax ) : kalau proyek tersebut dibelanjai sebagian dengan modal pinjaman.


PINJAMAN ANTAR PERUSAHAAN.


Pada dasarnya hubungan antara perusahaan satu dengan anak perusahaannya adalah saling menutupi kekurangan dan saling mendukung. Perpindahan dana dari perusahaan satu dengan anak perusahaannya biasanya melibatkan MNC, karena disini MNC lah yang mengerti mengenai peraturan perpindahan dana tersebut. Hal – hal yang menyangkut perpindahan dana ini antara lain :


Tingkat pinjaman dana Control terhadap nilai mata uang Perbedaan tariff pajak pada masing – masing Negara.


Hal penting lainnya adalah pinjaman yang saling berhubungan, saling bertukar nilai mata uang, dan pinjaman antar perusahaan.


Hal ini banyak terjadi pada Negara yang memiliki bunga pinjaman tinggi sehingga perusahaan cenderug menggunakan dana diamnya untuk dipinjamkan pada anak perusahaan yang lain yang membutuhkan dana, terutama bagi Negara yang rawan terhadap nilai pertukaran mata uang yang sewaktu – waktu dapat menimbulkan kerugian yang besar bagi perusahaan. Keuntungan dari system ini adalah :


Biaya yang harus dikeluarkan lebih sedikit, karena dana yang digunakan adalah dana dari perusahaan yang berada pada satu induk perusahaan Pinjaman ini lebih aman bagi perusahaan, karena tidak terpengaruh dengan nilai tukar dan pajak.


Keuntungan lainnya menurut manajer perusahaan adalah nama perusahaan akan tetap terjaga, karena kekurangan dari anak perusahaan dapat ditutupi sehingga citra perusahaan akan tetap baik di mata pemerintah dan masyarakat.


Berdasarkan keterangan kurs mata uang pada pemfakturan transaksi antar perusahaan dapat berpengaruh terhadap keuntungan setelah pajak jika fluktuasi/ naik turunnya mata uang dapat diantisipasi. Seperti contohnya pada sebuah cabang perusahaan Swedia yang menjual bagian perakitan barang pada cabang di Jerman. Yang mengasumsikan tingkat pajak perusahaan yang efektif di Swedia adalah tS, sedangkan di Jerman adalah tG. Apakah seharusnya transaksi dalam faktur menggunakan mata uang Deutsche marks ataukah kronor, apabila Deutsche marks diharapkan meningkat dengan baik dibandingkan Kronor dan dolar.


Pemilihan mata uang yang digunakan dalam melakukan transaksi, memungkinkan sebuah perusahaan untuk memindahkan beberapa dana yang menghalangi dari sebuah Negara yang memiliki pengendalian terhadap mata uang. Apabila letak cabang perusahaan terletak pada suatu Negara yang membatasi pengiriman kembali laba.


PENYUSUNAN KEBIJAKAN TRANSFER GLOBAL.


Tugas yang dihadapi oleh para jajaran eksekutif keuangan adalah mengkoordinasikan penggunaan dari bermacam hubungan keuangan dengan cara yang konsisten dengan memaksimalkan nilai perusahaan secara keseluruhan. Tugas ini mensyaratkan hubungan keempat keputusan:


Seberapa besar jumlah uang yang dikirimkan Kapan dilaksanakan Dimanakah mengirimkan dana tersebut Metode transfer seperti apakah yang digunakan.


Sejumlah faktor yang secara kuat berpengaruh terhadap kemampuan suatu MNC untuk mendapatkan manfaat dari transfer sistem keuangan internal, terdiri dari:


Banyaknya jaringan keuangan Besarnya transaksi gabungan Pola gabungan kepemilikan luar negeri Tingkatan standarisasi produk dan jasa Peraturan pemerintah Informasi yang Disyaratkan.


Untuk mendapatkan keuntungan secara penuh, perusahaan multinasional membutuhkan informasi detail mengenai informasi:


Penggabungan keuangan yang dipersyaratkan Sumber daya dan biaya dari kredit eksternal Hasil dari investasi lokal Ketersediaannya akses keuangan Volume dari transaksi gabungan Peraturan dan pembatasan dari Pemerintah Konsekuensi Perilaku Memanipulasi harga yang ditukarkan Menyesuaikan pembayaran deviden.


Management Resiko.


Manajemen resiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko.


Suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan /pengelolaan sumberdaya.


Berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis menolak definisi ini karena terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam hal chance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko tidak ada.


* Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian).


* Risk is the dispersion of actual from expected results (Risiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan). Ahli statistik mendefinisikan risiko sebagai derajat penyimpangan sesuatu nilai disekitar suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata.


Klasifikasikan ke dalam :


* Risiko hazard ( BAHAYA ) factor –faktor yang mempengaruhi akibat akibat yang ditimbulkan dari suatu peristiwa. Hazard menimbulkan kondisi yang kondusif terhadp bencana yang menimbulkan kerugian. Dan kerugian adalah penyimpangan yang tidak diharapkan. Walaupun ada beberapa overlapping (tumpang tindih) di antara kategori-kategori ini, namun sumber penyebab kerugian (dan risiko) dapat diklasifikasikan sebagai risiko sosial, risiko fisik, dan risiko ekonomi. Menentukan sumber risiko adalah penting karena mempengaruhi cara penanganannya.


PROSES MANAJEMEN RESIKO.


Pemahaman risk management memungkinkan manajemen untuk terlibat secara efektif dalam menghadapi uncertainty dengan risiko dan peluang yang berhubungan dan meningkatkan kemampuan organisasi untuk memberikan nilai tambah. Menurut COSO, proses manajemen risiko dapat dibagi ke dalam 8 komponen (tahap)


Komponen ini berkaitan dengan lingkungan dimana instansi Pemerintah berada dan beroperasi. Cakupannya adalah risk-management philosophy (kultur manajemen tentang risiko), integrity (integritas), risk-perspective (perspektif terhadap risiko), risk-appetite (selera atau penerimaan terhadap risiko), ethical values (nilai moral), struktur organisasi, dan pendelegasian wewenang.


Manajemen harus menetapkan objectives (tujuan-tujuan) dari organisasi agar dapat mengidentifikasi, mengakses, dan mengelola risiko. Objective dapat diklasifikasikan menjadi strategic objective dan activity objective. Strategic objective di instansi Pemerintah berhubungan dengan pencapaian dan peningkatan kinerja instansi dalam jangka menengah dan panjang, dan merupakan implementasi dari visi dan misi instansi tersebut. Sementara itu, activity objective dapat dipilah menjadi 3 kategori, yaitu.


Komponen ini mengidentifikasi kejadian-kejadian potensial baik yang terjadi di lingkungan internal maupun eksternal organisasi yang mempengaruhi strategi atau pencapaian tujuan dari organisasi. Kejadian tersebut bisa berdampak positif (opportunities), namun dapat pula sebaliknya atau negative (risks).


(1) Exposure analysis; (2) Environmental analysis; (3) Threat scenario; (4) Brainstorming questions. Salah satu model, yaitu exposure analysis, mencoba mengidentifikasi risiko dari sumber daya organisasi yang meliputi financial assetsphysical assets seperti tanah dan bangunan, human assets yang mencakup pengetahuan dan keahlian, dan intangible assets seperti reputasi dan penguasaan informasi. Atas setiap sumber daya yang dimiliki organisasi dilakukan penilaian risiko kehilangan dan risiko penurunan. seperti kas dan simpanan di bank,


Komponen ini menilai sejauhmana dampak dari events (kejadian atau keadaan) dapat mengganggu pencapaian dari objectives. Besarnya dampak dapat diketahui dari inherent dan residual risk, dan dapat dianalisis dalam dua perspektif, yaitu: likelihood (kecenderungan atau peluang) dan impact/consequence (besaran dari terealisirnya risiko). Dengan demikian, besarnya risiko atas setiap kegiatan organisasi merupakan perkalian antara likelihood dan consequence.


Organisasi harus menentukan sikap atas hasil penilaian risiko. Risk response dari organisasi dapat berupa: (1) avoidance, yaitu dihentikannya aktivitas atau pelayanan yang menyebabkan risiko; (2) reduction, yaitu mengambil langkah-langkah mengurangi likelihood atau impact dari risiko; (3) sharing, yaitu mengalihkan atau menanggung bersama risiko atau sebagian dari risiko dengan pihak lain; (4) acceptance, yaitu menerima risiko yang terjadi (biasanya risiko yang kecil), dan tidak ada upaya khusus yang dilakukan.


Dalam memilih sikap (response), perlu dipertimbangkan faktor-faktor seperti pengaruh tiap response terhadap risk likelihood dan impact, response yang optimal sehingga bersinergi dengan pemenuhan risk appetite and tolerances, analis cost versus benefits, dan kemungkinan peluang (opportunities) yang dapat timbul dari setiap risk response.


Komponen ini berperanan dalam penyusunan kebijakan-kebijakan (policies) dan prosedur-prosedur untuk menjamin risk response terlaksana dengan efektif. Aktifitas pengendalian memerlukan lingkungan pengendalian yang meliputi: (1) integritas dan nilai etika; (2) kompetensi; (3) kebijakan dan praktik-praktik SDM; (4) budaya organisasi; (5) filosofi dan gaya kepemimpinan manajemen; (6) struktur organisasi; dan (7) wewenang dan tanggung jawab.


Fokus dari komponen ini adalah menyampaikan informasi yang relevan kepada pihak terkait melalui media komunikasi yang sesuai. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyampaiaan informasi dan komunikasi adalah kualitas informasi, arah komunikasi, dan alat komunikasi.


Monitoring dapat dilaksanakan baik secara terus menerus (ongoing) maupun terpisah (separate evaluation). Aktifitas monitoring ongoing tercermin pada aktivitas supervisi, rekonsiliasi, dan aktivitas rutin lainnya.


Faktor yang Menentukan Harga Pasar Terkait dengan Risiko.


18 comentários:


aamiin . . . Gratiss nih gan :


buat kawan2 yang mau buka bisnis pasti rugi kalo belum baca bukunya nih . Jgn dulu Buka Bisnis Kawan Sblum Baca Buku ini 7 Kesalahan Fatal Pengusaha Pemula : kunjungi linknya : yuk. bi/t835a . Segera miliki bukunya kawan:)


Nah supaya lebih mantab dan dijamin smakin semangat buat buka usaha ato bisnisnya boleh nih buku recomended nya Buka langsung laris , nih linknya : yuk. bi/t835c.


Buat buku2 recomended lainnya yang laris manis boleh juga di : yuk. bi/q904.


indahnya berbagi gan.


sangat berguna buat saya selaku pengelola risk manajement dan Knowledge manajement.


Makalah mengenai manajemen risiko ini cukup membantu saya dalam melakukan evaluasi pengendalian Auditor internal.


Misi gan, izin share ya.


Kami menjual Mouse Wireless Logitech.


Price Rp 174.000.


Teknologi sensor : Logitech Advanced Optical Tracking.


Resolusi : 1000 dpi.


Jumlah tombol : 3.


Scroll Wheel : Ya.


Fungsi tilt : Tidak.


Unifying-ready mouse : Ya.


Unifying-ready receiver : Tidak.


Jarak pengoperasian wireless : maksimal 25m*


Sistem wireless : Konektivitas Advanced 2.4 GHz Wireless.


Antarmuka koneksi : Receiver USB.


Sistem Operasi yang kompatibel : Windows 8, Windows 7, Windows Vista, Mac OS 10.+, Chrome OS, Linux Kernel 2.6+


Infonya berguna banget mba, untuk bisnis saya bidang penjualan dan pembiayaan otomotif depotruck. blogspot.


Untuk sharing perlindungan asuransi.


Untuk sharing perlindungan asuransi.


Jika anda memiliki sebuah dana untuk investasi dalam saham, anda akan memilih investasi berapa persen dengan acuan kurang dari 20%, diantara 20%-50%, dan diatas 50%?Jelaskan!


Pada ISO ISO versi terbaru 2015 baik Sistem Manajemen Mutu maupun Sistem Manajemen Lingkungan, semuanya mengedepankan aspek manajemen resiko, Tapi sebenarnya acuan untuk manajemen resiko sendiri telah dituangkan dalam ISO 30001:2009 dimana secara detail dan terstruktur telah menjadi guidance tentang resiko itu sendiri. isokonsultindo membantu Bisnis dan Perusahaan anda meminimalisi resiko kerugian, info lebih lanjut silahkan kunjungi isokonsultindo.


FBS Indonésia Broker Terbaik & # 8211; Dapatkan Banyak Kelebihan Trading Bersama FBS, bergabung sekarang juga dengan kami.


Kelebihan Broker Forex FBS.


1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPÓSITO ANDA.


2. SPREAD DIMULAI DARI 0 Dan.


3. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANK LOKAL Indonésia dan banyak lagi yang lainya.


Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui:


Cocok artikelnya bagus, ijin share n ninggalin jejang ya. )


Cari Tiket Pesawat Online Super Cepat dan murah ??


Booking di SELLTIKET aja.


CEPAT, & # 8230;.TEPAT, & # 8230;.DAN HARGA TERJANGKAU.


Yang memiliki potensi penghasilan tanpa batas.


Bergabung segera di agenselltiket.


No handphone : 085364558922.


ijin comot artikelnya mbak.


alangkah lebih baik jika proses pengelolaan risiko dijelaskan satu persatu, trimakasih.


Publique um comentário.


UPDATE INFO.


FOLLOW SAYA.


Silahkan klik FOLLOW atau IKUTI saya (Rini) dengan mengklik gambar dibawah ini, KLIK gambar "ikuti" dibawah ini.


KULIT KENCANG DENGAN PLACENTA DOMBA.


Wajah Kendor-Menggelambir-Bersisik-Kering-Flek Hitam LANGSUNG Hilang.


Forex Exposure Dan Manajemen Risiko.


Classificação e Estatísticas.


Opções de compartilhamento.


Ações de documentos.


As páginas 2 a 4 não são mostradas nesta pré-visualização.


Documentos recomendados.


Documents Similar To Forex Exposure Dan Manajemen Risiko.


More From Cep Coy.


Menu de Rodapé.


Legal.


Mídia social.


Direitos autorais e cópia; 2018 Scribd Inc. Procure livros. Site móvel. Diretório do site. Idioma do site:


Você tem certeza?


Esta ação pode não ser possível desfazer. Você tem certeza que quer continuar?


Tem certeza de que deseja excluir esta lista?


Tudo o que você selecionou também será removido de suas listas.


Este livro também será removido de todas as suas listas.


Nós temos títulos com curadoria que achamos que você adorará.


O resto deste título estará disponível em breve.


Forex Exposure Dan Manajemen Risiko will be available on.


aisgyfterdotcom.


Apenas outro site do WordPress.


MANAJEMEN RESIKO.


RISIKO ( RISK) adalah bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi di masa depan dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.


Manajemen Risiko adalah usaha yang secara rasional ditujukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian dari risiko yang dihadapi.


Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap keputusan. Mampu memberikan arah bagi perusahaan dalam melihat pengaruh yang mungkin timbul baik jangka pendek maupun jangka panjang. Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya kerugian finansial. Memungkinan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum. Dengan adanya konsep manjemen risiko yang dirancang secara detail maka perusahaan telah membangun arah dan mekanisme secara berkelanjutan.


Identifikasi Risiko. Mengidentifikasi bentuk-bentuk risiko. Menempatkan ukuran-ukuran risiko. Menempatkan alternatif. Menganalisis setiap alternatif. Memutuskan satu alternatif. Melaksanakan alternatif yang dipilih. Mengontrol alternatif terpilih. Mengevaluasi jalannya alternatif yang dipilih.


Adalah risiko yang mengandung dua kemungkinan yaitu kemungkinan yang menguntungkan atau kemungkinan yang merugikan.


Misal : Judi, pembelian saham, pembelian valas.


Adalah risiko yang hanya mengandung satu kemungkinan, yaitu kemungkinan rugi saja.


Misal : bencana alam, resesi ekonomi.


Merupakan bentik ketidakmampuan suatu perusahaan, institusi, lembaga maupun pribadi dalam menyelesaikan kewajiban-kewajibannya secara tepat waktu baik pada saat jatuh tempo dan itu semua sesuai dengan aturan dan kesepakatan yang berlaku.


Risiko kredit dari perspektif perbankan adalah risiko kerugian yang diderita bank, terkait dengan kemungkinan bahwa pada saat jatuh tempo, counterparty-nya gagal memenuhi kewajibannya kepada bank.


Keputusan menyalurkan kredit ke berbagai sektor bisnis tidak selalu terjadi sesuai seperti yang diharapkan, karena ada berbagai bentuk risiko yang akan dialami baik risiko yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.


Risiko yang bersifat jangka pendek ( short term risk ) adalah risiko yang disebabkan karena ketidakmampuan suatu perusahaan memnuhi dan menyelesaikan kewajibannya yang bersifat jangka pendek terutama kewajiban likuiditas.


Risiko yang bersifat jangka panjang ( Long term risk )


Ketidakmampuan perusahaan menyelesaikan berbagai kewajibannya yang bersifat jangka panjang, seperti kegagalan untuk menyelesaikan utang perusahaan yang bersifat jangka panjang dan juga kemampuan untuk menyelesaikan proyek hingga tuntas.


CREDIT RISK MANAGEMENT ( CRM)


Tanggung Jawab : Mengendalikan risiko kredit. Mengelola dan menyelesaikan kredit yang bermasalah. Menetapkan suatu sistem ukuran penilaian serta alat analisi yang bisa atau layak digunakan.


Tanggung Jawab : Pada saat menemukan adanya kredit yang bermasalah maka memindahkan pengelolaannya ke bagian CRM untuk diselesaikan. Berfungsi dalam mempertanggungjawabkan kelanjutan bisnis/ usaha perbankan. Berkoordinasi dengan pihak CRM dalam memutuskan berbagai persoalan kredit.


Meneliti dan menilai permohonan kredit baru yang berjumlah besar. Meneliti dan menilai permohonan perpanjangan kredit serta alasannya. Meneliti dan menilai semua kredit yang mengalami kemacetan untuk mengetahui dan menentukan penyebabnya. Meneliti apakah semua pemberian kredit telah sesuai dengan kebijakan pengkreditan bank ybs. Memeriksa kelengkapan dokumen-dokumen kredit. Memeriksa konsistensi perlakuan terhadap permohonan kredit.


Perjanjian Kredit ( Agreement)


Menurut pasal 1313 KUH Perdata :


Perjanjian ( Agreement ) adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.


Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.


Perjanjian Kredit adalah suatu ikatan diantara kedua belah pihak yang disetujui dan ditandatangani dimana itu selanjutnya menjadi hukum bagi kedua belah pihak dengan menyebutkan ketentuan-ketentuan yang jelas mencakup penjelasan hak dan kewajiban kreditur dan debitur seperti jangka waktu, tingkat bunga, agunan dan sangsi-sangsi.


Resiko kredit bagi investor :


Surplus Finansial (Investor) — & gt; Bank < & # 8212; Defisit Finansial (Debitur)


Investor akan mengalami keterlambatan penerimaan keuntungan dalam bentuk bunga (Capital gain) karena perbankan sedang mengalami kesulitan keuangan.


Bagi pemegang obligasi permasalahan menjadi lebih besar pada saat emiten sudah berada dalam kondisi bangkrut.


Keterlambatan penerimaan keuntungan menyebabkan permasalahan dengan pihak eksternal seperti jika pihak pemegang obligasi dan deposito melakukan pembelian secara utang.


Risiko pasar merupakan kondisi yang dialami oleh suatu perusahaan yang disebabkan oleh perubahan kondisi dan situasi pasar di luar dari kendali perusahaan.


Risiko pasar sering disebut juga Risiko menyeluruh , karena sifat umumnya adalah bersifat menyeluruh dan dialami oleh seluruh perusahaan.


Risiko ini dialami oleh seluruh perusahaan yang disebabkan oleh suatu kebijakan yang dilakukan oleh lembaga terkait yang mana kebijakan tersebut mampu memberi pengaruh bagi seluruh sektor bisnis.


Adalah suatu bentuk risiko yang hanya dialami secara khusus pada sektor atau sebagian bisnis saja tanpa bersifat menyeluruh.


Kategori yang masuk general market risk.


Secara umum dalam ilmu keuangan dikenal dua bentuk pasar yaitu pasar modal (capital market) dan pasar uang (money market).


Foreign exchange risk merupakan bagian dari pasar uang.


Foreign exchange (valas) ini berangkat dari diterapkannya sistem floating exchange rate system pada tahin 1970an.


Mencakup mata uang yang berasal dari negara-negara yang memiliki tingkat kestabilan moneter tinggi, atau negara maju secara ekonomi dan sering sebagai ukuran dalam mengkonversikan dengan mata uang negaranya. Seperti dollar amerika, yen jepang dan uero eropa.


Adalah jenis mata uang yang diterbitkan oleh suatu negara namun jarang dipakai sebagai standar acuan dalam transaksi bisnis internasional, dengan alasan dianggap belum memiliki nilai kekayaan.


Pasar keuangan sangat bebas dari berbagai intervens, karena : Berbagai pihak mudah mengakses seluruh data dan informasi tentang keuangan dan non keuangan. Berbagai investor dari seluruh dunia ikut bermain valas. Semua yang terlibat didalamnya tidak pernah tau dimana titik keseimbangannya. Setiap pihak memiliki data dan informasi untuk memprediksi apa yang terjadi kemudian.


Risiko suku bunga adalah risiko yang dialami akibat dari perubahan suku bunga yang terjadi di pasaran yang mampu memberi pengaruh pada perusahaan.


Adalah situasi dan kondisi dimana terjadinya kerugian akibat perubahan harga barang komoditi di pasar yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu, dimana kondisi ini semakin parah saat barang komoditi tersebut telah terikat kontrak dalam suatu kontrak perjanjian serta informasi tersebut telah sampai ke pasar.


Adalah suatu kondisi dimana kekayaan perusahaan mengalami perubahan dari biasanya sehingga perubahan tersebut memberi dampak pada keuntungan dan kerugian perusahaan.


Stabilitas politik suatu negara sangat penting bagi pembangunan negara tersebut.


Untuk menciptakan suatu stabilitas politik yang baik adalah dengan cara membangun usaha yang sinergi antara masyarakat, pemerintah dan dunia usaha.


Hubungan FER dengan Perbankan.


Ada beberapa faktor yang menyebabkan perbankan mengalami FER:


a) Masih lemahnya independensi perbankan dalam permasalahan-permasalahan FER baik secara finansial dan non finansial.


b) Lemahnya perangkat dan aturan perbankan dalam konsep risk management banking.


c) Masih saja terjadi pemberian kredit dalam bentuk mata uang asing tapi kurang memiliki dasar analisis yang kaut.


d) Penerimaan deposito dalam mata uang asing.


e) Masih ada saja perlakuan khusus pada nasabah tertentu.


Faktor pengaruh mempengaruhi gejolak harga di pasar :


Faktor fundamental ekonomi. Adanya peristiwa besar ekonomi maupun politik. Campur tangan pemangku kebijakan. Perimbangan kekuatan permintaan dan penawaran. Likuiditas pasar.


Risiko suku bunga adalah risiko yang dialami akibat perubahan suku bunga yang terjadi di pasaran yang mampu memberi pengaruh pada perusahaan.


Faktor penyebab perubahan suku bunga domestik.


Ada 3 faktor yang mempengaruhi suku bunga domestik suatu negara :


Kondisi ekonomi global. Stabilitas ekonomi dalam negeri. Stabilitas sosial dan politik dalam dan luar negeri.


Resiko perubahan suku bunga dan permintaan uang :


Jika suku bunga , maka publik akan membelanjakan dananya untuk membeli aset yang menguntungkan. Jika suku bunga turun, publik akan mengambil dananya di bank dan diinvestasikan untuk usaha. Jika suku bunga naik maka publik cenderung menyimpan uangnya di bank karena aman. Dari segi pemerintah menaikkan suku bunga kredit adalah sebagai antisipasi kredit macet.


Resiko Carry Trade adalah bentuk perilaku investor dalam melakukan investasi dengan cara meminjam dana dari suatu negara yang memiliki tingkat suku bunga rendah dan selanjutnya membawa dana tersebut untuk ditanamkan pada negara yang memiliki tingkat suku bunga tinggi.


Jika suku bunga negara tujuan itu kembali normal/rendah, maka dana ditarik kembali.


Manajemen Risiko pada suku bunga obligasi:


Jika kondisi suku bunga obligasi stabil, masyarakat cenderung memilih obligasi. Penerimaan bunganya tetap. Pemilik obligasi biasanya yang memiliki uang lebih dan menginginkan keamanan berinvestasi.


Dampak Perusahaan suku bunga bagi perusahaan :


Perubahan suku bunga bisa menyebakan perusahaan menghadapi dua tipe risiko yaitu: Risiko perubahan pendapatan : pendapatan bersih ( hasil investasi dikurangi biaya) berubah yaitu berkurang dari yang diharapkan. Risiko perubahan nilai pasar berubah karena perubahan tingkat bunga, yaitu berubah karena lebih kecil (turun nilainya).


Risiko pada suku bunga dan saham :


Pada saat suku bunga mengalami kenaikan dan harga saham di pasar mengalami penurunan, maka investor cenderung memindahkan dananya dari saham ke deposito. Pada saat kondisi pasar saham sedang menghangat, maka akan terjadi kebalikan dari hal diatas, dengan alasan keuntungan bermain saham lebih tinggi. Investor adalah mereka yang memiliki karakteristik penghindar risiko dan menyukai keuntungan yang berkelanjutan.


Suku bunga dan jangka waktu obligasi.


Semakin lama jangka waktu obligasi, semakin tinggi bunganya. Konsep nilai waktu uang. Adanya inflasi.


Risiko pasar merupakan kondisi yang dialami oleh suatu perusahaan yang disebabkan oleh perubahan kondisi dan situasi pasar di luar dari kendali perusahaan.


Risiko pasar sering disebut juga Risiko menyeluruh , karena sifat umumnya adalah bersifat menyeluruh dan dialami oleh seluruh perusahaan.


Pengertian Risiko pasar adalah kerugian pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif akibat perubahan keseluruhan pada kondisi pasar. Risiko ini dapat bersumber dari trading-book maupun banking book bank.


Risiko pasar dari trading book ( Traded market risk ) adalah risiko dari suatu kerugian nilai investasi akibat aktivitas trading (melakukan pembelian dan penjualan instrumen keuangan secara terus menerus) di pasar dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Hal ini timbul sebagai akibat dari tindakan bank yang secara sengaja membuat suatu posisi yang berisiko dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan dari posisi risiko yang telah diambilnya. ( high risk high return ).


Berbeda dengan Traded market risk, risiko pada banking book merupakan konsekwensi alamiah akibat sifat bisnis bank yang dilakukan dengan nasabahnya. Umumnya, bank mempunyai struktur dana yang sifatnya jangka pendek / short funding karena kredit yang diberikan umumnya berjangka waktu lebih lama dari simpanan dana nasabah.


Risiko ini dialami oleh seluruh perusahaan yang disebabkan oleh suatu kebijakan yang dilakukan oleh lembaga terkait yang mana kebijakan tersebut mampu memberi pengaruh bagi seluruh sektor bisnis.


Adalah suatu bentuk risiko yang hanya dialami secara khusus pada sektor atau sebagian bisnis saja tanpa bersifat menyeluruh.


Kategori yang masuk general market risk :


Secara umum dalam ilmu keuangan dikenal dua bentuk pasar yaitu pasar modal (capital market) dan pasar uang (money market).


Foreign exchange risk merupakan bagian dari pasar uang.


Foreign exchange (valas) ini berangkat dari diterapkannya sistem floating exchange rate system pada tahin 1970an.


Mencakup mata uang yang berasal dari negara-negara yang memiliki tingkat kestabilan moneter tinggi, atau negara maju secara ekonomi dan sering sebagai ukuran dalam mengkonversikan dengan mata uang negaranya. Seperti dollar amerika, yen jepang dan uero eropa.


Adalah jenis mata uang yang diterbitkan oleh suatu negara namun jarang dipakai sebagai standar acuan dalam transaksi bisnis internasional, dengan alasan dianggap belum memiliki nilai kekayaan.


Pasar keuangan sangat bebas dari berbagai intervens, karena : Berbagai pihak mudah mengakses seluruh data dan informasi tentang keuangan dan non keuangan. Berbagai investor dari seluruh dunia ikut bermain valas. Semua yang terlibat didalamnya tidak pernah tau dimana titik keseimbangannya. Setiap pihak memiliki data dan informasi untuk memprediksi apa yang terjadi kemudian.


Risiko suku bunga adalah risiko yang dialami akibat dari perubahan suku bunga yang terjadi di pasaran yang mampu memberi pengaruh pada perusahaan.


Adalah situasi dan kondisi dimana terjadinya kerugian akibat perubahan harga barang komoditi di pasar yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu, dimana kondisi ini semakin parah saat barang komoditi tersebut telah terikat kontrak dalam suatu kontrak perjanjian serta informasi tersebut telah sampai ke pasar.


Adalah suatu kondisi dimana kekayaan perusahaan mengalami perubahan dari biasanya sehingga perubahan tersebut memberi dampak pada keuntungan dan kerugian perusahaan.


Stabilitas politik suatu negara sangat penting bagi pembangunan negara tersebut.


Untuk menciptakan suatu stabilitas politik yang baik adalah dengan cara membangun usaha yang sinergi antara masyarakat, pemerintah dan dunia usaha.


Hubungan FER dengan Perbankan.


Ada beberapa faktor yang menyebabkan perbankan mengalami FER:


f) Masih lemahnya independensi perbankan dalam permasalahan-permasalahan FER baik secara finansial dan non finansial.


g) Lemahnya perangkat dan aturan perbankan dalam konsep risk management banking.


h) Masih saja terjadi pemberian kredit dalam bentuk mata uang asing tapi kurang memiliki dasar analisis yang kaut.


i) Penerimaan deposito dalam mata uang asing.


j) Masih ada saja perlakuan khusus pada nasabah tertentu.


Faktor pengaruh mempengaruhi gejolak harga di pasar :


Faktor fundamental ekonomi. Adanya peristiwa besar ekonomi maupun politik. Campur tangan pemangku kebijakan. Perimbangan kekuatan permintaan dan penawaran. Likuiditas pasar.


Risiko pasar terdiri dari empat jenis yaitu :


Risiko Suku Bunga – Risiko kerugian pada posisi keuangan (neraca dan rekening administratif) karena perubahan suku bunga. Risiko Suku Bunga pada Banking Book merupakan bentuk risiko pasar paling dominan di perbankan Indonesia yang meliputi repricing risk , yield curve risk , basis risk , options risk. Selain banking book, Bank wajib pula mengelola risiko harga yang disebabkan oleh eksposur trading book (tanpa memandang jenis risiko) karena unrealized Mark to Market (MTM) gain/loss berpengaruh secara langsung pada pendapatan dan atau regulatory capital.


Risiko Nilai Tukar – Risiko kerugian pada posisi keuangan (neraca dan rekening administratif) akibat perubahan nilai tukar valuta asing, termasuk perubahan harga emas dimana.


Risiko Ekuitas – Risiko kerugian pada posisi keuangan (neraca dan rekening administratif) akibat perubahan nilai ekuitas, dan mencakup seluruh posisi ekuitas pada kategori AFS ( available for sale ).


Risiko Komoditas – Risiko kerugian pada posisi keuangan (neraca dan rekening administratif) akibat perubahan nilai komoditas. Risiko translasi nilai tukar atas seluruh posisi valas (aset dan kewajiban) pada neraca, baik trading maupun banking book.


Berikut ini disajikan diagram penilaian risiko pasar sebagai berikut :


Sebagaimana mana risiko kredit, penilaian risiko pasar juga dilakukan berdasarkan dua komponen yaitu risiko pasar inherent dan kualitas sistem pengendalian (RCS – Risk Control System) yang menghasilkan net risk atau risiko komposit.


Penilaian risiko pasar inherent terdiri dua faktor utama yaitu faktor kuantitatif dan kualitatif. Berikut ini contoh parameter penilaian risiko pasar inheren :


Karakteristik risiko pasar :


& # 8211; Jenis aktivitas trading, proprietary trading, market making, brokering.


& # 8211; Jenis instrumen trading : fixed income, derivatif, valas.


& # 8211; Nasabah utama : perusahaan besar, bank, dana pensiun, individual.


& # 8211; Pertumbuhan aset yang diperdagangkan.


& # 8211; Pertumbuhan instrumen derivatif.


& # 8211; Pertumbuhan aset jangka panjang dengan suku bunga tetap.


Untuk penilaian kualitas penerapan manajemen risiko atau Risk Control System, tetap berpedoman kepada empat prinsip utama sabagaimana dalam risiko kredit. Secara konkret hasil penilaian risiko pasar digambarkan sebagai berikut :


Risiko pasar didefinisikan sebagai risiko kerugian pada posisi neraca dan rekening administratif yang diakibatkan oleh perubahan / pergerakan variabel pasar al. tingkat suku bunga, kurs valuta asing, saham dan komoditi.


Exposure kerugian akibat risiko harga pasar dapat disebabkan oleh:


Risiko pasar dari trading book yang timbul akibat bank aktif dalam kegiatan trading transaksi keuangan seperti obligasi yang nilainya dipengaruhi oleh perubahan harga pasar seperti suku bunga. Risiko Suku bunga dari banking book dimana bank mempunyai terekspos risiko fluktuasi suku bunga akibat struktur bisnis bank dalam aktivitas seperti deposito dan pinjaman yang diberikan.


Traded market risk (risiko pasar dari trading book) adalah risiko dari suatu kerugian nilai investasi akibat aktivitas trading (melakukan pembelian dan penjualan instrumen keuangan secara terus menerus) di pasar dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.


Traded market risk muncul sebagai akibat dari tindakan bank yang secara sengaja membuat suatu posisi yang berisiko dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan dari posisi risiko yang telah diambilnya. ( high risk high return )


Risiko suku bunga Banking Book.


Berbeda dengan Traded market risk, risiko pada banking book merupakan konsekwensi alamiah akibat sifat bisnis bank yang dilakukan dengan nasabahnya. Umumnya, bank mempunyai struktur dana yang sifatnya jangka pendek / short funding karena kredit yang diberikan umumnya berjangka waktu lebih lama dari simpanan dana nasabah.


Untuk menghindari hal-hal di luar yang diprediksi, diperlukan penetapan tingkat bunga yang matched antara suku bunga pinjaman dan suku bunga simpanan (proses ini disebut sebagai hedging ), untuk melindungi nilai dari simpanan dan pinjaman.


Terdapat beberapa cara bank dapat melakukan hedging, al. merubah suku bunga pinjaman berdasarkan tingkat diskonto bank sentral atau menetapkan suku bunga simpanan yang selaras dengan suku bunga pinjaman (selama periode pinjaman).


Sebagai respon atas kritik kurang sensitifnya Basel I terhadap risiko, bulan Januari 1996 Komite Basel mempublikasikan “ Amendment to the Capital Accord to incorporate Market Risks” bulan Januari 1996 yang dikenal dengan sebutan the Market Risk Amendment .


The Market Risk Amendment merupakan finasilisasi dari proses yang telah dimulai sejak the Committee mengeluarkan publikasi “ The Supervisory Treatment of Market Risks ”.


Penggunaan model internal yang telah dilakukan oleh beberapa bank internasional mendorong Basel Committee pada tahun 1994 untuk menerima penggunaan model internal, yang disebut metode Value at Risk (VaR) . Metode VaR mengukur perkiraan besarnya kerugian maksimum dari portofolio bank akibat risiko pasar dalam waktu tertentu ( holding period / VAR Horizon ) dan dengan tingkat kepercayaan tertentu ( confidence level ).


Dengan VAR, laporan risiko bank mungkin akan disajikan sbb : “ Portofolio trading mempunyai DVaR sebesar USD 15m dengan tingkat keyakinan sebesar 95 % ”.


Confidence level merepresentasikan tingkat kemungkinan terjadinya kerugian di atas nilai 95% DVaR adalah 5%. Dengan ungkapan yang sederhana DVaR (Daily VAR) adalah “ Dalam periode satu hari kerja terdapat kemungkinan sebesar 5 % kerugian dari portofolio melebihi USD 15m. "


Namun demikian, nilai VaR tidaklah memberikan estimasi seberapa besar kerugian aktual yang dapat terjadi di atas nilai VaR tersebut, yang dalam contoh di atas tidak terdapat indikasi seberapa besar kerugian melebihi USD 15m dapat terjadi. Walaupun probabilitas ini kelihatannya kecil, bila asumsikan bahwa hari kerja dalam satu tahun adalah 240 hari, dapat diartikan bahwa dalam satu tahun diperkirakan ada 12 hari (240 x 5%) dimana kerugian portofolio dapat melebihi USD 15m.


Market Risk Amendment, yang memperkenankan penggunaan Value at Risk (VAR) model, merupakan regulasi pertama yang berbasis risiko.


Sifat Dasar Risiko Pasar (The Nature of Market Risk)


Risiko pasar terdiri dari:


Risiko khusus (specific risk) adalah risiko yang timbul dari pergerakan harga suatu surat berharga karena faktor keamanan atau faktor penerbitnya . Sebagai contoh penurunan harga obligasi karena ‘ credit rating ’ dari penerbit obligasi mengalami penurunan. Informasi ini akan secara khusus berpengaruh terhadap penerbit obligasi dan bukan mempengaruhi harga obligasi secara umum. Risiko pasar umum (general market risk) adalah risiko yang timbul dari pergerakan harga-harga instrumen keuangan secara umum di pasar. Contohnya, kebijakan penurunan suku bunga oleh pemerintah menyebabkan penurunan suku bunga di pasar sehingga mempengaruhi harga dari seluruh instrumen keuangan yang terkait dengan pergerakan suku bunga. Risiko Pasar Umum (General market risk) dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu : Risiko suku bunga, Risiko posisi ekuit, Risiko nilai tukar dan Risiko komoditas.


Risiko pasar adalah kerugian pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif akibat perubahan keseluruhan pada kondisi pasar. Risiko ini dapat bersumber dari trading-book maupun banking book bank.


Risiko pasar didefinisikan sebagai risiko kerugian pada posisi neraca dan rekening administratif yang diakibatkan oleh perubahan / pergerakan variabel pasar al. tingkat suku bunga, kurs valuta asing, saham dan komoditi.


kebijakan penurunan suku bunga oleh pemerintah menyebabkan penurunan suku bunga di pasar sehingga mempengaruhi harga dari seluruh instrumen keuangan yang terkait dengan pergerakan suku bunga. Risiko Pasar Umum (General market risk) dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu : Risiko suku bunga, Risiko posisi ekuit, Risiko nilai tukar dan Risiko komoditas.


Coyle, B. Measuring Credit Risk . United Kingdom: CIB Publishing, 2000. Fisher, S. “ Risk Management in Top Priority in Bank Restructuring “. Dikutip dari naskah presentasi tentang “Building World Class Risk Management. Capabilities in Indonesia: Overview Risk Management.” Jakarta: The Boston Consulting Group, 2001.


PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN.


PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN.


Dalam rangka mengantisipasi terjadinya risiko suku bunga, upaya-upaya yang dilakukan antara lain mengelompokkan aktiva dan pasiva berdasarkan tingkat kepekaannya dan menyusun perkiraan tingkat suku bunga melalui berbagai metode sehingga didapat perkiraan yang lebih baik. Selain itu juga tanggap dalam menghadapi perubahan yang potensial akan merugikan bank.


alam berinvestasi, investor memiliki tujuan untuk memaksimalkan returnnya tanpa melupakan faktor risiko investor yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Sedangkan risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return yang akan diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, maka semakin besar pula risiko investasi tersebut. Terdapat beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi, diantaranya adalah :


Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, yang berarti jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun. Demikian pula sebaliknya, apabila suku bunga menurun, maka harga saham akan meningkat.


3. Risiko inflasi.


5. Risiko finansial.


6. Risiko likuiditas.


7. Risiko nilai tukar mata uang (valas)


Selain risiko di atas tersebut, dalam manajemen investasi dikenal pembagian risiko dalam dua jenis, yaitu risiko sistematis dan risiko unsistematis. Risiko sistematis merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Sedangkan risiko unsistematis merupakan risiko yang tidak berkaitan dengan perubahan pasar secara keseluruhan.


Pengertian dari Risiko suku bunga adalah risiko yang timbul karena nilai relatif aktiva berbunga, seperti pinjaman atau obligasi, akan memburuk karena peningkatan suku bunga. Secara umum, jika suku bunga meningkat, harga obligasi berbunga tetap akan turun, demikian juga sebaliknya. Risiko suku bunga umumnya diukur dengan jangka waktu obligasi, teknik paling tua yang sekarang digunakan untuk mengelola risiko suku bunga.


Risiko suku bunga merupakan exposur kondisi keuangan suatu bank terhadap pegerakan suku bunga yang merugikan. Menerima risiko tersebut merupakan bagian yang normal dari bisnis bank, dan dapat merupakan bagian yang penting dalam menciptakan keuntungan dan peningkatan nilai saham. Perubahan dalam suku bunga berakibat berubahnya pendapatan bunga bersih dan tingkat pendapatan dan biaya operasional suatu bank yang sensitif terhadap perubahan suku bunga . Perubahan tingkat suku bunga juga berakibat pada underlying value instrument assets, liability dan Off Balance Sheet (OBF) karena present value dari future cash flow (bahkan cash flow – nya sendiri) berubah karena suku bunga berubah. Sesuai dengan itu maka agar proses manajemen suku bunga efektif, perlu dijaga supaya suku bunga tetap berada pada prudent level untuk keamanan dan kesehatan (soundness) bank.


Terdapat 2 (dua) perspective paling umum untuk melakukan asesmen terhadap risiko suku bunga bank ; yaitu :


& # 8211; the earning perspective, yang difokuskan pada dampak perubahan suku bunga pada pendapatan bank yang akan diterima dalam jangka pendek,


& # 8211; the economic value perspective, yang difokuskan pada nilai cash flow suatu bank .


Sumber risiko suku bunga.


Sebagai ‘finacial intermediaries ‘ bank menghadapi risiko suku bunga dengan berbagai cara. Pembahasan yang utama dan paling sering, bentuk risiko suku bunga timbul dari perbedaan waktu dari jatuh tempo (maturity) dan repricing (penetapan ulang suku bunga) terhadap suku bunga mengambang (floating rate) dari assets, liabilities dan posisi Off Balance Sheet(OBS ). Sementara repricing terhadap ketidak sesuaian jatuh tempo (mismatch) merupakan fundamen dari bisnis bank, dapat meng-expose pendapatan dan underlying nilai ekonomi (economic value) terhadap fluktuasi yang tidak diperkirakan sebagai perbedaan suku bunga. Sebagai contoh, apabila bank mendanai suatu pinjaman jangka panjang ber - bunga tetap, dengan suatu deposit berjangka pendek, bank bisa menghadapi suatu penurunan baik pada future income yang berasal dari posisi pinjaman yang diberikan serta underlying value dari pinjaman tersebut, apabila terjadi kenaikan suku bunga . Penurunan tersebut terjadi karena cash flow dari pinjaman adalah tetap selama masa laku kredit, sedangkan cash flow yang dibayar pada deposit bersifat variable dan meningkat setelah jatuh temponya.


Repricing mismatches, juga dapat meng-expose perubahan slope dan bentuk pada kurva pendapatan (yield curve) . Risiko yield curve timbul apabila terdapat pergeseran yang tidak diperkirakan pada yield curve yang mengakibatkan dampak yang merugikan pada pendapatan bank atau underlying economic value. Sebagai contoh, underlying economic value dari suatu long position obligasi pemerintah berjangka waktu 10 tahun di hedge dengan suatu short position dari Government Notes berjangka waktu 5 tahun, dapat mengurangi secara tajam apabila yield curve tersebut curam (steepens), bahkan apabila posisi di hedge terhadap pergerakan parallel dari yield curve . Sumber risiko suku bunga lainnya yang penting, biasanya disebut sebagai basis risk , timbul dari hubungan yang tidak sempurna dalam penyesuaian tingkat bunga yang diperoleh dan dibayarkan dari instrument yang berbeda, namun dengan karakteristik repricing yang mirip. Apabila suku bunga berubah, maka perbedaan ini dapat menaikkan perubahan yang tidak diperhitungkan dalam cash flow dan spread pendapatan antara instrument instrumen asset, liabilities dan OBS dari jatuh tempo yang sama atau frekuensi-frekuensi repricing. Sebagai contoh, suatu strategi pendanaan untuk pemberian kredit dengan jangka waktu 1 tahun dengan deposit 1 tahun dengan variable rate yang ditetapkan tiap bulan (repricing) berdasarkan LIBOR, menggambarkan bahwa institusi tersebut menghadapi risiko bahwa spread antara 2 (dua) index suku bunga dapat berubah tak terduga.


Tambahan dan peningkatan sumber risiko suku bunga yang penting, timbul dari opsi (option) yang diikatkan (embedded) pada banyak portofolio asset, liability dan OBS bank. Formalnya, sebuah opsi menyediakan kepada pemegang opsi, hak namun bukan kewajiban, untuk membeli (buy), menjual (sell) atau dengan cara yang sama memilih cash flow dari suatu instrument atau financial contract. Opsi dapat berupa instrumen yang berdiri sendiri (‘stand alone ‘) seperti ‘exchange traded option’ (opsi perdagangan/jual beli valuta) dan over the counter (OTC) contract, atau dapat juga diikaitkan dalam instrument-instrumen standar. Sementara bank bank menggunakan exchange traded dan opsi OTC baik dalam rekening perdagangan maupun dalam rekening non perdagangan, instrumen-instrumen yang terikat opsi yang umumnya lebih penting dalam kegiatan non-trading. Contoh dari instrument yang terikat opsi meliputi berbagai tipe obligasi dan notes (surat utang) dengan ‘call’ atau ‘put’ provision, pinjaman dengan memberi hak kepada peminjam untuk menyelesaikan hutangnya lebih cepat, dan berbagai tipe non maturity deposit instruments yang memberi hak kepada depositor untuk menarik dananya setiap waktu, sering tanpa sesuatu penalty atau denda. Apabila tidak dikelola dengan baik, maka pembayaran instruments yang mempunyai karakteristik yang tidak saling menopang (asymmetrical payoff) dengan syarat opsi dapat memberikan risiko yang signifikan khususnya kepada mereka yang menjual, karena opsi yang dipegang, secara explicit dan mengikat, umumnya dilaksanakan sepanjang menguntungkan bagi pemegang hak opsi dan tidak menguntungkan bagi penjual. Lebih lanjut suatu daftar yang semakin panjang dari hak opsi dapat mempengaruhi leverage (perputaran) dan dapat memperbesar pengaruh (baik posistif maupun negatif) dari posisi opsi pada kondisi keuangan perusahaan.


Akibat yang ditimbulkan risiko suku bunga.


Sebagaimana dikemukakan diatas, perubahan dalam suku bunga dapat mempunyai pengaruh yang tidak menguntungkan baik bagi pendapatan bank maupun nilai ekonomi nya (economic value) . Hal ini memberikan 2 (dua) perspective yang terpisah namun saling melengkapi dalam melakukan asesmen terhadap exposure risiko suku bunga bank.


Dalam mengukur exposure risiko sukubunga, lebih lanjut perlu diperhatikan 2 (dua) aspek ;


(b) perlakuan dari posisi-posisi yang dinominasi oleh mata uang yang berbeda. Posisi-posisi seperti ‘tabungan’ (saving) atau giro / deposito jangka pendek (sight deposit) mungkin mempunyai jatuh tempo atau mungkin ‘open ended’ (tanpa jatuh tempo), namun dalam tiap kasus penabung atau deposan umumnya mempunyai opsi untuk melakukan penarikan setiap waktu. Bank mungkin memilih tidak merubah bunga terhadap deposit tersebut sesuai dengan perubahan bunga dipasar.


Faktor-faktor tersebut sesuai dengan pengukuran exposure risiko suku bunga, karena tidak hanya nilai dari posisi, melainkan waktu dari cash flow juga berubah ketika sukubunga bergejolak. Terkait dengan asset bank, pembayaran lebih awal terhadap kredit perumahan (mortgage) dan efek beragun asset juga menimbulkan ketidak pastian terhadap waktu dari cash flow pada posisi-posisi tersebut.


Pengukuran Risiko Suku Bunga :


a)Aset, kewajiban dan rekening administratif yang akan dilakuka marked to market dikelompokkan kedalam trading book sedangkan transaksi dan posisi yang tidak dilakukan marked to market dikelompokkan kedalam banking book.


b) Umumnya posisi banking book tersebut tidak ditujukan untuk memperoleh keuntungan jangka pendek, namun akan dipelihara sampai jatuh tempo (held to maturity), seperti surat-surat berharga atau obligasi pada portofolio investasi.


c) Proses marked to market merupakan salah satu teknik yang mencerminkan nilai aset, transaksi derivatif, dan instrumen keuangan lainnya sekaligus merupakan metode yang tepat untuk mengukur posisi risiko aset dan instrumen keuangan tersebut.


d) Penilaian marked to market wajib mengacu pada PBI No.5/12/PBI/2003 tanggal 17 Juli 2003 mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Dengan Memperhitungkan Risiko Pasar (Market Risk). Kecukupan dan keakurasian proses marked to market harus diverifikasi oleh pihak yang independen dari satuan kerja operasional, dan memiliki kompetensi yang relevan, seperti Satuan Kerja Manajemen Risiko.


e)Bagi Bank yang mengembangkan model internal dalam rangka kebutuhan intern bank , adapat menggunakan value at risk (VAR) guna mengukur keruguan maksimum yang diperkirakan aakan timbul dari suatu posisi atau portofolio tertentu sebagai akibat perubahan indikator sukubunga di pasar (sukubunga referensi), pada suatu interval tertentu. Pengukuran dengan metode VAR dapat dilakukan dengan berbagai metode statistik seperti variance/covariance, historical simulation dan Monte Carlo simulation.


f) Dalam rangka mencegah terjadinya penyimpangan hasil statistik dan perilaku sukubunga , Bank harus menggnakan sumber data , figur dan kriteria yang dihasilkan sendiri untuk melakukan pengujian atau tidak didasarkan atas sumber data yang diperoleh dari pihak lain.


g) Dalam menilai eksposur risiko sukubunga yang melekat pada beberapa aktivitas fungsional, Banksekurang-kurangnya dapat mengukur beberapa parameter, antara lain :


(1) potential loss karena fluktuasi suku bunga.


(2) volatilitas sukubunga per jangka waktu.


h) Apabila diperlukan , Bank dapat melakukan koreksi atau perbaikan kriteria dan proses pricing yang bertujuan untuk menilai risiko kredit (banking book) secara tepat dengan menyesuaikan selisih sukubunga yang diterapkan terhadap sukubunga referensi (pasar).


Beberapa para ahli menyimpulkan bahwa suku bunga adalah sebagai berikut :


Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman.


Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.


Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah :


uma. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.


b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.


c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.


Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu : penawaran tabungan dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis). Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi suku bunga, akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung, dan sebaliknya.


Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya suku bunga tabungan masyarakat.


Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 471) suku bunga adalah harga yang dibayarkan untuk satuan mata uang yang dipinjam pada periode waktu tertentu.


Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 99-100) suku bunga dapat dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nominal dan suku bunga riil. Dimana suku bunga nominal adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan kembali dengan jumlah uang yang dipinjam. Sedang suku bunga riil lebih menekankan pada rasio daya beli uang yang dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang dipinjam. Suku bunga riil adalah selisih antara suku bunga nominal dengan laju inflasi. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998) suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang.


Menurut Nopirin (1992:176) fungsi tingkat bunga dalam perekonomian yaitu alokasi faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang dipakai sekarang dan di kemudian hari.


Menurut Ramirez dan Khan (1999) ada dua jenis faktor yang menentukan nilai suku bunga, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah uang beredar, dan inflasi. Sedang faktor eksternal merupakan suku bunga luar negeri dan tingkat perubahan nilai valuta asing yang diduga.


Menurut Prasetiantono (2000) mengenai suku bunga adalah : jika suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya di bank karena ia dapat mengharapkan pengembalian yang menguntungkan. Dan pada posisi ini, permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi lebih rendah karena mereka sibuk mengalokasikannya ke dalam bentuk portfolio perbankan (deposito dan tabungan). Seiring dengan berkurangnya jumlah uang beredar, gairah belanja pun menurun. Selanjutnya harga barang dan jasa umum akan cenderung stagnan, atau tidak terjadi dorongan inflasi. Sebaliknya jika suku bunga rendah, masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk menyimpan uangnya di bank.


Beberapa aspek yang dapat menjelaskan fenomena tingginya suku bunga di Indonesia adalah tingginya suku bunga terkait dengan kinerja sektor perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi (perantara), kebiasaan masyarakat untuk bergaul dan memanfaatkan berbagai jasa bank secara relatif masih belum cukup tinggi, dan sulit untuk menurunkan suku bunga perbankan bila laju inflasi selau tinggi ( Prasetiantono, 2000 : 99-101)


• Bunga sederhana: adalah merupakan hasil dari pokok utang, suku bunga per periode, dan lamanya waktu peminjaman.


Rumusan bunga sederhana yaitu: c=pbw, dimana c (bunga sederhana) adalah merupakan hasil dari p (pokok utang), b (bunga), dan w (waktu).


• Bunga berbunga atau disebut juga bunga majemuk : nilai pokok utang ini akan berubah terus setiap akhir suatu periode dengan penambahan perhitungan bunga .


Suku Bunga tetap dan mengambang.


• “Suku bunga tetap” adalah suku bunga pinjaman tersebut tidak berubah sepanjang masa kredit.


• “Suku bunga mengambang” adalah suku bunga yang berubah-ubah selama masa kredit berlangsung dengan mengikuti suatu kurs referensi tertentu seperti misalnya LIBOR dimana cara perhitungannya dengan menggunakan sistim penambahan marjin terhadap kurs referensi.


Suku Bunga terendah sepanjang masa.


Menurut dari penelitian, Suku Bunga pernah mengalami kontribusi yang sangat rendah.


Kendati banyak pihak mengeluhkan suku bunga kredit yang tidak kunjung turun, bankir justru menegaskan bahwa tingkat suku bunga kredit saat ini merupakan yang terendah sepanjang sejarah. “Suku bunga 10-13 persen itu paling rendah sejak Indonesia merdeka,” ujar Ketua Persatuan Bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono di Jakarta, Jumat (9/10).


Dia mengakui, suku bunga kredit di Indonesia memang masih terbilang tinggi bila dibandingkan dengan negara lain, seperti Singapura dan Malaysia.


Namun, menurutnya sejumlah negara tersebut mematok suku bunga depositonya dengan rendah, bahkan hampir mendekati nol persen. “Diperhitungkan juga, berapa mereka memberi bunga deposito. Sangat rendah. Di Jepang hampir nol. Kita kan tinggi bunga depositonya,” ujar Sigit yang juga menjabat sebagai Komisaris Independen BCA ini.


Suatu sistem pengendalian intern risiko suku bunga mencakup :


o Suatu lingkungan pengendalian yang kuat.


o Suatu proses yang memadai untuk meng-identifikasi mengevaluasi risiko,


o Menetapkan aktivitas pengendalian seperti, kebijakan, prosedur dan methodologi,


o Sistem informasi yang memadai, dan.


o Kaji ulang yang berkesinambungan terhadap kebijakan dan prosedur.


Pengendalian Risiko Suku Bunga :


1. Pengendalian risiko dan tanggung jawab manajemen operasional atas posisi yang dikelola hingga jatuh waktu (banking book) harus ditetapkan dalam organisasi bank. Tanggung jawab tersebut antara lain meliputi : a) Rekonsiliasi posisi yang dikelola dan dicatat dalam sistem informasi manajemen.


b) Pengendalian terhadap akurasi profit and loss dan kepatuhan pada ketentuan dan standar akunting yang berlaku, terutama pengakuan diskon, pembukuan premium dan pengakuan secara akrual dari kupon.


c) Pengklasifikasian dan pembentukan provisi yang tepat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


2. Untuk surat berharga dan obligasi yang terdaftar atau diperdagangkan di Pasar Modal, Bank harus menerapkan proses pengendalian intern yang bertujuan untuk memantau selisih kredit (credit spread) dari surat berharga dan Obligasi tersebut dengan membandingkan hasil (yield) dari posisi portofolio tersebut dengan Obligasi Pemerintah.


3. Dengan mengabaikan kriteria ketentuan yang mengatur pembentukan provisi apabila Bank menilai bahwa credit spread mengalami pelebaran maka Bank harus melakukan analisis mengenai kondisi dan prospek penerbit surat berharga dan obligasi. Apabila hasil analisis dan sentimen pasar menunjukkan kesimpulan bahwa kegagalan penerbit semakin meningkat maka Bank harus segera membentuk provisi dalam perspektif kehati-hatian.


4. Apabila kemungkinan terjadi kegagalan memelihara eksposur risiko sukubunga teridentifikasi semakin meningkat, Bank sekurang-kurangnya harus:


a) Menghentikan pengakuan diskon.


b) Menerapkan pemantauan secara ketat terhadap surat berharga dan obligasi tersebut serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengurangi kerugian.


5. Terhadap yang tidak terdaftar atau diperdagangkan di pasar, Bank harus melakukan review secara berkala terhadap kondisi, kredibilitas dan kemampuan membayar kembali penerbit surat berharga dan obligasi. Review dilakukan dengan menghimpun dan menganalisis laporan keuangan , proyeksi arus kas dan seluruh dokumen yang relevan tentang penerbit. Review secara berkala terhadap surat berharga dan obligasi tersebut harus didokumentasikan dan dilakukan sekurang-kurangnya setiap 6 (enam) bulan.


6. Apabila Bank melakukan kontrak transaksi derivatif, seperti interest rate swaps maka dalam rangka tujuan lindung nilai dan penerapan strategi ALMA, Bank harus memastikan bahwa standar akunting yang digunakan telah sesuai dengan ketentuan dan standar akunting yang berlaku.


7. Apabila transaksi tersebut dilakukan dalam rangka lindung nilai, Bank harus menerapkan tanggung jawab yang jelas dan pengendalian intern yang bertujuan untuk :


uma. memastikan bahwa standar akunting yang digunakan tidak menimbulkan penyimpangan pada pengakuan pendapatan.


b. mengecek bahwa transaksi tersebut telah efektif dilaksanakan sesuai dengan instruksi atau rekomendasi komite aset dan kewajiban (ALCO) dan transaksi tersebut mengurangi eksposur sukubunga secara keseluruhan.


c. Menilai kembali secara berkala bahwa lindung nilai telah efektif khususnya dalam perhitnungan rasio lindung nilai dan perbandingan rasio tersebut dari waktu ke waktu.


d. memastikan bahwa kontrak ytransaksi tersebut tetap dikelola hingga jatuh tempo dsn tidsk skan dialihkan ke posisi trading.


e. Mengecek bahwa persyaratan jontrak transaksi secara intern (internals Deals).


f. Menilai kembali kredibilitas pihak lawan (counteroarts) dan mencegah penempatan yang terkonsentrasi karena apabila terjadi devault maka strategi lindung nilai akan menjadi tidak efektif.


Pengertian dari Risiko suku bunga adalah risiko yang timbul karena nilai relatif aktiva berbunga, seperti pinjaman atau obligasi, akan memburuk karena peningkatan suku bunga. Secara umum, jika suku bunga meningkat, harga obligasi berbunga tetap akan turun, demikian juga sebaliknya. Risiko suku bunga umumnya diukur dengan jangka waktu obligasi, teknik paling tua yang sekarang digunakan untuk mengelola risiko suku bunga.


Tambahan dan peningkatan sumber risiko suku bunga yang penting, timbul dari opsi (option) yang diikatkan (embedded) pada banyak portofolio asset, liability dan OBS bank. Formalnya, sebuah opsi menyediakan kepada pemegang opsi, hak namun bukan kewajiban, untuk membeli (buy), menjual (sell) atau dengan cara yang sama memilih cash flow dari suatu instrument atau financial contract. Opsi dapat berupa instrumen yang berdiri sendiri (‘stand alone ‘) seperti ‘exchange traded option’ (opsi perdagangan/jual beli valuta) dan over the counter (OTC) contract, atau dapat juga diikaitkan dalam instrument-instrumen standar. Sementara bank bank menggunakan exchange traded dan opsi OTC baik dalam rekening perdagangan maupun dalam rekening non perdagangan, instrumen-instrumen yang terikat opsi yang umumnya lebih penting dalam kegiatan non-trading. Contoh dari instrument yang terikat opsi meliputi berbagai tipe obligasi dan notes (surat utang) dengan ‘call’ atau ‘put’ provision, pinjaman dengan memberi hak kepada peminjam untuk menyelesaikan hutangnya lebih cepat, dan berbagai tipe non maturity deposit instruments yang memberi hak kepada depositor untuk menarik dananya setiap waktu, sering tanpa sesuatu penalty atau denda. Apabila tidak dikelola dengan baik, maka pembayaran instruments yang mempunyai karakteristik yang tidak saling menopang (asymmetrical payoff) dengan syarat opsi dapat memberikan risiko yang signifikan khususnya kepada mereka yang menjual, karena opsi yang dipegang, secara explicit dan mengikat, umumnya dilaksanakan sepanjang menguntungkan bagi pemegang hak opsi dan tidak menguntungkan bagi penjual. Lebih lanjut suatu daftar yang semakin panjang dari hak opsi dapat mempengaruhi leverage (perputaran) dan dapat memperbesar pengaruh (baik posistif maupun negatif) dari posisi opsi pada kondisi keuangan perusahaan.


Valuta asing atau biasa disebut juga dengan kata lain seperti valas, Foreign Exchange, forex atau juga fx adalah mata uang yang di keluarkan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain pasar valuta asing sendiri mengalami pertumbuhan yang pesat pada awal decade 70’an. Valuta Asing yang biasa disingkat Valas atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai forex ( singkatan dari Foreign Exchange ), yang berarti pertukaran uang dari nilai mata uang yang berbeda pasar valuta asing ini menyediakan pasar sarana fisik maupun dalam pasar kelembagaan untuk melakukan perdagangan mata uang asing, menentukan nilai tukar mata uang asing, dan menerapkan managemen mata uang asing.


Adapun yang menyebabkan pasar valuta asing bertumbuh dengan pesat antara lain adalah:


1. Pergerakan nilai valuta asing yang mengalami pergerakan cukup signifikan sehingga menarik bagi beberapa kalangan tertentu untuk berkecimpung di dalam pasar valuta asing.


2. Bisnis yang semakin mengglobal. Dengan semakin sengitnya persaingan bisnis membuat perusahaan harus mencari sumber daya baru yang lebih murah, dan tersebar di seluruh dunia sehingga menimbulkan permintaan akan mata uang suatu negara tertentu.


3. Perkembangan telekomunikasi yang begitu cepat dengan adanya sarana telepon, telex, faximile, internet maka memudahkan para pelaku pasar untuk berkomunikasi sehingga transaksi lebih mudah di lakukan.


4. Keuntungan yang di peroleh di pasar valuta yang cenderung besar meningkatakan.


keinginan berbagai pihak berusaha memperoleh gain dari pergerakan valuta asing.


Dealer pada umumnya disebut juga sebagai market maker yang berfungsi sebagai pihak yang membuat pasar bergairah di pasar uang. Dealer umumnya mengkhususkan pada mata uang tertentu dan menetapkan tingkat persediaan tertentu pada mata uang tersebut. Biasanya yang bertindak sebagai dealer adalah pihak bank, meskipun ada juga beberapa yang nonbank. Mereka mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli valuta asing.


Perusahaan maupun individu dapat pula melakukan transaksi perdagangan valuta asing (valas). Pasar valuta asing dimanfaatkan untuk memperlancar transaksi bisnis. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah eksportir, importir, investor internasional, perusahaan multinasional dan lain-lainnya.


Spekulan dan arbitrator bertindak atas kehendak mereka sendiri dan mereka tidak memiliki kewajiban untuk melayani konsumen serta tidak menjamin kelangsungan pasar, berbeda dari dealer. Spekulan juga pelaku pasar yang akan meramaikan transaksi di pasar uang. Para spekulan dapat keuntungan dari perubahan atau fluktuasi harga umum (capital gain ). Sementara itu, arbitrator memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan perbedaan harga di berbagai pasar.


Fungsi Bank Sentral dalam pasar valuta asing umumnya adalah sebagai stabilitator nilai tukar mata uang lokal. Bank Sentral memanfaatkan pasar valuta asing untuk mendapatkan atau membelanjakan cadangan valuta asingnya agar dapat mempengaruhi stabilitas nilai tukar mata uang sehingga berdampak positif bagi perekonomian nasional negara.


Pialang bertindak sebagai perantara yang mempertemukan penawaran dan permintaan terhadap mata uang tertentu. Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, perusahaan pialang memiliki akses langsung dengan dealer dan bank di seluruh dunia.


• Merupakan sarana alternatif khususnya bagi lembaga-lembaga keuangan, perusahaan - perusahaan non keuangan dan peserta-peserta lainnya baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendeknya maupun dalam rangka penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya.


• Melakukan transfer mata uang sebuah negara dengan negara lain, agar bisa dipergunakan.


di negara tersebut ( mentransfer daya beli antar negara )


• Mendapatkan atau menyediakan kredit untuk membiayai transaksi perdagangan.


• Sebagai sarana untuk memperkecil resiko karena perubahan kurs.


Mata Uang Dunia Yang Biasanya di Perdagangkan.


Ada tujuh mata uang dunia yang biasanya di perdagangkan oleh tujuh mata uang dunia tersebut adalah :


1. Dolar Amerika / USD.


2. Poundsterling Inggris / GBP.


3. Euro Dolar / EUR.


4. Swiss Franc / CHF5. Japanese Yen / JPY.


6. Australian Dolar / AUD.


7. Canadian Dolar / CAD.


Risiko yang mungkin dihadapi dalam kegiatan investasi di pasar uang antara lain :


1. Risiko pasar (Market Risk), Risiko yang berkaitan dengan kenaikan tingkat bunga,


mengakibatkan investor mengalami capital loss.


2. Risiko Reinvestment, Risiko yang berkaitan dengan turunnya harga sekuritas.


3. Risiko Gagal Bayar, Risiko yang terjadi akibat tidak mampunya peminjam (debitur)


memenuhi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan.


4. Risiko Inflasi, Pemberi pinjaman menghadapi kemungkinan naiknya hargaharga barang.


dan jasa yang menurunkan daya beli atas pendapatan yang diterimanya.


5. Risiko Valuta (Currency risk), Risiko yang terjadi karena perubahan yang tidak.


menguntungkan terhadap kurs mata uang asing.


6. Risiko Politik, Risiko yang berkaitan dengan perubahan undang-undang atau peraturan.


Instrumen utang yang diterbitkan oleh Pemerintah dan Bank Sentral dengan jumlah.


tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan.


Commercial Paper adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta/BUMN. CP adalah surat janji untuk membayar kembali jumlah hutang yang diterima pada suatu tanggal tertentu. Bunga CP juga didapatkan dengan menggunakan diskonto Berbeda dengan Bank Acceptance atauipun Sertifikat Deposito, pelunasan CP tidak dijamin oleh bank maupun suatu hak kebendaan (Unsecured Promisory Notes).


Sertifikat deposito adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank. Sebagaimana Bank Acceptance, bunga sekuritas didapatkan dengan menggunakan diskonto. CD biasa diperdagangkan sebelum jatuh tempo untuk mendapatkan nilai tunainya.


4. Bank Acceptance (BA) / Wesel Tagih.


Bank Accetance adalah surat berharga yang timbul karena suatu pihak memiliki tagihan kepada pihak lain. Oleh karena pihak yang memiliki uang tersebut memerlukan dana dalam waktu singkat maka tagihan tersebut dapat dijual dengan mendapatkan jaminan pembayaran dari bank. Biasanya terdapat pada transaksi ekspor/impor yang dilakukan dengan sarana letter of credit (L/C).


Bill of Exchange atau wesel adalah suatu perintah tertulis tak bersyarat yang ditujukan oelh seseorang kepada pihak lainnya untuk membayar sejumlah uang tertentu pada saat diperlihatkan atau pada tanggal tertentu kepada penari atau pembawa.


6. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)


Sertifikat Bank Indonesia adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. SBI diterbitkan oleh BI lebih ditujukan sebagai alat kebijakan moneter dimana tingkat suku bunganya ditentukan berdasarkan lelang yang dilakukan di Bank Indonesia. Jangka waktu SBI adalah 1,3,6 bulan dan 1 tahun.


Untuk dapat mengurangi risiko valas, maka salah satu strategi yang dapat dipergunakan adalah dengan cara mengatasiexposure yang disebabkan oleh mata uang asing, maka dapat dilakukan“Hedging”. Hedging adalah suatu aktivitas lindung nilai dalam rangka mengantisipasi pergerakan mata uang asing.


Manfaat dari hedging yaitu melindungi asset perusahaan dari potensi kerugian valas, serta mengurangi variasi dari arus kas di masa depan. Perusahaan memperoleh suatu kepastian melalui hedging. Teknik-teknikhedging yang pada umumnya digunakan untuk mengatasi transaction exposure antara lain adalah:


Cara yang paling sederhana dalam menghilangkan transaction exposure adalah dengan melakukan forward hedge. Forward hedge memungkinkan perusahaan untuk mematok nilai valas untuk masa depan, yang sudah ditentukan sejak hari ini. Misalnya, sebuah perusahaan AS mengekspor ke Eropa, dan akan menerima pembayaran sebesar €50,000 dalam 90 hari ke depan. Spot Rate saat ini adalah $1.3950/€, sementara 3 month forward rate adalah $1.3840/€. Dengan melakukan forward hedge, maka dalam 3 bulan mendatang perusahaan AS akan menerima €50,000 dan menukarkannya padarate $1.3840/€, dan menerima $62,900. Meskipun lebih kecil dari perkiraan $69,750 tanpa hedging, namun dengan melakukan forward hedge berarti mengeliminasi transaction exposure. Tanpa melakukan hedging, maka perusahaan terekspos oleh risiko pergerakan mata uang asing, bisa mendapatkan keuntungan ataupun kerugian. Keunggulan menggunakan forward hedge yakni seandainya rate forward memprediksi spot rate di masa depan dengan tepat, maka real cost of hedging adalah nol.


Kekurangan dari forward hedge antara lain adalah bisnis kecil kadang tidak dapat mengaksesnya, karena bank terekspos risiko bahwa perusahaan tidak memenuhi kontrak forward hedge tersebut. Perusahaan yangcr editwor thines s nya kurang baik juga bisa ditolak oleh bank. Sehingga, salah satu opsi lainnya yakni dengan melakukan futures hedge.


Konsep dalamforward dan futures hedge pada dasarnya sama, yang berbeda adalah mekanismenya. Jika forward makacounterparty adalah bank, maka dalam futures mekanismenya adalah menggunakan. Kelemahan dari metode ini adalah penggunaan.


marked to market, sehingga dalam pergerakan harian bisa tercipta mendapatkan.


keuntungan ataupun kerugian, dan jika margin tidak cukup kuat, maka bisa terkenacall.


Hedging di pasar uang yakni aktivitas lindung nilai untuk utang maupun piutang di masa depan, dengan cara mengambil posisi di pasar uang. Money market hedge meliputi aktivitas meminjam dan berinvestasi dengan mata uang yang berbeda. Misalnya, jika sebuah perusahaan punya piutang sebanyak $100,000, maka terekspos risiko jika nantinya Dollar melemah terhadap Rupiah. Untuk mengeliminasi risiko tersebut, maka perusahaan bisa mengambil pinjaman dalam Dollar, menukarnya ke Rupiah, kemudian berinvestasi pada pasar uang. Selanjutnya hasil pembayaran piutang tersebut akan digunakan untuk melunasi pinjaman.


Hedging menggunakan option yakni dengan menggunakan hak beli atau hak jual.


sejumlah mata uang asing pada tingkat harga tertentu untuk melakukan lindung nilai.


Hedging options memungkinkan perusahaan untuk melindungi risiko pergerakan mata.


uang asing yang tidak diharapkan, juga memungkinkan perusahaan untuk menanggung.


STRATEGI MENGURANGI RISIKO VALAS.


Ketatnya likuidasi dan mengurangnya mata uang dolar terhadap sebagian besar mata uang di dunia berdampak pada kelemahan ekonomi global. Berbagai Negara di dunia termasuk Indonesia berusaha memproteksi ekonomi negrinya dengan mengeluarkan kebijakan yang mendorong ekspor.


Kepada industry kecil dan menengah yang berorientasi ekspor, pemerintah Idonesia me, berikan sejumlah intensif menarik. Misalnya, insentif fiscal berupa bea masuk ditanggung pemerintah terhadap 11 sektor industry, diantaranya, industry jasa pelayanan kendaraan bermotor, pengolahan susu, dan komponen elektronik. Upaya mengurangi ekonomi biaya tinggi ditempuh pemerintah dengan menurunkan biaya dan mempersingkat waktu transaksi bisnis melalui transaksi satu pintu dan penurunan biaya Terminal Handling Cost di pelabuhan. Bank Indonesia juga turut mendukung eksportir dengan mengeluarkan peraturan pembelian wesel eksport berjangka.


Pemerintah berusaha mendorong industry kecil untuk menembus pasar alternative seperti Timur Tengah, Cina, dan India. Alasanya, GDP tinggi, pertumbuhan ekonomi mesih relative tinggi, lokasi dekat dan memiliki hubungan baik dengan RI. Sementara produk yang masih berpotensi ekspor antara lain, produk makanan minuman, komoditas perhiasan, barang dari kulit, elektronika, mobil dan komponennya, serta garmen dan tekstil.


Meski mendapat dukungan dari pemerinntah, industry kecil tetap harus pandai mencari strategi terutama terkait dengan resiko valas. Untuk itu ada tiga hal penting yang tidak boleh ditinggalkan:


Pertama, sangat penting bagi eksportir untuk mengena mitra dagang dan Negara tujuan.


ekspor dengan baik sehingga dapat menemukan cara untukmemotong biaya.


Kedua, cermati dan hitung komponen bisnis yang memiliki risiko terpengaruhi oleh.


perbedaan nilai valas, yaitu segala transaksi yang menggunakan mata uang asing. Ketiga, upayakan “natural hedging” yakni pengeluaran dan pembelian dalam mata uang yang sama. Namun, jika tidak biasa, gunakan fasilitas linding nilaai valas dari bank yang dipercaya.


Sumber majalahSWA hal 53.


Sebelum melakukan ekspor yang harus diperhatikan adalah pengenaan pajak di Negara tujuan ekspor, karena dengan kita mengetahui besarnya tariff pajak yang dikeluarkan di Negara tujuan sehingga kita dapat mengasosiasi harga. Selain itu, perusahaan juga harus bisa meminimalisasi dampak resiko kurs, diantaranya:


Mengurangi jumlah transaksi yang dilakukan perusahaan dalam rangka mengurangi risiko kurs. Penyesuaian harga dapat dilakukan dengan cara menaikan atau menurunkan harga jual untuk menutup perbedaan. Dan perusahaan dapt merubah mata uang yang digunakan dalam penjualan.


(Vibizmanagement – Risk Management) – Jika suatu bisnis masuk ke dalam perdagangan internasional, maka tentunya mereka terekspos terhadap risiko valuta asing. Risiko ini terdiri dari beberapa macam, dan masing-masing punya strategi tersendiri untuk mengelolanya.


Pada umumnya, Terdapat tiga jenis exposure valuta asing, diantaranya: 1) transaction exposure;


2) operating exposure; dan 3) translation exposure.


Untuk mengatasi exposure yang disebabkan oleh mata uang asing, maka bisa dilakukan hedging. Hedging adalah suatu aktivitas lindung nilai dalam rangka mengantisipasi pergerakan mata uang asing. Manfaat dari hedging antara lain melindungi dari potensi kerugian valas, serta mengurangi variasi dari arus kas di masa depan. Perusahaan memperoleh suatu kepastian melalui hedging.


Menurut Eitman, beberapa aktivitas yang dapat mengakibatkan suatu transaction.


exposure diantaranya adalah:


1. Membeli/menjual dalam kredit dengan harga dalam valas.


2. meminjam/ memberi pinjaman, dengan sistem pelunasan menggunakan valas.


3. masuk ke dalam kontrak forward valas.


4. memperoleh asset atau liabilities dalam valas.


Seperti yang telah diungkapkan diatas, ketika perusahaan menghadapi transaction exposure, ia mempunyai dua opsi, yakni hedging atau tidak. Seandainya perusahaan tidak mau melakukan hedging, maka opsi yang dimilikinya untuk meminimalisir risiko valas adalah:


1. mentransfer risiko tersebut terhadap pihak lain. Misalnya, perusahaan Indonesia mengenakan harga jual produk ekspornya ke AS dalam Rupiah, bukannya Dollar. Sehingga, pihak lawan (importir AS) yang terekspos terhadap pergerakan mata uang Rupiah.


2. meminta pelunasan cepat. Risiko mata uang asing dapat diminimalisir jika perusahaan meminta pelunasan secepatnya, sehingga bisa menggunakan nilai mata uang spot.


3. melakukan netting. Ini biasanya dilakukan oleh perusahaan MNC yang punya banyak cabang dan melakukan banyak transaksi valas. Yang dilakukan adalah mengkonsolidasikan seluruh posisi mata uang asing dalam satu negara, dan dihitung net-nya dari transaksi-transaksi yang terjadi dengan pihak lain.


Demikian jika perusahaan memilih untuk tidak melakukan hedging. Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan jika perusahaan memutuskan untuk mengambil posisi hedging?


(Vibizmanagement – Risk) – Teknik-teknik hedging yang pada umumnya digunakan.


untuk mengatasi transaction exposure antara lain adalah:


Cara yang paling sederhana dalam menghilangkan transaction exposure adalah dengan melakukan forward hedge. Forward hedge memungkinkan perusahaan untuk mematok nilai valas untuk masa depan, yang sudah ditentukan sejak hari ini. Kontrak forward pada umumnya dilakukan dengan pihak bank sebagai counterparty.


Misalnya, sebuah perusahaan AS mengekspor ke Eropa, dan akan menerima pembayaran sebesar €50,000 dalam 90 hari ke depan. Spot rate saat ini adalah $1.3950/€, sementara 3-month forward rate adalah $1.3840/€. Dengan melakukan forward hedge, maka dalam 3 bulan mendatang perusahaan AS akan menerima €50,000 dan menukarkannya pada rate $1.3840/€, dan menerima $62,900.


Meskipun lebih kecil dari perkiraan $69,750 tanpa hedging, namun dengan melakukan forward hedge berarti mengeliminasi transaction exposure. Tanpa melakukan hedging, maka perusahaan terekspos oleh risiko pergerakan mata uang asing, bisa gain ataupun loss.


Keunggulan menggunakan forward yakni seandainya rate forward memprediksi.


spot rate di masa depan dengan tepat, maka real cost of hedging adalah nol.


Kekurangan dari forward hedge antara lain adalah bisnis kecil kadang tidak dapat mengaksesnya, karena bank terekspos risiko bahwa perusahaan tidak memenuhi kontrak forward tersebut. Perusahaan yang creditworthinessnya kurang baik juga bisa ditolak oleh bank. Sehingga, salah satu opsi lainnya yakni dengan melakukan futures hedge.


Konsep dalam forward dan futures hedge pada dasarnya sama, yang berbeda adalah mekanismenya. Jika forward maka counterparty adalah bank, maka dalam futures mekanismenya adalah menggunakan kelemahan dari metode ini adalah penggunaan marked to market, sehingga dalam pergerakan harian bisa tercipta gain ataupun loss, dan jika margin tidak cukup kuat, maka bisa terkena call margin.


Money market hedge.


Hedging di pasar uang yakni aktivitas lindung nilai untuk utang maupun piutang di.


masa depan, dengan cara mengambil posisi di pasar uang. Money market hedge meliputi aktivitas meminjam dan berinvestasi dengan mata uang yang berbeda.


Misalnya, jika sebuah perusahaan punya piutang sebanyak $100,000, maka terekspos risiko jika nantinya Dollar melemah terhadap Rupiah. Untuk mengeliminasi risiko tersebut, maka perusahaan bisa mengambil pinjaman dalam Dollar, menukarnya ke Rupiah, kemudian berinvestasi pada pasar uang. Selanjutnya hasil pembayaran piutang tersebut akan digunakan untuk melunasi pinjaman.


Hedging menggunakan option yakni dengan menggunakan hak beli atau hak jual sejumlah mata uang asing pada tingkat harga tertentu untuk melakukan lindung nilai. Hedging options memungkinkan perusahaan untuk melindungi risiko pergerakan mata uang asing yang tidak diharapkan, juga memungkinkan perusahaan untuk menangguk untung.


Berikut ini adalah ringkasan dari strategi hedging transaction exposure.


RISIKO ( RISK) adalah bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi di masa depan dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.


Manajemen Risiko adalah usaha yang secara rasional ditujukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian dari risiko yang dihadapi.


Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap keputusan. Mampu memberikan arah bagi perusahaan dalam melihat pengaruh yang mungkin timbul baik jangka pendek maupun jangka panjang. Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya kerugian finansial. Memungkinan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum. Dengan adanya konsep manjemen risiko yang dirancang secara detail maka perusahaan telah membangun arah dan mekanisme secara berkelanjutan.


Identifikasi Risiko. Mengidentifikasi bentuk-bentuk risiko. Menempatkan ukuran-ukuran risiko. Menempatkan alternatif. Menganalisis setiap alternatif. Memutuskan satu alternatif. Melaksanakan alternatif yang dipilih. Mengontrol alternatif terpilih. Mengevaluasi jalannya alternatif yang dipilih.


Adalah risiko yang mengandung dua kemungkinan yaitu kemungkinan yang menguntungkan atau kemungkinan yang merugikan.


Misal : Judi, pembelian saham, pembelian valas.


Adalah risiko yang hanya mengandung satu kemungkinan, yaitu kemungkinan rugi saja.


Misal : bencana alam, resesi ekonomi.


Merupakan bentik ketidakmampuan suatu perusahaan, institusi, lembaga maupun pribadi dalam menyelesaikan kewajiban-kewajibannya secara tepat waktu baik pada saat jatuh tempo dan itu semua sesuai dengan aturan dan kesepakatan yang berlaku.


Risiko kredit dari perspektif perbankan adalah risiko kerugian yang diderita bank, terkait dengan kemungkinan bahwa pada saat jatuh tempo, counterparty-nya gagal memenuhi kewajibannya kepada bank.


Keputusan menyalurkan kredit ke berbagai sektor bisnis tidak selalu terjadi sesuai seperti yang diharapkan, karena ada berbagai bentuk risiko yang akan dialami baik risiko yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.


Risiko yang bersifat jangka pendek ( short term risk ) adalah risiko yang disebabkan karena ketidakmampuan suatu perusahaan memnuhi dan menyelesaikan kewajibannya yang bersifat jangka pendek terutama kewajiban likuiditas.


Risiko yang bersifat jangka panjang ( Long term risk )


Ketidakmampuan perusahaan menyelesaikan berbagai kewajibannya yang bersifat jangka panjang, seperti kegagalan untuk menyelesaikan utang perusahaan yang bersifat jangka panjang dan juga kemampuan untuk menyelesaikan proyek hingga tuntas.


CREDIT RISK MANAGEMENT ( CRM)


Tanggung Jawab : Mengendalikan risiko kredit. Mengelola dan menyelesaikan kredit yang bermasalah. Menetapkan suatu sistem ukuran penilaian serta alat analisi yang bisa atau layak digunakan.


Tanggung Jawab : Pada saat menemukan adanya kredit yang bermasalah maka memindahkan pengelolaannya ke bagian CRM untuk diselesaikan. Berfungsi dalam mempertanggungjawabkan kelanjutan bisnis/ usaha perbankan. Berkoordinasi dengan pihak CRM dalam memutuskan berbagai persoalan kredit.


Meneliti dan menilai permohonan kredit baru yang berjumlah besar. Meneliti dan menilai permohonan perpanjangan kredit serta alasannya. Meneliti dan menilai semua kredit yang mengalami kemacetan untuk mengetahui dan menentukan penyebabnya. Meneliti apakah semua pemberian kredit telah sesuai dengan kebijakan pengkreditan bank ybs. Memeriksa kelengkapan dokumen-dokumen kredit. Memeriksa konsistensi perlakuan terhadap permohonan kredit.


Perjanjian Kredit ( Agreement)


Menurut pasal 1313 KUH Perdata :


Perjanjian ( Agreement ) adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.


Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.


Perjanjian Kredit adalah suatu ikatan diantara kedua belah pihak yang disetujui dan ditandatangani dimana itu selanjutnya menjadi hukum bagi kedua belah pihak dengan menyebutkan ketentuan-ketentuan yang jelas mencakup penjelasan hak dan kewajiban kreditur dan debitur seperti jangka waktu, tingkat bunga, agunan dan sangsi-sangsi.


Resiko kredit bagi investor :


Surplus Finansial (Investor) — & gt; Bank < & # 8212; Defisit Finansial (Debitur)


Investor akan mengalami keterlambatan penerimaan keuntungan dalam bentuk bunga (Capital gain) karena perbankan sedang mengalami kesulitan keuangan.


Bagi pemegang obligasi permasalahan menjadi lebih besar pada saat emiten sudah berada dalam kondisi bangkrut.


Keterlambatan penerimaan keuntungan menyebabkan permasalahan dengan pihak eksternal seperti jika pihak pemegang obligasi dan deposito melakukan pembelian secara utang.


Risiko pasar merupakan kondisi yang dialami oleh suatu perusahaan yang disebabkan oleh perubahan kondisi dan situasi pasar di luar dari kendali perusahaan.


Risiko pasar sering disebut juga Risiko menyeluruh , karena sifat umumnya adalah bersifat menyeluruh dan dialami oleh seluruh perusahaan.


Risiko ini dialami oleh seluruh perusahaan yang disebabkan oleh suatu kebijakan yang dilakukan oleh lembaga terkait yang mana kebijakan tersebut mampu memberi pengaruh bagi seluruh sektor bisnis.


Adalah suatu bentuk risiko yang hanya dialami secara khusus pada sektor atau sebagian bisnis saja tanpa bersifat menyeluruh.


Kategori yang masuk general market risk.


Secara umum dalam ilmu keuangan dikenal dua bentuk pasar yaitu pasar modal (capital market) dan pasar uang (money market).


Foreign exchange risk merupakan bagian dari pasar uang.


Foreign exchange (valas) ini berangkat dari diterapkannya sistem floating exchange rate system pada tahin 1970an.


Mencakup mata uang yang berasal dari negara-negara yang memiliki tingkat kestabilan moneter tinggi, atau negara maju secara ekonomi dan sering sebagai ukuran dalam mengkonversikan dengan mata uang negaranya. Seperti dollar amerika, yen jepang dan uero eropa.


Adalah jenis mata uang yang diterbitkan oleh suatu negara namun jarang dipakai sebagai standar acuan dalam transaksi bisnis internasional, dengan alasan dianggap belum memiliki nilai kekayaan.


Pasar keuangan sangat bebas dari berbagai intervens, karena : Berbagai pihak mudah mengakses seluruh data dan informasi tentang keuangan dan non keuangan. Berbagai investor dari seluruh dunia ikut bermain valas. Semua yang terlibat didalamnya tidak pernah tau dimana titik keseimbangannya. Setiap pihak memiliki data dan informasi untuk memprediksi apa yang terjadi kemudian.


Risiko suku bunga adalah risiko yang dialami akibat dari perubahan suku bunga yang terjadi di pasaran yang mampu memberi pengaruh pada perusahaan.


Adalah situasi dan kondisi dimana terjadinya kerugian akibat perubahan harga barang komoditi di pasar yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu, dimana kondisi ini semakin parah saat barang komoditi tersebut telah terikat kontrak dalam suatu kontrak perjanjian serta informasi tersebut telah sampai ke pasar.


Adalah suatu kondisi dimana kekayaan perusahaan mengalami perubahan dari biasanya sehingga perubahan tersebut memberi dampak pada keuntungan dan kerugian perusahaan.


Stabilitas politik suatu negara sangat penting bagi pembangunan negara tersebut.


Untuk menciptakan suatu stabilitas politik yang baik adalah dengan cara membangun usaha yang sinergi antara masyarakat, pemerintah dan dunia usaha.


Hubungan FER dengan Perbankan.


Ada beberapa faktor yang menyebabkan perbankan mengalami FER:


a) Masih lemahnya independensi perbankan dalam permasalahan-permasalahan FER baik secara finansial dan non finansial.


b) Lemahnya perangkat dan aturan perbankan dalam konsep risk management banking.


c) Masih saja terjadi pemberian kredit dalam bentuk mata uang asing tapi kurang memiliki dasar analisis yang kaut.


d) Penerimaan deposito dalam mata uang asing.


e) Masih ada saja perlakuan khusus pada nasabah tertentu.


Faktor pengaruh mempengaruhi gejolak harga di pasar :


Faktor fundamental ekonomi. Adanya peristiwa besar ekonomi maupun politik. Campur tangan pemangku kebijakan. Perimbangan kekuatan permintaan dan penawaran. Likuiditas pasar.


Risiko suku bunga adalah risiko yang dialami akibat perubahan suku bunga yang terjadi di pasaran yang mampu memberi pengaruh pada perusahaan.


Faktor penyebab perubahan suku bunga domestik.


Ada 3 faktor yang mempengaruhi suku bunga domestik suatu negara :


Kondisi ekonomi global. Stabilitas ekonomi dalam negeri. Stabilitas sosial dan politik dalam dan luar negeri.


Resiko perubahan suku bunga dan permintaan uang :


Jika suku bunga , maka publik akan membelanjakan dananya untuk membeli aset yang menguntungkan. Jika suku bunga turun, publik akan mengambil dananya di bank dan diinvestasikan untuk usaha. Jika suku bunga naik maka publik cenderung menyimpan uangnya di bank karena aman. Dari segi pemerintah menaikkan suku bunga kredit adalah sebagai antisipasi kredit macet.


Resiko Carry Trade adalah bentuk perilaku investor dalam melakukan investasi dengan cara meminjam dana dari suatu negara yang memiliki tingkat suku bunga rendah dan selanjutnya membawa dana tersebut untuk ditanamkan pada negara yang memiliki tingkat suku bunga tinggi.


Jika suku bunga negara tujuan itu kembali normal/rendah, maka dana ditarik kembali.


Manajemen Risiko pada suku bunga obligasi:


Jika kondisi suku bunga obligasi stabil, masyarakat cenderung memilih obligasi. Penerimaan bunganya tetap. Pemilik obligasi biasanya yang memiliki uang lebih dan menginginkan keamanan berinvestasi.


Dampak Perusahaan suku bunga bagi perusahaan :


Perubahan suku bunga bisa menyebakan perusahaan menghadapi dua tipe risiko yaitu: Risiko perubahan pendapatan : pendapatan bersih ( hasil investasi dikurangi biaya) berubah yaitu berkurang dari yang diharapkan. Risiko perubahan nilai pasar berubah karena perubahan tingkat bunga, yaitu berubah karena lebih kecil (turun nilainya).


Risiko pada suku bunga dan saham :


Pada saat suku bunga mengalami kenaikan dan harga saham di pasar mengalami penurunan, maka investor cenderung memindahkan dananya dari saham ke deposito. Pada saat kondisi pasar saham sedang menghangat, maka akan terjadi kebalikan dari hal diatas, dengan alasan keuntungan bermain saham lebih tinggi. Investor adalah mereka yang memiliki karakteristik penghindar risiko dan menyukai keuntungan yang berkelanjutan.


Suku bunga dan jangka waktu obligasi.


Semakin lama jangka waktu obligasi, semakin tinggi bunganya. Konsep nilai waktu uang. Adanya inflasi.


Risiko pasar merupakan kondisi yang dialami oleh suatu perusahaan yang disebabkan oleh perubahan kondisi dan situasi pasar di luar dari kendali perusahaan.


Risiko pasar sering disebut juga Risiko menyeluruh , karena sifat umumnya adalah bersifat menyeluruh dan dialami oleh seluruh perusahaan.


Pengertian Risiko pasar adalah kerugian pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif akibat perubahan keseluruhan pada kondisi pasar. Risiko ini dapat bersumber dari trading-book maupun banking book bank.


Risiko pasar dari trading book ( Traded market risk ) adalah risiko dari suatu kerugian nilai investasi akibat aktivitas trading (melakukan pembelian dan penjualan instrumen keuangan secara terus menerus) di pasar dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Hal ini timbul sebagai akibat dari tindakan bank yang secara sengaja membuat suatu posisi yang berisiko dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan dari posisi risiko yang telah diambilnya. ( high risk high return ).


Berbeda dengan Traded market risk, risiko pada banking book merupakan konsekwensi alamiah akibat sifat bisnis bank yang dilakukan dengan nasabahnya. Umumnya, bank mempunyai struktur dana yang sifatnya jangka pendek / short funding karena kredit yang diberikan umumnya berjangka waktu lebih lama dari simpanan dana nasabah.


Risiko ini dialami oleh seluruh perusahaan yang disebabkan oleh suatu kebijakan yang dilakukan oleh lembaga terkait yang mana kebijakan tersebut mampu memberi pengaruh bagi seluruh sektor bisnis.


Adalah suatu bentuk risiko yang hanya dialami secara khusus pada sektor atau sebagian bisnis saja tanpa bersifat menyeluruh.


Kategori yang masuk general market risk :


Secara umum dalam ilmu keuangan dikenal dua bentuk pasar yaitu pasar modal (capital market) dan pasar uang (money market).


Foreign exchange risk merupakan bagian dari pasar uang.


Foreign exchange (valas) ini berangkat dari diterapkannya sistem floating exchange rate system pada tahin 1970an.


Mencakup mata uang yang berasal dari negara-negara yang memiliki tingkat kestabilan moneter tinggi, atau negara maju secara ekonomi dan sering sebagai ukuran dalam mengkonversikan dengan mata uang negaranya. Seperti dollar amerika, yen jepang dan uero eropa.


Adalah jenis mata uang yang diterbitkan oleh suatu negara namun jarang dipakai sebagai standar acuan dalam transaksi bisnis internasional, dengan alasan dianggap belum memiliki nilai kekayaan.


Pasar keuangan sangat bebas dari berbagai intervens, karena : Berbagai pihak mudah mengakses seluruh data dan informasi tentang keuangan dan non keuangan. Berbagai investor dari seluruh dunia ikut bermain valas. Semua yang terlibat didalamnya tidak pernah tau dimana titik keseimbangannya. Setiap pihak memiliki data dan informasi untuk memprediksi apa yang terjadi kemudian.


Risiko suku bunga adalah risiko yang dialami akibat dari perubahan suku bunga yang terjadi di pasaran yang mampu memberi pengaruh pada perusahaan.


Adalah situasi dan kondisi dimana terjadinya kerugian akibat perubahan harga barang komoditi di pasar yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu, dimana kondisi ini semakin parah saat barang komoditi tersebut telah terikat kontrak dalam suatu kontrak perjanjian serta informasi tersebut telah sampai ke pasar.


Adalah suatu kondisi dimana kekayaan perusahaan mengalami perubahan dari biasanya sehingga perubahan tersebut memberi dampak pada keuntungan dan kerugian perusahaan.


Stabilitas politik suatu negara sangat penting bagi pembangunan negara tersebut.


Untuk menciptakan suatu stabilitas politik yang baik adalah dengan cara membangun usaha yang sinergi antara masyarakat, pemerintah dan dunia usaha.


Hubungan FER dengan Perbankan.


Ada beberapa faktor yang menyebabkan perbankan mengalami FER:


f) Masih lemahnya independensi perbankan dalam permasalahan-permasalahan FER baik secara finansial dan non finansial.


g) Lemahnya perangkat dan aturan perbankan dalam konsep risk management banking.


h) Masih saja terjadi pemberian kredit dalam bentuk mata uang asing tapi kurang memiliki dasar analisis yang kaut.


i) Penerimaan deposito dalam mata uang asing.


j) Masih ada saja perlakuan khusus pada nasabah tertentu.


Faktor pengaruh mempengaruhi gejolak harga di pasar :


Faktor fundamental ekonomi. Adanya peristiwa besar ekonomi maupun politik. Campur tangan pemangku kebijakan. Perimbangan kekuatan permintaan dan penawaran. Likuiditas pasar.


Risiko pasar terdiri dari empat jenis yaitu :


Risiko Suku Bunga – Risiko kerugian pada posisi keuangan (neraca dan rekening administratif) karena perubahan suku bunga. Risiko Suku Bunga pada Banking Book merupakan bentuk risiko pasar paling dominan di perbankan Indonesia yang meliputi repricing risk , yield curve risk , basis risk , options risk. Selain banking book, Bank wajib pula mengelola risiko harga yang disebabkan oleh eksposur trading book (tanpa memandang jenis risiko) karena unrealized Mark to Market (MTM) gain/loss berpengaruh secara langsung pada pendapatan dan atau regulatory capital.


Risiko Nilai Tukar – Risiko kerugian pada posisi keuangan (neraca dan rekening administratif) akibat perubahan nilai tukar valuta asing, termasuk perubahan harga emas dimana.


Risiko Ekuitas – Risiko kerugian pada posisi keuangan (neraca dan rekening administratif) akibat perubahan nilai ekuitas, dan mencakup seluruh posisi ekuitas pada kategori AFS ( available for sale ).


Risiko Komoditas – Risiko kerugian pada posisi keuangan (neraca dan rekening administratif) akibat perubahan nilai komoditas. Risiko translasi nilai tukar atas seluruh posisi valas (aset dan kewajiban) pada neraca, baik trading maupun banking book.


Berikut ini disajikan diagram penilaian risiko pasar sebagai berikut :


Sebagaimana mana risiko kredit, penilaian risiko pasar juga dilakukan berdasarkan dua komponen yaitu risiko pasar inherent dan kualitas sistem pengendalian (RCS – Risk Control System) yang menghasilkan net risk atau risiko komposit.


Penilaian risiko pasar inherent terdiri dua faktor utama yaitu faktor kuantitatif dan kualitatif. Berikut ini contoh parameter penilaian risiko pasar inheren :


Karakteristik risiko pasar :


& # 8211; Jenis aktivitas trading, proprietary trading, market making, brokering.


& # 8211; Jenis instrumen trading : fixed income, derivatif, valas.


& # 8211; Nasabah utama : perusahaan besar, bank, dana pensiun, individual.


& # 8211; Pertumbuhan aset yang diperdagangkan.


& # 8211; Pertumbuhan instrumen derivatif.


& # 8211; Pertumbuhan aset jangka panjang dengan suku bunga tetap.


Untuk penilaian kualitas penerapan manajemen risiko atau Risk Control System, tetap berpedoman kepada empat prinsip utama sabagaimana dalam risiko kredit. Secara konkret hasil penilaian risiko pasar digambarkan sebagai berikut :


Risiko pasar didefinisikan sebagai risiko kerugian pada posisi neraca dan rekening administratif yang diakibatkan oleh perubahan / pergerakan variabel pasar al. tingkat suku bunga, kurs valuta asing, saham dan komoditi.


Exposure kerugian akibat risiko harga pasar dapat disebabkan oleh:


Risiko pasar dari trading book yang timbul akibat bank aktif dalam kegiatan trading transaksi keuangan seperti obligasi yang nilainya dipengaruhi oleh perubahan harga pasar seperti suku bunga. Risiko Suku bunga dari banking book dimana bank mempunyai terekspos risiko fluktuasi suku bunga akibat struktur bisnis bank dalam aktivitas seperti deposito dan pinjaman yang diberikan.


Traded market risk (risiko pasar dari trading book) adalah risiko dari suatu kerugian nilai investasi akibat aktivitas trading (melakukan pembelian dan penjualan instrumen keuangan secara terus menerus) di pasar dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.


Traded market risk muncul sebagai akibat dari tindakan bank yang secara sengaja membuat suatu posisi yang berisiko dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan dari posisi risiko yang telah diambilnya. ( high risk high return )


Risiko suku bunga Banking Book.


Berbeda dengan Traded market risk, risiko pada banking book merupakan konsekwensi alamiah akibat sifat bisnis bank yang dilakukan dengan nasabahnya. Umumnya, bank mempunyai struktur dana yang sifatnya jangka pendek / short funding karena kredit yang diberikan umumnya berjangka waktu lebih lama dari simpanan dana nasabah.


Untuk menghindari hal-hal di luar yang diprediksi, diperlukan penetapan tingkat bunga yang matched antara suku bunga pinjaman dan suku bunga simpanan (proses ini disebut sebagai hedging ), untuk melindungi nilai dari simpanan dan pinjaman.


Terdapat beberapa cara bank dapat melakukan hedging, al. merubah suku bunga pinjaman berdasarkan tingkat diskonto bank sentral atau menetapkan suku bunga simpanan yang selaras dengan suku bunga pinjaman (selama periode pinjaman).


Sebagai respon atas kritik kurang sensitifnya Basel I terhadap risiko, bulan Januari 1996 Komite Basel mempublikasikan “ Amendment to the Capital Accord to incorporate Market Risks” bulan Januari 1996 yang dikenal dengan sebutan the Market Risk Amendment .


The Market Risk Amendment merupakan finasilisasi dari proses yang telah dimulai sejak the Committee mengeluarkan publikasi “ The Supervisory Treatment of Market Risks ”.


Penggunaan model internal yang telah dilakukan oleh beberapa bank internasional mendorong Basel Committee pada tahun 1994 untuk menerima penggunaan model internal, yang disebut metode Value at Risk (VaR) . Metode VaR mengukur perkiraan besarnya kerugian maksimum dari portofolio bank akibat risiko pasar dalam waktu tertentu ( holding period / VAR Horizon ) dan dengan tingkat kepercayaan tertentu ( confidence level ).


Dengan VAR, laporan risiko bank mungkin akan disajikan sbb : “ Portofolio trading mempunyai DVaR sebesar USD 15m dengan tingkat keyakinan sebesar 95 % ”.


Confidence level merepresentasikan tingkat kemungkinan terjadinya kerugian di atas nilai 95% DVaR adalah 5%. Dengan ungkapan yang sederhana DVaR (Daily VAR) adalah “ Dalam periode satu hari kerja terdapat kemungkinan sebesar 5 % kerugian dari portofolio melebihi USD 15m. "


Namun demikian, nilai VaR tidaklah memberikan estimasi seberapa besar kerugian aktual yang dapat terjadi di atas nilai VaR tersebut, yang dalam contoh di atas tidak terdapat indikasi seberapa besar kerugian melebihi USD 15m dapat terjadi. Walaupun probabilitas ini kelihatannya kecil, bila asumsikan bahwa hari kerja dalam satu tahun adalah 240 hari, dapat diartikan bahwa dalam satu tahun diperkirakan ada 12 hari (240 x 5%) dimana kerugian portofolio dapat melebihi USD 15m.


Market Risk Amendment, yang memperkenankan penggunaan Value at Risk (VAR) model, merupakan regulasi pertama yang berbasis risiko.


Sifat Dasar Risiko Pasar (The Nature of Market Risk)


Risiko pasar terdiri dari:


Risiko khusus (specific risk) adalah risiko yang timbul dari pergerakan harga suatu surat berharga karena faktor keamanan atau faktor penerbitnya . Sebagai contoh penurunan harga obligasi karena ‘ credit rating ’ dari penerbit obligasi mengalami penurunan. Informasi ini akan secara khusus berpengaruh terhadap penerbit obligasi dan bukan mempengaruhi harga obligasi secara umum. Risiko pasar umum (general market risk) adalah risiko yang timbul dari pergerakan harga-harga instrumen keuangan secara umum di pasar. Contohnya, kebijakan penurunan suku bunga oleh pemerintah menyebabkan penurunan suku bunga di pasar sehingga mempengaruhi harga dari seluruh instrumen keuangan yang terkait dengan pergerakan suku bunga. Risiko Pasar Umum (General market risk) dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu : Risiko suku bunga, Risiko posisi ekuit, Risiko nilai tukar dan Risiko komoditas.


Risiko pasar adalah kerugian pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif akibat perubahan keseluruhan pada kondisi pasar. Risiko ini dapat bersumber dari trading-book maupun banking book bank.


Risiko pasar didefinisikan sebagai risiko kerugian pada posisi neraca dan rekening administratif yang diakibatkan oleh perubahan / pergerakan variabel pasar al. tingkat suku bunga, kurs valuta asing, saham dan komoditi.


kebijakan penurunan suku bunga oleh pemerintah menyebabkan penurunan suku bunga di pasar sehingga mempengaruhi harga dari seluruh instrumen keuangan yang terkait dengan pergerakan suku bunga. Risiko Pasar Umum (General market risk) dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu : Risiko suku bunga, Risiko posisi ekuit, Risiko nilai tukar dan Risiko komoditas.


Coyle, B. Measuring Credit Risk . United Kingdom: CIB Publishing, 2000. Fisher, S. “ Risk Management in Top Priority in Bank Restructuring “. Dikutip dari naskah presentasi tentang “Building World Class Risk Management. Capabilities in Indonesia: Overview Risk Management.” Jakarta: The Boston Consulting Group, 2001.


PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN.


PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN.


Dalam rangka mengantisipasi terjadinya risiko suku bunga, upaya-upaya yang dilakukan antara lain mengelompokkan aktiva dan pasiva berdasarkan tingkat kepekaannya dan menyusun perkiraan tingkat suku bunga melalui berbagai metode sehingga didapat perkiraan yang lebih baik. Selain itu juga tanggap dalam menghadapi perubahan yang potensial akan merugikan bank.


alam berinvestasi, investor memiliki tujuan untuk memaksimalkan returnnya tanpa melupakan faktor risiko investor yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Sedangkan risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return yang akan diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, maka semakin besar pula risiko investasi tersebut. Terdapat beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi, diantaranya adalah :


Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, yang berarti jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun. Demikian pula sebaliknya, apabila suku bunga menurun, maka harga saham akan meningkat.


3. Risiko inflasi.


5. Risiko finansial.


6. Risiko likuiditas.


7. Risiko nilai tukar mata uang (valas)


Selain risiko di atas tersebut, dalam manajemen investasi dikenal pembagian risiko dalam dua jenis, yaitu risiko sistematis dan risiko unsistematis. Risiko sistematis merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Sedangkan risiko unsistematis merupakan risiko yang tidak berkaitan dengan perubahan pasar secara keseluruhan.


Pengertian dari Risiko suku bunga adalah risiko yang timbul karena nilai relatif aktiva berbunga, seperti pinjaman atau obligasi, akan memburuk karena peningkatan suku bunga. Secara umum, jika suku bunga meningkat, harga obligasi berbunga tetap akan turun, demikian juga sebaliknya. Risiko suku bunga umumnya diukur dengan jangka waktu obligasi, teknik paling tua yang sekarang digunakan untuk mengelola risiko suku bunga.


Risiko suku bunga merupakan exposur kondisi keuangan suatu bank terhadap pegerakan suku bunga yang merugikan. Menerima risiko tersebut merupakan bagian yang normal dari bisnis bank, dan dapat merupakan bagian yang penting dalam menciptakan keuntungan dan peningkatan nilai saham. Perubahan dalam suku bunga berakibat berubahnya pendapatan bunga bersih dan tingkat pendapatan dan biaya operasional suatu bank yang sensitif terhadap perubahan suku bunga . Perubahan tingkat suku bunga juga berakibat pada underlying value instrument assets, liability dan Off Balance Sheet (OBF) karena present value dari future cash flow (bahkan cash flow – nya sendiri) berubah karena suku bunga berubah. Sesuai dengan itu maka agar proses manajemen suku bunga efektif, perlu dijaga supaya suku bunga tetap berada pada prudent level untuk keamanan dan kesehatan (soundness) bank.


Terdapat 2 (dua) perspective paling umum untuk melakukan asesmen terhadap risiko suku bunga bank ; yaitu :


& # 8211; the earning perspective, yang difokuskan pada dampak perubahan suku bunga pada pendapatan bank yang akan diterima dalam jangka pendek,


& # 8211; the economic value perspective, yang difokuskan pada nilai cash flow suatu bank .


Sumber risiko suku bunga.


Sebagai ‘finacial intermediaries ‘ bank menghadapi risiko suku bunga dengan berbagai cara. Pembahasan yang utama dan paling sering, bentuk risiko suku bunga timbul dari perbedaan waktu dari jatuh tempo (maturity) dan repricing (penetapan ulang suku bunga) terhadap suku bunga mengambang (floating rate) dari assets, liabilities dan posisi Off Balance Sheet(OBS ). Sementara repricing terhadap ketidak sesuaian jatuh tempo (mismatch) merupakan fundamen dari bisnis bank, dapat meng-expose pendapatan dan underlying nilai ekonomi (economic value) terhadap fluktuasi yang tidak diperkirakan sebagai perbedaan suku bunga. Sebagai contoh, apabila bank mendanai suatu pinjaman jangka panjang ber - bunga tetap, dengan suatu deposit berjangka pendek, bank bisa menghadapi suatu penurunan baik pada future income yang berasal dari posisi pinjaman yang diberikan serta underlying value dari pinjaman tersebut, apabila terjadi kenaikan suku bunga . Penurunan tersebut terjadi karena cash flow dari pinjaman adalah tetap selama masa laku kredit, sedangkan cash flow yang dibayar pada deposit bersifat variable dan meningkat setelah jatuh temponya.


Repricing mismatches, juga dapat meng-expose perubahan slope dan bentuk pada kurva pendapatan (yield curve) . Risiko yield curve timbul apabila terdapat pergeseran yang tidak diperkirakan pada yield curve yang mengakibatkan dampak yang merugikan pada pendapatan bank atau underlying economic value. Sebagai contoh, underlying economic value dari suatu long position obligasi pemerintah berjangka waktu 10 tahun di hedge dengan suatu short position dari Government Notes berjangka waktu 5 tahun, dapat mengurangi secara tajam apabila yield curve tersebut curam (steepens), bahkan apabila posisi di hedge terhadap pergerakan parallel dari yield curve . Sumber risiko suku bunga lainnya yang penting, biasanya disebut sebagai basis risk , timbul dari hubungan yang tidak sempurna dalam penyesuaian tingkat bunga yang diperoleh dan dibayarkan dari instrument yang berbeda, namun dengan karakteristik repricing yang mirip. Apabila suku bunga berubah, maka perbedaan ini dapat menaikkan perubahan yang tidak diperhitungkan dalam cash flow dan spread pendapatan antara instrument instrumen asset, liabilities dan OBS dari jatuh tempo yang sama atau frekuensi-frekuensi repricing. Sebagai contoh, suatu strategi pendanaan untuk pemberian kredit dengan jangka waktu 1 tahun dengan deposit 1 tahun dengan variable rate yang ditetapkan tiap bulan (repricing) berdasarkan LIBOR, menggambarkan bahwa institusi tersebut menghadapi risiko bahwa spread antara 2 (dua) index suku bunga dapat berubah tak terduga.


Tambahan dan peningkatan sumber risiko suku bunga yang penting, timbul dari opsi (option) yang diikatkan (embedded) pada banyak portofolio asset, liability dan OBS bank. Formalnya, sebuah opsi menyediakan kepada pemegang opsi, hak namun bukan kewajiban, untuk membeli (buy), menjual (sell) atau dengan cara yang sama memilih cash flow dari suatu instrument atau financial contract. Opsi dapat berupa instrumen yang berdiri sendiri (‘stand alone ‘) seperti ‘exchange traded option’ (opsi perdagangan/jual beli valuta) dan over the counter (OTC) contract, atau dapat juga diikaitkan dalam instrument-instrumen standar. Sementara bank bank menggunakan exchange traded dan opsi OTC baik dalam rekening perdagangan maupun dalam rekening non perdagangan, instrumen-instrumen yang terikat opsi yang umumnya lebih penting dalam kegiatan non-trading. Contoh dari instrument yang terikat opsi meliputi berbagai tipe obligasi dan notes (surat utang) dengan ‘call’ atau ‘put’ provision, pinjaman dengan memberi hak kepada peminjam untuk menyelesaikan hutangnya lebih cepat, dan berbagai tipe non maturity deposit instruments yang memberi hak kepada depositor untuk menarik dananya setiap waktu, sering tanpa sesuatu penalty atau denda. Apabila tidak dikelola dengan baik, maka pembayaran instruments yang mempunyai karakteristik yang tidak saling menopang (asymmetrical payoff) dengan syarat opsi dapat memberikan risiko yang signifikan khususnya kepada mereka yang menjual, karena opsi yang dipegang, secara explicit dan mengikat, umumnya dilaksanakan sepanjang menguntungkan bagi pemegang hak opsi dan tidak menguntungkan bagi penjual. Lebih lanjut suatu daftar yang semakin panjang dari hak opsi dapat mempengaruhi leverage (perputaran) dan dapat memperbesar pengaruh (baik posistif maupun negatif) dari posisi opsi pada kondisi keuangan perusahaan.


Akibat yang ditimbulkan risiko suku bunga.


Sebagaimana dikemukakan diatas, perubahan dalam suku bunga dapat mempunyai pengaruh yang tidak menguntungkan baik bagi pendapatan bank maupun nilai ekonomi nya (economic value) . Hal ini memberikan 2 (dua) perspective yang terpisah namun saling melengkapi dalam melakukan asesmen terhadap exposure risiko suku bunga bank.


Dalam mengukur exposure risiko sukubunga, lebih lanjut perlu diperhatikan 2 (dua) aspek ;


(b) perlakuan dari posisi-posisi yang dinominasi oleh mata uang yang berbeda. Posisi-posisi seperti ‘tabungan’ (saving) atau giro / deposito jangka pendek (sight deposit) mungkin mempunyai jatuh tempo atau mungkin ‘open ended’ (tanpa jatuh tempo), namun dalam tiap kasus penabung atau deposan umumnya mempunyai opsi untuk melakukan penarikan setiap waktu. Bank mungkin memilih tidak merubah bunga terhadap deposit tersebut sesuai dengan perubahan bunga dipasar.


Faktor-faktor tersebut sesuai dengan pengukuran exposure risiko suku bunga, karena tidak hanya nilai dari posisi, melainkan waktu dari cash flow juga berubah ketika sukubunga bergejolak. Terkait dengan asset bank, pembayaran lebih awal terhadap kredit perumahan (mortgage) dan efek beragun asset juga menimbulkan ketidak pastian terhadap waktu dari cash flow pada posisi-posisi tersebut.


Pengukuran Risiko Suku Bunga :


a)Aset, kewajiban dan rekening administratif yang akan dilakuka marked to market dikelompokkan kedalam trading book sedangkan transaksi dan posisi yang tidak dilakukan marked to market dikelompokkan kedalam banking book.


b) Umumnya posisi banking book tersebut tidak ditujukan untuk memperoleh keuntungan jangka pendek, namun akan dipelihara sampai jatuh tempo (held to maturity), seperti surat-surat berharga atau obligasi pada portofolio investasi.


c) Proses marked to market merupakan salah satu teknik yang mencerminkan nilai aset, transaksi derivatif, dan instrumen keuangan lainnya sekaligus merupakan metode yang tepat untuk mengukur posisi risiko aset dan instrumen keuangan tersebut.


d) Penilaian marked to market wajib mengacu pada PBI No.5/12/PBI/2003 tanggal 17 Juli 2003 mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Dengan Memperhitungkan Risiko Pasar (Market Risk). Kecukupan dan keakurasian proses marked to market harus diverifikasi oleh pihak yang independen dari satuan kerja operasional, dan memiliki kompetensi yang relevan, seperti Satuan Kerja Manajemen Risiko.


e)Bagi Bank yang mengembangkan model internal dalam rangka kebutuhan intern bank , adapat menggunakan value at risk (VAR) guna mengukur keruguan maksimum yang diperkirakan aakan timbul dari suatu posisi atau portofolio tertentu sebagai akibat perubahan indikator sukubunga di pasar (sukubunga referensi), pada suatu interval tertentu. Pengukuran dengan metode VAR dapat dilakukan dengan berbagai metode statistik seperti variance/covariance, historical simulation dan Monte Carlo simulation.


f) Dalam rangka mencegah terjadinya penyimpangan hasil statistik dan perilaku sukubunga , Bank harus menggnakan sumber data , figur dan kriteria yang dihasilkan sendiri untuk melakukan pengujian atau tidak didasarkan atas sumber data yang diperoleh dari pihak lain.


g) Dalam menilai eksposur risiko sukubunga yang melekat pada beberapa aktivitas fungsional, Banksekurang-kurangnya dapat mengukur beberapa parameter, antara lain :


(1) potential loss karena fluktuasi suku bunga.


(2) volatilitas sukubunga per jangka waktu.


h) Apabila diperlukan , Bank dapat melakukan koreksi atau perbaikan kriteria dan proses pricing yang bertujuan untuk menilai risiko kredit (banking book) secara tepat dengan menyesuaikan selisih sukubunga yang diterapkan terhadap sukubunga referensi (pasar).


Beberapa para ahli menyimpulkan bahwa suku bunga adalah sebagai berikut :


Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman.


Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.


Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah :


uma. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.


b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.


c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.


Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu : penawaran tabungan dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis). Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi suku bunga, akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung, dan sebaliknya.


Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya suku bunga tabungan masyarakat.


Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 471) suku bunga adalah harga yang dibayarkan untuk satuan mata uang yang dipinjam pada periode waktu tertentu.


Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 99-100) suku bunga dapat dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nominal dan suku bunga riil. Dimana suku bunga nominal adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan kembali dengan jumlah uang yang dipinjam. Sedang suku bunga riil lebih menekankan pada rasio daya beli uang yang dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang dipinjam. Suku bunga riil adalah selisih antara suku bunga nominal dengan laju inflasi. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998) suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang.


Menurut Nopirin (1992:176) fungsi tingkat bunga dalam perekonomian yaitu alokasi faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang dipakai sekarang dan di kemudian hari.


Menurut Ramirez dan Khan (1999) ada dua jenis faktor yang menentukan nilai suku bunga, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah uang beredar, dan inflasi. Sedang faktor eksternal merupakan suku bunga luar negeri dan tingkat perubahan nilai valuta asing yang diduga.


Menurut Prasetiantono (2000) mengenai suku bunga adalah : jika suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya di bank karena ia dapat mengharapkan pengembalian yang menguntungkan. Dan pada posisi ini, permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi lebih rendah karena mereka sibuk mengalokasikannya ke dalam bentuk portfolio perbankan (deposito dan tabungan). Seiring dengan berkurangnya jumlah uang beredar, gairah belanja pun menurun. Selanjutnya harga barang dan jasa umum akan cenderung stagnan, atau tidak terjadi dorongan inflasi. Sebaliknya jika suku bunga rendah, masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk menyimpan uangnya di bank.


Beberapa aspek yang dapat menjelaskan fenomena tingginya suku bunga di Indonesia adalah tingginya suku bunga terkait dengan kinerja sektor perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi (perantara), kebiasaan masyarakat untuk bergaul dan memanfaatkan berbagai jasa bank secara relatif masih belum cukup tinggi, dan sulit untuk menurunkan suku bunga perbankan bila laju inflasi selau tinggi ( Prasetiantono, 2000 : 99-101)


• Bunga sederhana: adalah merupakan hasil dari pokok utang, suku bunga per periode, dan lamanya waktu peminjaman.


Rumusan bunga sederhana yaitu: c=pbw, dimana c (bunga sederhana) adalah merupakan hasil dari p (pokok utang), b (bunga), dan w (waktu).


• Bunga berbunga atau disebut juga bunga majemuk : nilai pokok utang ini akan berubah terus setiap akhir suatu periode dengan penambahan perhitungan bunga .


Suku Bunga tetap dan mengambang.


• “Suku bunga tetap” adalah suku bunga pinjaman tersebut tidak berubah sepanjang masa kredit.


• “Suku bunga mengambang” adalah suku bunga yang berubah-ubah selama masa kredit berlangsung dengan mengikuti suatu kurs referensi tertentu seperti misalnya LIBOR dimana cara perhitungannya dengan menggunakan sistim penambahan marjin terhadap kurs referensi.


Suku Bunga terendah sepanjang masa.


Menurut dari penelitian, Suku Bunga pernah mengalami kontribusi yang sangat rendah.


Kendati banyak pihak mengeluhkan suku bunga kredit yang tidak kunjung turun, bankir justru menegaskan bahwa tingkat suku bunga kredit saat ini merupakan yang terendah sepanjang sejarah. “Suku bunga 10-13 persen itu paling rendah sejak Indonesia merdeka,” ujar Ketua Persatuan Bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono di Jakarta, Jumat (9/10).


Dia mengakui, suku bunga kredit di Indonesia memang masih terbilang tinggi bila dibandingkan dengan negara lain, seperti Singapura dan Malaysia.


Namun, menurutnya sejumlah negara tersebut mematok suku bunga depositonya dengan rendah, bahkan hampir mendekati nol persen. “Diperhitungkan juga, berapa mereka memberi bunga deposito. Sangat rendah. Di Jepang hampir nol. Kita kan tinggi bunga depositonya,” ujar Sigit yang juga menjabat sebagai Komisaris Independen BCA ini.


Suatu sistem pengendalian intern risiko suku bunga mencakup :


o Suatu lingkungan pengendalian yang kuat.


o Suatu proses yang memadai untuk meng-identifikasi mengevaluasi risiko,


o Menetapkan aktivitas pengendalian seperti, kebijakan, prosedur dan methodologi,


o Sistem informasi yang memadai, dan.


o Kaji ulang yang berkesinambungan terhadap kebijakan dan prosedur.


Pengendalian Risiko Suku Bunga :


1. Pengendalian risiko dan tanggung jawab manajemen operasional atas posisi yang dikelola hingga jatuh waktu (banking book) harus ditetapkan dalam organisasi bank. Tanggung jawab tersebut antara lain meliputi : a) Rekonsiliasi posisi yang dikelola dan dicatat dalam sistem informasi manajemen.


b) Pengendalian terhadap akurasi profit and loss dan kepatuhan pada ketentuan dan standar akunting yang berlaku, terutama pengakuan diskon, pembukuan premium dan pengakuan secara akrual dari kupon.


c) Pengklasifikasian dan pembentukan provisi yang tepat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


2. Untuk surat berharga dan obligasi yang terdaftar atau diperdagangkan di Pasar Modal, Bank harus menerapkan proses pengendalian intern yang bertujuan untuk memantau selisih kredit (credit spread) dari surat berharga dan Obligasi tersebut dengan membandingkan hasil (yield) dari posisi portofolio tersebut dengan Obligasi Pemerintah.


3. Dengan mengabaikan kriteria ketentuan yang mengatur pembentukan provisi apabila Bank menilai bahwa credit spread mengalami pelebaran maka Bank harus melakukan analisis mengenai kondisi dan prospek penerbit surat berharga dan obligasi. Apabila hasil analisis dan sentimen pasar menunjukkan kesimpulan bahwa kegagalan penerbit semakin meningkat maka Bank harus segera membentuk provisi dalam perspektif kehati-hatian.


4. Apabila kemungkinan terjadi kegagalan memelihara eksposur risiko sukubunga teridentifikasi semakin meningkat, Bank sekurang-kurangnya harus:


a) Menghentikan pengakuan diskon.


b) Menerapkan pemantauan secara ketat terhadap surat berharga dan obligasi tersebut serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengurangi kerugian.


5. Terhadap yang tidak terdaftar atau diperdagangkan di pasar, Bank harus melakukan review secara berkala terhadap kondisi, kredibilitas dan kemampuan membayar kembali penerbit surat berharga dan obligasi. Review dilakukan dengan menghimpun dan menganalisis laporan keuangan , proyeksi arus kas dan seluruh dokumen yang relevan tentang penerbit. Review secara berkala terhadap surat berharga dan obligasi tersebut harus didokumentasikan dan dilakukan sekurang-kurangnya setiap 6 (enam) bulan.


6. Apabila Bank melakukan kontrak transaksi derivatif, seperti interest rate swaps maka dalam rangka tujuan lindung nilai dan penerapan strategi ALMA, Bank harus memastikan bahwa standar akunting yang digunakan telah sesuai dengan ketentuan dan standar akunting yang berlaku.


7. Apabila transaksi tersebut dilakukan dalam rangka lindung nilai, Bank harus menerapkan tanggung jawab yang jelas dan pengendalian intern yang bertujuan untuk :


uma. memastikan bahwa standar akunting yang digunakan tidak menimbulkan penyimpangan pada pengakuan pendapatan.


b. mengecek bahwa transaksi tersebut telah efektif dilaksanakan sesuai dengan instruksi atau rekomendasi komite aset dan kewajiban (ALCO) dan transaksi tersebut mengurangi eksposur sukubunga secara keseluruhan.


c. Menilai kembali secara berkala bahwa lindung nilai telah efektif khususnya dalam perhitnungan rasio lindung nilai dan perbandingan rasio tersebut dari waktu ke waktu.


d. memastikan bahwa kontrak ytransaksi tersebut tetap dikelola hingga jatuh tempo dsn tidsk skan dialihkan ke posisi trading.


e. Mengecek bahwa persyaratan jontrak transaksi secara intern (internals Deals).


f. Menilai kembali kredibilitas pihak lawan (counteroarts) dan mencegah penempatan yang terkonsentrasi karena apabila terjadi devault maka strategi lindung nilai akan menjadi tidak efektif.


Pengertian dari Risiko suku bunga adalah risiko yang timbul karena nilai relatif aktiva berbunga, seperti pinjaman atau obligasi, akan memburuk karena peningkatan suku bunga. Secara umum, jika suku bunga meningkat, harga obligasi berbunga tetap akan turun, demikian juga sebaliknya. Risiko suku bunga umumnya diukur dengan jangka waktu obligasi, teknik paling tua yang sekarang digunakan untuk mengelola risiko suku bunga.


Tambahan dan peningkatan sumber risiko suku bunga yang penting, timbul dari opsi (option) yang diikatkan (embedded) pada banyak portofolio asset, liability dan OBS bank. Formalnya, sebuah opsi menyediakan kepada pemegang opsi, hak namun bukan kewajiban, untuk membeli (buy), menjual (sell) atau dengan cara yang sama memilih cash flow dari suatu instrument atau financial contract. Opsi dapat berupa instrumen yang berdiri sendiri (‘stand alone ‘) seperti ‘exchange traded option’ (opsi perdagangan/jual beli valuta) dan over the counter (OTC) contract, atau dapat juga diikaitkan dalam instrument-instrumen standar. Sementara bank bank menggunakan exchange traded dan opsi OTC baik dalam rekening perdagangan maupun dalam rekening non perdagangan, instrumen-instrumen yang terikat opsi yang umumnya lebih penting dalam kegiatan non-trading. Contoh dari instrument yang terikat opsi meliputi berbagai tipe obligasi dan notes (surat utang) dengan ‘call’ atau ‘put’ provision, pinjaman dengan memberi hak kepada peminjam untuk menyelesaikan hutangnya lebih cepat, dan berbagai tipe non maturity deposit instruments yang memberi hak kepada depositor untuk menarik dananya setiap waktu, sering tanpa sesuatu penalty atau denda. Apabila tidak dikelola dengan baik, maka pembayaran instruments yang mempunyai karakteristik yang tidak saling menopang (asymmetrical payoff) dengan syarat opsi dapat memberikan risiko yang signifikan khususnya kepada mereka yang menjual, karena opsi yang dipegang, secara explicit dan mengikat, umumnya dilaksanakan sepanjang menguntungkan bagi pemegang hak opsi dan tidak menguntungkan bagi penjual. Lebih lanjut suatu daftar yang semakin panjang dari hak opsi dapat mempengaruhi leverage (perputaran) dan dapat memperbesar pengaruh (baik posistif maupun negatif) dari posisi opsi pada kondisi keuangan perusahaan.


Valuta asing atau biasa disebut juga dengan kata lain seperti valas, Foreign Exchange, forex atau juga fx adalah mata uang yang di keluarkan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain pasar valuta asing sendiri mengalami pertumbuhan yang pesat pada awal decade 70’an. Valuta Asing yang biasa disingkat Valas atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai forex ( singkatan dari Foreign Exchange ), yang berarti pertukaran uang dari nilai mata uang yang berbeda pasar valuta asing ini menyediakan pasar sarana fisik maupun dalam pasar kelembagaan untuk melakukan perdagangan mata uang asing, menentukan nilai tukar mata uang asing, dan menerapkan managemen mata uang asing.


Adapun yang menyebabkan pasar valuta asing bertumbuh dengan pesat antara lain adalah:


1. Pergerakan nilai valuta asing yang mengalami pergerakan cukup signifikan sehingga menarik bagi beberapa kalangan tertentu untuk berkecimpung di dalam pasar valuta asing.


2. Bisnis yang semakin mengglobal. Dengan semakin sengitnya persaingan bisnis membuat perusahaan harus mencari sumber daya baru yang lebih murah, dan tersebar di seluruh dunia sehingga menimbulkan permintaan akan mata uang suatu negara tertentu.


3. Perkembangan telekomunikasi yang begitu cepat dengan adanya sarana telepon, telex, faximile, internet maka memudahkan para pelaku pasar untuk berkomunikasi sehingga transaksi lebih mudah di lakukan.


4. Keuntungan yang di peroleh di pasar valuta yang cenderung besar meningkatakan.


keinginan berbagai pihak berusaha memperoleh gain dari pergerakan valuta asing.


Dealer pada umumnya disebut juga sebagai market maker yang berfungsi sebagai pihak yang membuat pasar bergairah di pasar uang. Dealer umumnya mengkhususkan pada mata uang tertentu dan menetapkan tingkat persediaan tertentu pada mata uang tersebut. Biasanya yang bertindak sebagai dealer adalah pihak bank, meskipun ada juga beberapa yang nonbank. Mereka mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli valuta asing.


Perusahaan maupun individu dapat pula melakukan transaksi perdagangan valuta asing (valas). Pasar valuta asing dimanfaatkan untuk memperlancar transaksi bisnis. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah eksportir, importir, investor internasional, perusahaan multinasional dan lain-lainnya.


Spekulan dan arbitrator bertindak atas kehendak mereka sendiri dan mereka tidak memiliki kewajiban untuk melayani konsumen serta tidak menjamin kelangsungan pasar, berbeda dari dealer. Spekulan juga pelaku pasar yang akan meramaikan transaksi di pasar uang. Para spekulan dapat keuntungan dari perubahan atau fluktuasi harga umum (capital gain ). Sementara itu, arbitrator memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan perbedaan harga di berbagai pasar.


Fungsi Bank Sentral dalam pasar valuta asing umumnya adalah sebagai stabilitator nilai tukar mata uang lokal. Bank Sentral memanfaatkan pasar valuta asing untuk mendapatkan atau membelanjakan cadangan valuta asingnya agar dapat mempengaruhi stabilitas nilai tukar mata uang sehingga berdampak positif bagi perekonomian nasional negara.


Pialang bertindak sebagai perantara yang mempertemukan penawaran dan permintaan terhadap mata uang tertentu. Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, perusahaan pialang memiliki akses langsung dengan dealer dan bank di seluruh dunia.


• Merupakan sarana alternatif khususnya bagi lembaga-lembaga keuangan, perusahaan - perusahaan non keuangan dan peserta-peserta lainnya baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendeknya maupun dalam rangka penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya.


• Melakukan transfer mata uang sebuah negara dengan negara lain, agar bisa dipergunakan.


di negara tersebut ( mentransfer daya beli antar negara )


• Mendapatkan atau menyediakan kredit untuk membiayai transaksi perdagangan.


• Sebagai sarana untuk memperkecil resiko karena perubahan kurs.


Mata Uang Dunia Yang Biasanya di Perdagangkan.


Ada tujuh mata uang dunia yang biasanya di perdagangkan oleh tujuh mata uang dunia tersebut adalah :


1. Dolar Amerika / USD.


2. Poundsterling Inggris / GBP.


3. Euro Dolar / EUR.


4. Swiss Franc / CHF5. Japanese Yen / JPY.


6. Australian Dolar / AUD.


7. Canadian Dolar / CAD.


Risiko yang mungkin dihadapi dalam kegiatan investasi di pasar uang antara lain :


1. Risiko pasar (Market Risk), Risiko yang berkaitan dengan kenaikan tingkat bunga,


mengakibatkan investor mengalami capital loss.


2. Risiko Reinvestment, Risiko yang berkaitan dengan turunnya harga sekuritas.


3. Risiko Gagal Bayar, Risiko yang terjadi akibat tidak mampunya peminjam (debitur)


memenuhi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan.


4. Risiko Inflasi, Pemberi pinjaman menghadapi kemungkinan naiknya hargaharga barang.


dan jasa yang menurunkan daya beli atas pendapatan yang diterimanya.


5. Risiko Valuta (Currency risk), Risiko yang terjadi karena perubahan yang tidak.


menguntungkan terhadap kurs mata uang asing.


6. Risiko Politik, Risiko yang berkaitan dengan perubahan undang-undang atau peraturan.


Instrumen utang yang diterbitkan oleh Pemerintah dan Bank Sentral dengan jumlah.


tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan.


Commercial Paper adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta/BUMN. CP adalah surat janji untuk membayar kembali jumlah hutang yang diterima pada suatu tanggal tertentu. Bunga CP juga didapatkan dengan menggunakan diskonto Berbeda dengan Bank Acceptance atauipun Sertifikat Deposito, pelunasan CP tidak dijamin oleh bank maupun suatu hak kebendaan (Unsecured Promisory Notes).


Sertifikat deposito adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank. Sebagaimana Bank Acceptance, bunga sekuritas didapatkan dengan menggunakan diskonto. CD biasa diperdagangkan sebelum jatuh tempo untuk mendapatkan nilai tunainya.


4. Bank Acceptance (BA) / Wesel Tagih.


Bank Accetance adalah surat berharga yang timbul karena suatu pihak memiliki tagihan kepada pihak lain. Oleh karena pihak yang memiliki uang tersebut memerlukan dana dalam waktu singkat maka tagihan tersebut dapat dijual dengan mendapatkan jaminan pembayaran dari bank. Biasanya terdapat pada transaksi ekspor/impor yang dilakukan dengan sarana letter of credit (L/C).


Bill of Exchange atau wesel adalah suatu perintah tertulis tak bersyarat yang ditujukan oelh seseorang kepada pihak lainnya untuk membayar sejumlah uang tertentu pada saat diperlihatkan atau pada tanggal tertentu kepada penari atau pembawa.


6. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)


Sertifikat Bank Indonesia adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. SBI diterbitkan oleh BI lebih ditujukan sebagai alat kebijakan moneter dimana tingkat suku bunganya ditentukan berdasarkan lelang yang dilakukan di Bank Indonesia. Jangka waktu SBI adalah 1,3,6 bulan dan 1 tahun.


Untuk dapat mengurangi risiko valas, maka salah satu strategi yang dapat dipergunakan adalah dengan cara mengatasiexposure yang disebabkan oleh mata uang asing, maka dapat dilakukan“Hedging”. Hedging adalah suatu aktivitas lindung nilai dalam rangka mengantisipasi pergerakan mata uang asing.


Manfaat dari hedging yaitu melindungi asset perusahaan dari potensi kerugian valas, serta mengurangi variasi dari arus kas di masa depan. Perusahaan memperoleh suatu kepastian melalui hedging. Teknik-teknikhedging yang pada umumnya digunakan untuk mengatasi transaction exposure antara lain adalah:


Cara yang paling sederhana dalam menghilangkan transaction exposure adalah dengan melakukan forward hedge. Forward hedge memungkinkan perusahaan untuk mematok nilai valas untuk masa depan, yang sudah ditentukan sejak hari ini. Misalnya, sebuah perusahaan AS mengekspor ke Eropa, dan akan menerima pembayaran sebesar €50,000 dalam 90 hari ke depan. Spot Rate saat ini adalah $1.3950/€, sementara 3 month forward rate adalah $1.3840/€. Dengan melakukan forward hedge, maka dalam 3 bulan mendatang perusahaan AS akan menerima €50,000 dan menukarkannya padarate $1.3840/€, dan menerima $62,900. Meskipun lebih kecil dari perkiraan $69,750 tanpa hedging, namun dengan melakukan forward hedge berarti mengeliminasi transaction exposure. Tanpa melakukan hedging, maka perusahaan terekspos oleh risiko pergerakan mata uang asing, bisa mendapatkan keuntungan ataupun kerugian. Keunggulan menggunakan forward hedge yakni seandainya rate forward memprediksi spot rate di masa depan dengan tepat, maka real cost of hedging adalah nol.


Kekurangan dari forward hedge antara lain adalah bisnis kecil kadang tidak dapat mengaksesnya, karena bank terekspos risiko bahwa perusahaan tidak memenuhi kontrak forward hedge tersebut. Perusahaan yangcr editwor thines s nya kurang baik juga bisa ditolak oleh bank. Sehingga, salah satu opsi lainnya yakni dengan melakukan futures hedge.


Konsep dalamforward dan futures hedge pada dasarnya sama, yang berbeda adalah mekanismenya. Jika forward makacounterparty adalah bank, maka dalam futures mekanismenya adalah menggunakan. Kelemahan dari metode ini adalah penggunaan.


marked to market, sehingga dalam pergerakan harian bisa tercipta mendapatkan.


keuntungan ataupun kerugian, dan jika margin tidak cukup kuat, maka bisa terkenacall.


Hedging di pasar uang yakni aktivitas lindung nilai untuk utang maupun piutang di masa depan, dengan cara mengambil posisi di pasar uang. Money market hedge meliputi aktivitas meminjam dan berinvestasi dengan mata uang yang berbeda. Misalnya, jika sebuah perusahaan punya piutang sebanyak $100,000, maka terekspos risiko jika nantinya Dollar melemah terhadap Rupiah. Untuk mengeliminasi risiko tersebut, maka perusahaan bisa mengambil pinjaman dalam Dollar, menukarnya ke Rupiah, kemudian berinvestasi pada pasar uang. Selanjutnya hasil pembayaran piutang tersebut akan digunakan untuk melunasi pinjaman.


Hedging menggunakan option yakni dengan menggunakan hak beli atau hak jual.


sejumlah mata uang asing pada tingkat harga tertentu untuk melakukan lindung nilai.


Hedging options memungkinkan perusahaan untuk melindungi risiko pergerakan mata.


uang asing yang tidak diharapkan, juga memungkinkan perusahaan untuk menanggung.


STRATEGI MENGURANGI RISIKO VALAS.


Ketatnya likuidasi dan mengurangnya mata uang dolar terhadap sebagian besar mata uang di dunia berdampak pada kelemahan ekonomi global. Berbagai Negara di dunia termasuk Indonesia berusaha memproteksi ekonomi negrinya dengan mengeluarkan kebijakan yang mendorong ekspor.


Kepada industry kecil dan menengah yang berorientasi ekspor, pemerintah Idonesia me, berikan sejumlah intensif menarik. Misalnya, insentif fiscal berupa bea masuk ditanggung pemerintah terhadap 11 sektor industry, diantaranya, industry jasa pelayanan kendaraan bermotor, pengolahan susu, dan komponen elektronik. Upaya mengurangi ekonomi biaya tinggi ditempuh pemerintah dengan menurunkan biaya dan mempersingkat waktu transaksi bisnis melalui transaksi satu pintu dan penurunan biaya Terminal Handling Cost di pelabuhan. Bank Indonesia juga turut mendukung eksportir dengan mengeluarkan peraturan pembelian wesel eksport berjangka.


Pemerintah berusaha mendorong industry kecil untuk menembus pasar alternative seperti Timur Tengah, Cina, dan India. Alasanya, GDP tinggi, pertumbuhan ekonomi mesih relative tinggi, lokasi dekat dan memiliki hubungan baik dengan RI. Sementara produk yang masih berpotensi ekspor antara lain, produk makanan minuman, komoditas perhiasan, barang dari kulit, elektronika, mobil dan komponennya, serta garmen dan tekstil.


Meski mendapat dukungan dari pemerinntah, industry kecil tetap harus pandai mencari strategi terutama terkait dengan resiko valas. Untuk itu ada tiga hal penting yang tidak boleh ditinggalkan:


Pertama, sangat penting bagi eksportir untuk mengena mitra dagang dan Negara tujuan.


ekspor dengan baik sehingga dapat menemukan cara untukmemotong biaya.


Kedua, cermati dan hitung komponen bisnis yang memiliki risiko terpengaruhi oleh.


perbedaan nilai valas, yaitu segala transaksi yang menggunakan mata uang asing. Ketiga, upayakan “natural hedging” yakni pengeluaran dan pembelian dalam mata uang yang sama. Namun, jika tidak biasa, gunakan fasilitas linding nilaai valas dari bank yang dipercaya.


Sumber majalahSWA hal 53.


Sebelum melakukan ekspor yang harus diperhatikan adalah pengenaan pajak di Negara tujuan ekspor, karena dengan kita mengetahui besarnya tariff pajak yang dikeluarkan di Negara tujuan sehingga kita dapat mengasosiasi harga. Selain itu, perusahaan juga harus bisa meminimalisasi dampak resiko kurs, diantaranya:


Mengurangi jumlah transaksi yang dilakukan perusahaan dalam rangka mengurangi risiko kurs. Penyesuaian harga dapat dilakukan dengan cara menaikan atau menurunkan harga jual untuk menutup perbedaan. Dan perusahaan dapt merubah mata uang yang digunakan dalam penjualan.


(Vibizmanagement – Risk Management) – Jika suatu bisnis masuk ke dalam perdagangan internasional, maka tentunya mereka terekspos terhadap risiko valuta asing. Risiko ini terdiri dari beberapa macam, dan masing-masing punya strategi tersendiri untuk mengelolanya.


Pada umumnya, Terdapat tiga jenis exposure valuta asing, diantaranya: 1) transaction exposure;


2) operating exposure; dan 3) translation exposure.


Untuk mengatasi exposure yang disebabkan oleh mata uang asing, maka bisa dilakukan hedging. Hedging adalah suatu aktivitas lindung nilai dalam rangka mengantisipasi pergerakan mata uang asing. Manfaat dari hedging antara lain melindungi dari potensi kerugian valas, serta mengurangi variasi dari arus kas di masa depan. Perusahaan memperoleh suatu kepastian melalui hedging.


Menurut Eitman, beberapa aktivitas yang dapat mengakibatkan suatu transaction.


exposure diantaranya adalah:


1. Membeli/menjual dalam kredit dengan harga dalam valas.


2. meminjam/ memberi pinjaman, dengan sistem pelunasan menggunakan valas.


3. masuk ke dalam kontrak forward valas.


4. memperoleh asset atau liabilities dalam valas.


Seperti yang telah diungkapkan diatas, ketika perusahaan menghadapi transaction exposure, ia mempunyai dua opsi, yakni hedging atau tidak. Seandainya perusahaan tidak mau melakukan hedging, maka opsi yang dimilikinya untuk meminimalisir risiko valas adalah:


1. mentransfer risiko tersebut terhadap pihak lain. Misalnya, perusahaan Indonesia mengenakan harga jual produk ekspornya ke AS dalam Rupiah, bukannya Dollar. Sehingga, pihak lawan (importir AS) yang terekspos terhadap pergerakan mata uang Rupiah.


2. meminta pelunasan cepat. Risiko mata uang asing dapat diminimalisir jika perusahaan meminta pelunasan secepatnya, sehingga bisa menggunakan nilai mata uang spot.


3. melakukan netting. Ini biasanya dilakukan oleh perusahaan MNC yang punya banyak cabang dan melakukan banyak transaksi valas. Yang dilakukan adalah mengkonsolidasikan seluruh posisi mata uang asing dalam satu negara, dan dihitung net-nya dari transaksi-transaksi yang terjadi dengan pihak lain.


Demikian jika perusahaan memilih untuk tidak melakukan hedging. Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan jika perusahaan memutuskan untuk mengambil posisi hedging?


(Vibizmanagement – Risk) – Teknik-teknik hedging yang pada umumnya digunakan.


untuk mengatasi transaction exposure antara lain adalah:


Cara yang paling sederhana dalam menghilangkan transaction exposure adalah dengan melakukan forward hedge. Forward hedge memungkinkan perusahaan untuk mematok nilai valas untuk masa depan, yang sudah ditentukan sejak hari ini. Kontrak forward pada umumnya dilakukan dengan pihak bank sebagai counterparty.


Misalnya, sebuah perusahaan AS mengekspor ke Eropa, dan akan menerima pembayaran sebesar €50,000 dalam 90 hari ke depan. Spot rate saat ini adalah $1.3950/€, sementara 3-month forward rate adalah $1.3840/€. Dengan melakukan forward hedge, maka dalam 3 bulan mendatang perusahaan AS akan menerima €50,000 dan menukarkannya pada rate $1.3840/€, dan menerima $62,900.


Meskipun lebih kecil dari perkiraan $69,750 tanpa hedging, namun dengan melakukan forward hedge berarti mengeliminasi transaction exposure. Tanpa melakukan hedging, maka perusahaan terekspos oleh risiko pergerakan mata uang asing, bisa gain ataupun loss.


Keunggulan menggunakan forward yakni seandainya rate forward memprediksi.


spot rate di masa depan dengan tepat, maka real cost of hedging adalah nol.


Kekurangan dari forward hedge antara lain adalah bisnis kecil kadang tidak dapat mengaksesnya, karena bank terekspos risiko bahwa perusahaan tidak memenuhi kontrak forward tersebut. Perusahaan yang creditworthinessnya kurang baik juga bisa ditolak oleh bank. Sehingga, salah satu opsi lainnya yakni dengan melakukan futures hedge.


Konsep dalam forward dan futures hedge pada dasarnya sama, yang berbeda adalah mekanismenya. Jika forward maka counterparty adalah bank, maka dalam futures mekanismenya adalah menggunakan kelemahan dari metode ini adalah penggunaan marked to market, sehingga dalam pergerakan harian bisa tercipta gain ataupun loss, dan jika margin tidak cukup kuat, maka bisa terkena call margin.


Money market hedge.


Hedging di pasar uang yakni aktivitas lindung nilai untuk utang maupun piutang di.


masa depan, dengan cara mengambil posisi di pasar uang. Money market hedge meliputi aktivitas meminjam dan berinvestasi dengan mata uang yang berbeda.


Misalnya, jika sebuah perusahaan punya piutang sebanyak $100,000, maka terekspos risiko jika nantinya Dollar melemah terhadap Rupiah. Untuk mengeliminasi risiko tersebut, maka perusahaan bisa mengambil pinjaman dalam Dollar, menukarnya ke Rupiah, kemudian berinvestasi pada pasar uang. Selanjutnya hasil pembayaran piutang tersebut akan digunakan untuk melunasi pinjaman.


Hedging menggunakan option yakni dengan menggunakan hak beli atau hak jual sejumlah mata uang asing pada tingkat harga tertentu untuk melakukan lindung nilai. Hedging options memungkinkan perusahaan untuk melindungi risiko pergerakan mata uang asing yang tidak diharapkan, juga memungkinkan perusahaan untuk menangguk untung.


Berikut ini adalah ringkasan dari strategi hedging transaction exposure.